Haruskah Selalu Mengalah pada Pasangan?

Haruskah Selalu Mengalah pada Pasangan?

Biasanya salah satu solusi paling sering dilakukan pasangan yang sedang konflik , ialah bersikap mengalah pada pasangan. Mengalah itu memang baik untuk meredakan konflik. Namun perlu disadari,   tak selamanya bersikap mengalah akan berdampak baik pada hubungan yang tengah dijalani. Mengapa?

“Karena setiap individu memiliki keunikan dan perbedaan antar satu individu dengan yang lain. Baik perbedaan dalam memandang suatu persoalan, pengalaman, karakter, latar belakang pendidikan, pola asuh dan sebagainya. Oleh karena itu, terjadinya konflik karena perbedaan tersebut memang tidak dapat dihindari, terutama saat berhadapan dengan pasangan yang mempunyai hubungan karena intensif,” demikian penuturan psikolog Adinda Tri Wardhani, M.Psi.

Hal-hal seperti itulah yang bisa sering kali memicu suatu konflik di kemudian hari. “Adakalanya ketika berhadapan dengan situasi tersebut, akan muncul tekanan dan mendorong seseorang untuk memaksakan pendapat atau keinginannya pada pasangan. Jika suasana semakin tidak terkendali dan penuh emosi negatif, bisa saja sikap mengalah kadangkala dibutuhkan. Ini agar konflik, tidak semakin meruncing dan bisa mencegah tindakan-tindakan yang kurang baik,” jelas Adinda.

Secara umum, pada dasarnya mengalah berarti menekan keinginan seseorang terhadap orang lain. Ini sebagai upaya mengedepankan rasionalitas dalam memahami situasi yang ada. Ketika kita melihat situasi tidak memungkinkan untuk memenuhi keinginan, atau jika dipaksakan akan menimbulkan dampak negatif, maka sebagai bentuk "defens mechanism" kita memilih jalan untuk mengalah dan membiarkan orang lain yang memenangkan konflik.

Orang yang mengalah, pada dasarnya memiliki pengendalian diri yang baik. Ia mampu menekan keinginannya dan menyesuaikan diri dengan tuntutan situasi yang ada. Orang yang mudah mengalah, kepada pasangan biasanya orang yang tidak menyukai atau bahkan ‘takut’ pada konflik, sehingga berusaha menekan keinginannya.

“Namun begitu, di sisi lain, secara umum, orang yang mudah mengalah pada pasangan, pada dasarnya bisa dikatakan orang yang tidak memiliki kepercayaan diri. Ia merasa tidak perlu untuk memperjuangkan keinginannya pada pasangan,” kata Adinda.

Mengetahui Dampaknya

Sesuatu yang berlebihan tentu saja tidak baik. Begitu pula, jika Anda selalu mengandalkan sikap mengalah pada pasangan, untuk meredam emosi atau konflik yang sedang terjadi.

Bila cara ini selalu Anda terapkan untuk menghentikan konflik yang ada, biasanya dampak yang akan ditimbulkan ialah konflik justru akan lebih sulit diselesaikan. Terlebih jika sikap mengalah ini dilakukan oleh satu pihak saja. Hal itu bisa berakibat pada hubungan yang tidak berjalan seimbang.


Sementara itu dampak negatif dari sikap mengalah yang berlebihan, akan menimbulkan beberapa hal berikut ini, antara lain :

Adanya hubungan atau posisi yang tidak seimbang dengan pasangannya. Secara tidak sadar, si ‘pengalah’ telah memposisikan dirinya lebih rendah dari pasangan dan membiarkan pasangan mendominasi dirinya dalam setiap perbedaan. Hal ini akan berkembang menjadi hubungan yang tidak sehat antara si ‘pengalah’ dengan pasangannya.

Perkembangan emosi antara si ‘pengalah’ dengan pasangan. “Di satu sisi si ‘pengalah’ yang seringkali memendam keinginannya akan menjadi depresi dan mudah mengalami emosi yang negatif. Hal ini dapat tersalurkan dalam bentuk perilaku negatif kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri,” ujar Adinda. Contohnya ialah gelisah, tidak bisa tidur, mudah menangis atau melampiaskan kekesalannya pada pihak lain seperti anak.

Di sisi lain, si ‘pemenang’ yang selalu memenangkan konflik dengan pasangan akan menganggap dirinya yang paling benar, paling tahu dan cenderung meremehkan pasangan. Hal ini akan berkembang menjadi sikap yang sulit mendapatkan masukan, mau menang sendiri, dan cenderung memaksakan kehendaknya dalam setiap kesempatan.

3 Comments

Entah saya harus berkata apa. Tulisan ini ada benarnya, meski ada beberapa hal yang bertentangan dengan pemikiran saya.

Saya adalah orang yang lebih memilih mengalah atau bahkan "mundur" dari sebuah perjuangan. Namun di sisi lain rasa mengalah saya justru membuat si "pemenang" (refers to writer's) merasa tersakiti karena sikap saya yang menjadi dingin dan lebih memilih menghindari pembicaraan. Saat itu seperti ini sangat rentan membuat hubungan saya semakin memburuk. Bahkan seolah bom waktu, emosi yang dipendam dapat memuncak pada saatnya dan semakin membuat kehidupan saya terpuruk.
Sampai saat ini saya merasa hubungan saya pun belum berjalan seperti yang saya harapkan.
Semoga ada hikmah positif yang bisa saya peroleh suatu saat nanti

Reply

Asslamualaikum....
saya hanya sebagai perantara untuk menyampaikan tentang dana ghaib diperoleh melalui media doa-doa dzikir khusus bersama anak-anak yatim/piatu dan muda/mudi pesantren sehingga jauh dari hal-hal klenik/mistik yang tentunya dilarang oleh Agama.
PROGRAM PENARIKAN DANA GHOIB 1/2 HARI CAIR

Tingkat 3 = Untuk Hasil 500 Juta, Mahar Ikhlas Rp.1,500,000

Tingkat 2 = Untuk Hasil 1 Milyar, Mahar Ikhlas Rp.2,700,000

Tingkat 1 = Untuk Hasil 2 Milyar, Mahar Ikhlas Rp.4,500,000

Tingkat Keramat ( Khodam Jin Kaya Raya ) =Rp.5,700,000

insyallah akan sukses jika anda mau mengambil keputusan untuk mengikuti program ini. ingat bahwa kita yang menjalakan tapi allah yang akan menentukan hasilnya.
JIKA TEMAN TEMAN BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH AKAN BERHASIL, SAYA SENDIRI SUDAH BUKTIKAN ALHAMDULILLAH BERHASIL. JIKA ANDA BERMINAT SILAHKAN HUBUNGI (AKI WALI SENTONO) DI 0823-9369-4699 Terima Kasih
INFO Lebih Jelas>>=> KLIK PESUGIHAN DANA GAIB

Reply

Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak