7 Tahun Mengenang Tsunami Di Aceh

ACEH : Mengenang 7 Tahun Tsunami Aceh -



Tsunami yang melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 menjadi peristiwa yang tidak akan terlupakan bagi masyarakat Aceh. Setiap tahun pada 26 Desember, masyarakat Aceh memperingati bencana tsunami dengan menggelar zikir dan doa bersama, sebagian besar masyarakat yang keluarganya menjadi korban bencana tersebut juga berziarah ke makam massal korban tsunami.


Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kawasan yang paling parah dari dampak bencana tsunami yang meluluh lantahkan Aceh 26 Desember 2004 lalu, atau tepatnya 7 tahun silam. Ribuan masyarakat dari berbagai sudut kota hari ini memadati lapangan golf yang berada di kecamatan itu untuk menghadiri acara doa bersama dan renungan untuk memperingati peristiwa yang membuat Indonesia menangis itu. Ribuan pegawai negeri sipil, pelajar, mahasiswa, santri serta masyarakat tumpah ruah dan larut dalam doa dan zikir bersama ini, dipimpin oleh Ustad Muhammad Arifin Ilham.

Dalam peringatan tsunami tahun ini para tamu dan undangan dari Jepang menyediakan kertas berwarna kuning, dimana para tamu dan peserta acara dapat bebas menuliskan pesan dan kesan mereka tentang hikmah tsunami di Aceh. "Proyek Bunga Masa Depan Aceh" atau dalam bahasa Jepang disebut "Shinsai Mirai No Hana" ditujukan kepada masyarakat Aceh untuk menuliskan pesan penyemangat ataupun pengalaman tentang gempa dan tsunami di Aceh yang nantinya pesan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat Jepang timur yang mengalami gempa dan tsunami Maret 2011 silam.


Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dalam sambutannya mengatakan sulit melupakan peristiwa tsunami tujuh tahun lalu. "Peristiwa itu tidak hanya menghancurkan sarana dan prasarana yang ada, tapi juga merusak sendi kehidupan masyarakat.Karena itu, Gubernur Aceh mengajak seluruh masyarakat untuk terus bangkit dan memberdayakan diri membangun ekonomi, membangun Aceh yang lebih baik ke depan.

Di Nagan Raya, Wakil Gubernur Aceh,Muhammad Nazar mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan konflik masa lalu dan musibah tsunami sebagai pengalaman dan pengetahuan yang mencerdaskan, menyelamatkan, dan menyejahterakan masyarakat ke depan. Jangan sampai masyarakat Aceh dikatakan telah menjadi orang-orang yang keras hati dan rasa, tidak mempan dengan peringatan Allah melalui konflik dan tsunami.


Sementara itu di berapa lokasi lain masyarakat melakukan doa bersama di mesjid-mesjid dan melakukan ziarah ke makam korban tsunami. Selain berdoa bersama di beberapa lokasi warga Aceh juga mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai bentuk berkabung. Tsunami Aceh tujuh tahun lalu menyebabkan sekitar 200 ribu orang meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.(tempo.co/waspada)

Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak