PENGERTIAN Dan Jenis MAKALAH ATAU ARTIKEL

Sebuah tulisan yang baik sekalipun jika tidak disosialisasikan kepada khalayak umum, akan memiliki nilai yang rendah. Mengapa? Pertama, tulisan tersebut tidak memiliki nilai kegunaan bagi orang lain. Kedua, nilai “terpendam” tulisan tersebut akan menjadi usang jika telah melalui kurun waktu tertentu, baik karena kehilangan momentumnya maupun karena manfaatnya telah banyak dikenal atau dilakukan orang lain.


Saat ini jabatan guru merupakan jabatan profesional. Guru tidak lagi hanya mengajar tetapi juga meneliti, membuat karya inovatif dan menulis. Guru harus terus belajar agar kemampuan mengajar menjadi lebih baik dan lebih profesional. Belajar dapat dilakukan secara mandiri dengan membaca buku atau belajar bersama melalui mengikuti diklat, menempuh pendidikan ke jenjang lebih tinggi, mengikuti seminar, menerbitkan tulisan, berdiskusi dan sebagainya. Dalam proses guru belajar dan mengajar inilah, guru dapat membagikan pengalaman dan pengetahuannya pada orang lain (teman sejawat) melalui tulisan. Salah satu cara guru menunjukkan kepakarannya di bidang pendidikan dan pengajaran adalah melalui karya tulis ilmiah.

Sebuah tulisan yang baik sekalipun jika tidak disosialisasikan kepada khalayak umum, akan memiliki nilai yang rendah. Mengapa? Pertama, tulisan tersebut tidak memiliki nilai kegunaan bagi orang lain. Kedua, nilai “terpendam” tulisan tersebut akan menjadi usang jika telah melalui kurun waktu tertentu, baik karena kehilangan momentumnya maupun karena manfaatnya telah banyak dikenal atau dilakukan orang lain.

Oleh karena itu, publikasi merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah karya tulis ilmiah. Dengan publikasi maka selain ide atau gagasan tersebut dapat tersampaikan kepada khalayak ramai untuk mendapatkan pengakuan, juga berguna untuk mendapatkan umpan balik baik saran, kritik, maupun pendapat yang berguna untuk perbaikan dan penulisan

Jenis KTI yang terkait dengan publikasi antara lain makalah atau artikel. Dalam Bahasa Inggris biasanya tidak dibedakan dan disebut dengan paper. Dalam tulisan ini, makalah diistilahkan untuk paper yang dipresentasikan pada suatu forum atau pertemuan ilmiah , sementara artikel digunakan sebagai istilah untuk paper yang diterbitkan pada suatu berkala ilmiah atau ilmiah populer.


Makalah atau artikel berturut-turut merupakan karya tulis ilmiah yang dipresentasikan pada suatu forum ilmiah atau diterbitkan pada suatu berkala ilmiah. Secara umum, makalah atau artikel dapat dibedakan ke dalam dua jenis: hasil penelitian, dan hasil kajian/telaah

A. Makalah atau Artikel Hasil Penelitian

Bagian-bagian makalah atau artikel hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Perbedaannya dengan laporan penelitian, pada makalah/artikel bagian-bagian ini bisa bergabung misal kajian pustaka dan metodologi dijadikan satu, juga pada artikel disajikan dalam versi yang lebih singkat. Bagian penutup digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian (dan saran, jika ada). Terakhir ditutup dengan Daftar Isi.

B. Makalah atau Artikel Hasil Kajian Ilmiah (Studi Kepustakaan)

Makalah/artikel hasil kajian ilmiah adalah makalah/artikel yang isinya bukan merupakan hasil penelitian dalam pengertian tidak ada penggunaan sampel & populasi, jadi hanya merupakan kajian kepustakaan. Namun demikian, struktur penulisan makalah/artikel hasil kajian mirip dengan makalah/artikel hasil penelitian, jadi pada makalah/artikel hasil kajian tetap ada masalah dan metodologi pemecahannya.

Makalah hasil kajian ilmiah dapat dipandang sebagai kajian pra penelitian karena sifatnya yang teoretik bukan empirik. Namun demikian, makalah kajian pustaka dapat merujuk pada hasil penelitian orang lain dimana hasil penelitian orang lain tersebut dipandang sebagai landasan teoretik.

Selain dibedakan atas hasil penelitian dan hasil kajian, makalah/artikel juga dapat dibedakan berdasarkan keketatan struktur dan kebahasaannya, yaitu:

a. Ilmiah (non-populer)

Jenis makalah/artikel ini menuntut tata tulis, bahasa, dan kedalaman kajian yang cukupketat. Jenis ini biasanya dipresentasikan pada seminar nasional atau internasional oleh lembaga yang resmi, muncul dalam prosiding seminar atau diterbitkan pada jurnal- jurnal ilmiah yang memiliki struktur dan format penulisan tertentu yang harus diikuti. Antara jurnal yang satu dengan jurnal yang lain, memiliki struktur dan format penulisan yang mungkin berbeda-beda tetapi memiliki satu kesamaan: adanya struktur dan format penulisan yang harus diikuti. Berdasarkan strukturnya, maka perbedaan jenis makalah/artikel ini dengan yang lain terletak pada antara lain adanya bagian abstrak/sari (abstract), kata kunci (keywords), dan nomor klasifikasi topik kajian (bergantung pada disiplin ilmu tertentu).

b. Ilmiah Populer

Makalah/artikel ilmiah populer adalah tulisan ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer/umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. Secara umum, makalah/artikel ilmiah populer juga memuat tiga komponen, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup, namun tidak terikat aturan yang ketat. Bagian pendahuluan dan bagian penutup pun dapat ada, dapat pula tidak. Sebagai tulisan ilmiah, bagian daftar pustaka harus ada. Satu hal yang pasti, tulisan itu tidak meninggalkan kaidah penulisan ilmiah, topik dalam ruang lingkup kajian ilmiah, dan memerlukan sikap ilmiah.

3. KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR PENULISAN MAKALAH/ARTIKEL YANG BAIK

A. Karakteristik Makalah/Artikel yang baik

Makalah/artikel yang baik juga harus mengikuti karakteristik KTI yang baik. Selebihnya, suatu makalah/artikel sebaiknya mengikuti beberapa ciri sebagai berikut:
  • Menyesuaikan dengan struktur penulisan paper, yang secara umum bersifat ringkas, “to the point”, dan lugas. Berbeda dengan penulisan buku atau laporan penelitian yang cenderung harus lengkap dan detail.
  • Menyesuaikan dengan format yang ada di sebuah forum ilmiah atau berkala ilmiah.
  • Menyesuaikan dengan bidang keilmuan suatu foum ilmiah atau berkala ilmiah. Dengan mengikuti ketentuan penulisan, maka naskah kita menjadi layak untuk diterbitkan (untuk lolos tidaknya bergantung pada dewan redaksi suatu berkala).
B. Struktur Penulisan Makalah/Artikel Yang Baik

Struktur penulisan makalah/artikel berbeda dengan penulisan bentuk buku. Daftar isi, daftar tabel, daftar simbol, daftar kata, lampiran, kata pengantar, halaman peruntukan, kata sambutan, struktur bab, serta kover tidak diperlukan dalam penulisan sebuah paper.

Secara umum, struktur paper dibagi ke dalam 3 bagian:

Bagian pendahuluan

Bagian ini memuat latar belakang atau alasan penulisan topik yang dipilih. Diungkapkan urgensinya dan perbedaannya dengan topik pada KTI yang lain. Ditulis pula secara singkat metodologi dalam penelitian atau pengkajian yang telah ditempuh. Penulisan metodologi ini harus singkat dan jelas, tidak perlu bertele-tele, apalagi menggunakan judul atau subbab tersendiri (seperti pada laporan penelitian). Bagian yang perlu diutarakan adalah metode penelitian/pengkajiannya, sampel dan populasi (untuk penelitian), metode statistiknya (untuk penelitian), serta permasalahan penelitian/ pengkajian. Bagian pendahuluan tidak perlu dibuat dengan beberapa subjudul, bahkan beberapa tipe makalah/artikel tidak mencantumkan judul “pendahuluan”.

Bagian pembahasan

Bagian ini merupakan bagian yang paling penting karena memuat ide atau gagasan “baru” dari penulis. Pada tahap awal disampaikan hasil-hasil dari penelitian, lalu disusul dengan analisis atau pembahasannya. Sementara untuk bentuk kajian literatur disampaikan lansung pembahasannya. Pada bagian ini dimungkinkan dibagi-bagi ke dalam beberapa subjudul, sesuai dengan bobot pembahasan dan kepentingan subjudul tersebut.

Bagian kesimpulan

Bagian ini tidak mengungkapkan sesuatu yang baru, hanya memuat ikhtisar dari pembahasan yang disampaikan sebelumnya. Hal-hal lain yang mungkin ada adalah implikasi dari temuan yang telah disampaikan dan/atau berupa rekomendasi untuk pihak- pihak tertentu terkait kesimpulan tersebut. Jika tanpa bagian implikasi atau rekomendasi, maka bagian kesimpulan tidak perlu dibut sub-subjudul.

4. PENGEMBANGAN TOPIK DAN MASALAH PAPER

Setiap pemilihan topik penulisan artikel selalu dilandasi oleh 2 hal: ketertarikan (interes) dan keahlian (competency). Jika kita ingin sekali menulis tentang suatu topik tetapi tidak memiliki kompetensi terkait dengan topik tersebut, maka akan cukup memakan waktu karena harus “belajar” terlebih dahulu, sebaliknya bila kita merasa memahami atau memiliki kompetensi pada suatu topik tetapi tidak memiliki ketertarikan maka juga akan menghambat dalam penulisan. Jadi, sebaiknya untuk menetapkan topik suatu tulisan, dipilih yang paling menarik bagi Anda sekaligus memiliki pemahaman yang cukup terhadap topik tersebut.


Walaupun demikian, karena informasi sudah tersebar sangat masif di dunia maya, maka terkadang kita dapat “mengabaikan” kompetensi tersebut, dalam pengertian jika kita merasa belum begitu kompeten maka kita dapat mempelajarinya dengan cepat. Caranya? Gunakanlah informasi dengan cara yang selektif dari “melimpahnya” informasi yang relevan di dunia maya (internet).

Selain itu, untuk menemukan topik-topik yang menarik dan layak untuk ditulis, maka kegiatan menelusuri dan membaca artikel-artikel orang lain akan sangat berguna. Sumber informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi penulisan, selain itu dari paper-paper tersebut kita juga dapat menemukan sesuatu yang “baru” yang belum ditulis atau terlupakan dalam paper tersebut.

Dalam pemilihan judul makalah/artikel sebaiknya memenuhi kriteria berikut ini.
  1. Judul paper menarik, ringkas, dan informatif.
  2. Topik yang dipilih penting atau “up to date”.
  3. Judul memiliki ruang lingkup yang cukup, tapi jangan terlalu luas.
Contoh
  • Miskonsepsi Siswa SMP pada Pokok Bahasan Kesebangunan dan Kekongruenan.
  • Kemampuan Siswa SMA dalam Mengaplikasikan Konsep Limit dan Turunan.
  • Permasalahan Mendasar dalam Implementasi Kurikulum 2013 (belajar dari pengalaman penulis di SD Melimpah)
Contoh yang kurang baik.
  • Pembelajaran Matematika SMP (terlalu luas, kurang spesifik, kurang menarik)
  • Metakognitif Belajar Matematika (kurang spesifik)
  • Masalah Pembelajaran Sifat Non-Komutatif pada Konsep Matriks di Kelas XI pada SMAN 12 Kecamatan Bulan Kabupaten Matahari Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Analisis Pekerjaan Tugas (terlalu panjang, terlalu spesifik)
Refleksi dari pengalaman mengajar dapat memunculkan ide penelitian atau ide tulisan. Untuk membantu dalam mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran, panduan berikut ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif.

Identifikasikan permasalahan dalam pembelajaran berdasarkan beberapa aspek yang Anda tentukan sendiri, misalnya aspek strategi pembelajaran, aspek pemanfaatan media, aspek motivasi siswa, aspek karakteristik materi ajar dan sebagainya. Kemudian, buatlah daftar permasalahan berdasarkan aspek-aspek tersebut.
Berikut adalah contoh permasalahan dalam pembelajaran yang diadaptasi dari Paket Pembelajaran BERMUTU (Wardhani, dkk, 2008).


ASPEK CONTOH MASALAH
Pengembangan
Kurikulum


  • Guru kurang terampil mengembangkan silabus, RPP yang mencerminkan PAKEM dan mudah diterapkan
  • Guru kurang paham mengembangkan indikator pencapaian kompetensi yang sesuai untuk siswanya
  • Guru kesulitan dalam memilih dan menggunakan metode atau media yang sesuai dengan materi ajar
  • Guru belum memahami hakikat tujuan mata pelajaran matematika
  • Guru kurang terampil mengembangkan instrumen penilaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan mata pelajaran matematika
  • Guru kurang terbiasa membuat pedoman penilaian hasil belajar yang mengakomodasi variasi cara berpikir siswa
Penguatan Materi

  • Siswa belum terampil melakukan operasi bilangan bulat
  • Siswa tidak terampil menyelesaikan soal berbentuk cerita
  • Siswa tidak terampil melakukan operasi bentuk aljabar
  • Siswa kurang kuat pemahamannya tentang konsep dan rumus matematika
  • Siswa kurang mampu menerapkan pemahaman konsep matematika ke pemecahan masalah
  • Siswa kurang mampu memberikan alasan jawaban yang runtut dan logis
Praktik Mengajar

  • Siswa pasif
  • Siswa kurang lancar mengkomunikasikan pemikirannya
  • Siswa sulit memahami persoalan yang berbeda dengan contoh dari guru
  • Siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran


Berdasarkan daftar masalah tersebut, buatlah daftar ide tulisan sebagai solusi dari permasalahan atau penjelasan atas permasalahan tersebut. Perhatikan contoh berikut ini.


ASPEK IDE TULISAN
Pengembangan
Kurikulum


  • Pengembangan RPP untuk mata pelajaran matematika
  • Penggunaan metode atau media pembelajaran matematika
  • Hakikat tujuan mata pelajaran matematika
  • Pengembangan instrumen penilaian hasil belajar
  • Pedoman penilaian hasil belajar yang mengakomodasi variasi cara berpikir siswa
Penguatan Materi

  • Penyelesaian soal berbentuk cerita
  • Penyelesaian soal operasi bentuk aljabar, operasi bilangan bulat
  • Konsep dan rumus matematika
  • Pemecahan masalah matematika
  • Komunikasi Matematis
Praktik Mengajar

  • Strategi pembelajaran matematika
  • Motivasi belajar/minat belajar matematika


Ide tulisan dapat berupa tema atau topik yang masih agak umum atau luas cakupannya. Untuk itu perlu dipertajam apa fokus permasalahan yang akan ditulis sehingga diperoleh judul. Jika judul tidak spesifik maka Anda akan mengalami kesulitan dalam menyusun tulisannya.

Selain contoh cara mengidentifikasi permasalahan seperti di atas, Anda dapat memperoleh ide tulisan dari hal-hal yang menarik perhatian Anda. Tulisan yang berdasarkan ketertarikan akan mendorong Anda untuk lebih produktif dan kreatif untuk mewujudkannya dalam suatu makalah. Namun jika Anda masih kesulitan dalam mencari ide, maka refleksi pembelajaran dan identifikasi dalam beberapa aspek dapat membantu dalam menemukan ide tulisan yang menarik.

5. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN MAKALAH

Setelah mendapat ide tulisan, bagaimana langkah selanjutnya agar ide tersebut berkembang menjadi makalah atau artikel?

Langkah pertama yang paling strategis adalah mengembangkan ide tulisan tersebut menjadi kerangka makalah. Kerangka makalah akan menjadi panduan Anda dalam mengembangkan tulisan, sama halnya dengan membuat denah rumah sebelum Anda membangun rumahnya.

Langkah-langkah menyusun kerangka makalah menurut Mahmudi (2013:38) adalah sebagai

1. Menentukan tema karya tulis

Contoh
Tema: Media Pembelajaran untuk topik bangun ruang sisi lengkung
Berdasarkan tema tersebut, Anda dapat menentukan fokus media pembelajarannya misalnya menggunakan program animasi. Dengan demikian, Anda dapat memformulasikan judulnya, sebagai berikut.
Judul: Penggunaan Program Animasi …. untuk Pokok Bahasan Kerucut

2. Mendaftar gagasan atau hal-hal yang akan dikembangkan dalam tulisan
Contoh
a. Kesulitan siswa dalam mengabstraksikan kerucut
b. Manfaat penggunaan visualisasi yang dapat dimanipulasi siswa
c. Keunggulan dan kelemahan program animasi ….
d. Cara penggunaan program animasi … untuk pembelajaran topik kerucut

3. Mendaftar hal-hal yang harus ditulis dalam karya tulis dengan menjabarkan dari daftar gagasan (hasil langkah ke-2)
Contoh
a. Kesulitan siswa dalam mengabstraksikan kerucut
Untuk menjelaskan apakah siswa mengalami kesulitan dalam materi ini maka Anda perlu menyebutkan data nilai ulangan siswa pada pokok bahasan kerucut. Kemudian Anda juga perlu menjelaskan mengapa nilai ulangan tersebut tidak memuaskan misalnya dengan menjelaskan bahwa pembelajaran kerucut menggunakan gambar dua dimensi menyebabkan siswa sulit memahami.
b. Manfaat penggunaan visualisasi yang dapat dimanipulasi siswa

Untuk menjelaskan manfaat penggunaan visualisasi dalam pembelajaran kerucut, Anda harus menulis tentang siswa menyukai belajar dengan komputer sehingga pembelajaran kerucut dengan program animasi …. akan menarik minat siswa. Selain itu, Anda perlu menjelaskan bahwa siswa lebih mudah membayangkan kerucut dalam bentuk gambar tiga dimensi yang dapat digerakkan/bergerak dibanding hanya membayangkannya dalam bentuk gambar dua dimensi.

4. menyusun kerangka tulisan (outline) dengan membuat subjudul berdasarkan daftar gagasan (hasil langkah ke-2)

Kerangka makalah berguna dalam memandu tulisan agar lebih fokus dan tuntas pembahasannya. Meskipun demikian, ide tulisan dapat berkembang pada saat menulis.

F. Gaya Penulisan dan Daftar Pustaka

Terdapat banyak kaidah gaya penulisan dan cuplikan pustaka, lebih-lebih bila diterbitkan oleh suatu berkala ilmiah. Namun, ada beberapa kaidah penulisan daftar pustaka yang banyak diacu di dunia penulisan KTI, antara lain dari APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association of America), CMS (Chicago Manual of Style), ASA (American Sociological Association), dan Harvard Referencing.

Selain komponen dalam pustaka, juga terdapat beberapa aturan gaya huruf (tebal, miring, atau bergaris) tergantung pada jenis kaidah penulisan daftar pustaka yang diacu. Secara umum, terdapat beberapa aturan dasar dalam menulis pustaka dalam daftar pustaka. Untuk setiap jenis pustaka maka sekurang-kurangnya memenuhi beberapa komponen sebagai
  • Buku: nama penulis, judul buku, nama penerbit, tahun terbit.
  • Jurnal atau berkala ilmiah: nama penulis, judul artikel, tahun publikasi, halaman letak artikel pada berkala.
  • Surat kabar atau majalah: nama penulis, judul artikel, nama surat kabar atau majalah, tanggal publikasi, judul kolom/rubrik dan nomor halaman.
  • Website: nama penulis, judul artikel, url (lengkap), dan tanggal diakses.
  • Makalah pertemuan ilmiah: nama penulis, judul makalah, nama pertemuan ilmiah, tanggal pelaksanaan, nama penyelenggara.
Daftar Pustaka/Bacaan

Mahmudi. (2013). Penuntun penulisan karangan ilmiah untuk mahasiswa, guru dan umum (Editor: Ngalimun). Yogyakarta: Aswaja pressindo.
Mien A. Rifai. 1997. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suharjono. 2006. Peningkatan Karir Tenaga Kependidikan, khususnya dalam hal pembuatan Karya Tulis Ilmiah sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi. Makalah yang disajikan dalam Temu Konsultasi dalam rangka Koordinasi dan Pembinaan Kepegawaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas di Griya Astuti, Nopember 2006.
Suhardjono. 2009. Tanya Jawab di Sekitar Karya Tulis Ilmiah dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Makalah bahan diskusi pada Rapat Koordinasi KTI Online, 17-20 Februari 2009, Hotel Sahid Surabaya.
Suhardjono, Suparno, Supardi, & Abdul Aziz Hoesein. (2011). Publikasi ilmiah dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru. Malang: Penerbit Cakrawala Indonesia.
Sumardyono. 2011. Karya Tulis Ilmiah. Bahan Ajar Diklat PPPPTK Matematika. Edisi revisi 3. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wardani, dkk. 2007. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardhani, S., Sapriadi, & Rosadi, T. 2008. Panduan Belajar Bagi Guru Matematika SMP Paket Pembelajaran BERMUTU, Dirjend PMPTK, Jakarta.

Foto Penghormatan Terakhir Dokter kepada Olga, Ternyata "Hoax"?

Foto Penghormatan Terakhir Dokter kepada Olga, Ternyata
Para penggemar almarhum pembawa acara dan artis komedi Olga Syahputra (32) ramai berkicau di Twitter. Mereka meminta klarifikasi dari pemilik akun @abangbily atas sebuah foto yang memperlihatkan sejumlah dokter tengah membungkuk untuk memberi penghormatan terakhir kepada jenazah di dalam sebuah peti.

Foto yang diunggah ke akun Twitter @abangbily itu diberi keterangan, "Penghormatan terakhir dokter RS Mount Elizabeth, untuk Kak Olga #RIPOlgaSyahputra #asisten". Foto tersebut diunggah pada 28 Maret 2015.

"@abangbily jangan ngawur, ini bukan foto Alm. Olga. http://www.infospesial.net/42481/foto-dokter-bungkukkan-badan-beri-penghormatan-terakhir-ke-jasad-bocah/ … pic.twitter.com/mon5z4lQSH," kicau ‏@fadieldito, yang mendapat enam retweet dan tiga favorite pada 29 Maret 2015.

‏"@abangbily @ComissarFoxtrot itu bukannya gambar copas ? Dokter di rumah sakit Cina," tulis @imanbr, Kamis (2/4/2015).

Para netizen itu meminta klarifikasi bukan tanpa alasan. Foto yang diunggah tepat pada hari pemulangan jenazah Olga dari Singapura ke Jakarta tersebut serupa dengan foto berita berjudul "Gift of Life from ‘Great Child’ Touches Nation by Yang Meiping", yang dimuat oleh ShanghaiDaily.com.

Dalam berita itu, untuk foto tersebut, ShanghaiDaily.com memberi keterangan bahwa para dokter memberi penghormatan terakhir kepada jenazah Liang Yaoyi, bocah 11 tahun yang sebelum mengalami koma memutuskan untuk menyumbangkan organ tubuhnya.

"Medics pay their respects to Liang Yaoyi, an 11-year-old who decided to donate his organs," tulis ShanghaiDaily.com melengkapi keterangan foto berita terkait pada 11 Juni 2014.

Ramai diberitakan oleh media lokal di Tiongkok, Liang Yaoyi ingin menyumbangkan organ tubuhnya untuk membantu sesama. Keinginannya itu menyentuh hati banyak pengguna internet di Tiongkok.

Sumber  http://aceh.tribunnews.com/2015/04/03/foto-penghormatan-terakhir-dokter-kepada-olga-ternyata-hoax

Manufacturing methods - How we prolong the life of your tires

There are two methods that can be used for tire retreading: hot retreading and cold retreading. Only carefully selected and properly inspected casings are used in either of these methods. The manufacturing process itself is also identical for both methods, up to the point of applying the tread material and performing the vulcanization.


During hot retreading, the process of applying the tread material is virtually identical to the production of a new tire.

The tread material is taken directly from the extruder and applied to the buffed casing. Afterwards the tread/casing assembly is cured in a vulcanization mold with the required tread pattern. The pattern on the tread is formed during the vulcanization process just as it is when a new tire is made.

Hot retreaded truck tires from Continental are retreaded from bead to bead. The main advantage of this principle is that the sidewalls are renewed, ensuring that the quality of the hot retreaded tire is comparable with that of a new tire.


Using the cold retreading method, a patterned and prevulcanized tread is applied to the buffed casing. This tread is placed, under constant tension, together with an unvulcanized bonding ply onto the buffed casing; pretensioning ensures already prior to vulcanization that the tread adapts optimally to the tire contour and guarantees that the parts are effectively bonded together while the tire is in the autoclave (curing chamber). Then the prepared tire is “packed” into a curing tube (envelope) and cured under pressure in the autoclave.



ECE Regulation No. 109 defines type approval standards in the production of retreaded pneumatic tires for commercial vehicles and their trailers. This regulation defines strict quality control measures that have been compulsory for retreaders since September 2006 to ensure high-quality retreaded tires.

Hari Ini, Gerhana Bulan di Wilayah Barat Dapat Disaksikan Pukul 19.03

Malam Ini, Umat Islam Diimbau Shalat Khusuf

Hari Ini  04 April 2015 Diperkirakan Seluruh Indonesia Bisa Menyaksikan Gerhana 'Blood Moon'
Warga Indonesia yang berada di bagian barat, (4/4) tepat pada pukul 19.03 WIB, dapat melihat gerhana bulan secara total.

"Puncak gerhana umbra 3 pada pukul 19.03 WIB," kata Kepala Observatorium Bosscha, Mahasena Putra, melalui pesan singkatnya kepada ROL, Jumat (3/4).

Seno, sapaan akrab Mahasena, menjelaskan, esok hari, bulan akan masuk ke penumbra (bayangan yang agak terang), pada pukul 16.01 WIB. Kemudian, masuk ke umbra (bayangan yang gelap), pada pukul 17.16 WIB.

Dalam kondisi itu, bulan berada di tengah umbra yakni pada pukul 19.03 WIB. Lalu, keluar dari umbra itu pada pukul 20.45 WIB. "Keluar penumbra pada pukul 21.49 WIB," tutur dia.

Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Jamaluddin mengatakan gerhana bulan yang akan terjadi pada Sabtu (4/4) besok, bisa disaksikan secara jelas di seluruh wilayah Indonesia.

"Bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Prinsipnya seluruh dunia yang menyaksikan purnama pada saat terjadi gerhana itu," ujar Thomas saat dihubungi Republika, Jumat (3/4).

Dia menjelaskan wilayah tengah dan timur Indonesia bisa mengamati seluruh proses gerhana bulan total atau yang sering disebut blood moon.
Sedangkan untuk wilayah Barat Indonesia menurut Thomas awal gerhana tidak teramati karena bulan belum terbit, tetapi pada fase gerhana bulan total bisa teramati.

Thomas menjelaskan di wilayah barat Indonesia gerhana bulan tersebut akan biasa teramati sejak magrib. Menurutnya gerhana bulan yang terjadi nanti tidak banyak berbeda dengan gerhana bulan sebelum-sebelumnya.

Pada Sabtu (4/4) 2015 akan terjadi gerhana bulan. Gerhana tersebut akan berlangsung mualai pukul 17.16 sampai 20. 45. Thomas menjelaskan bagi wilayah yang mengalami bulan purnama pada rentang waktu tersebut maka akan terjadi gerhana bulan.


Halaman: 1 2



Sinabung Kembali Meletus, BNPB Belum Terima Info Mutakhir

Badan Nasional Penanggulangan Bencana belum menerima data mutakhir terkait meletusnya kembali Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Senin (1/4) petang tadi. Letusan gunung merapi ini pun mengundang perhatian masyarakat di kabupaten Tanah Karo yang berada di sekitar kawasan Sinabung.

"Belum, belum ada laporan soal updatenya," kata Kepala Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada CNN Indonesia, (1/4) malam.


Dikabarkan Kantor Berita Antara kondisi terkini dari Bukit Gundaling, Karo, Sumatra Utara, melaporkan Gunung Sinabung kembali meletus dengan sedikitnya tiga kali terjadi erupsi. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatra Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu.

Erupsi itu tidak merenggut korban jiwa karena sejak awal meletusnya Sinabung, radius tiga kilometer telas disterilkan. Diharapkan, letusan tersebut tidak mencapai desa terdekat dengan radius lima kilometer

Seperti yang diketahui, gunung aktif ini pertama meletus sekitar bulan Agustus 2010 lalu. Terhitung sejak letusan itu, gunung merapi yang memiliki ketinggian sekitar 2.500 meter itu, aktivitasnya berlanjut sampai bulan April 2015.

Pengertian dan Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa (kumpulan kata) ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Jika diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. 

Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna walaupun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia. Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang lalu disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. 

Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035). 

Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958.

Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa masuknya ketentuan tentang lambang negara dan lagu kebangsaan kedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang melengkapi pengaturan tentang bendera negara dan bahasa negara yang telah ada sebelumnya adalah ikhtiar untuk memperkukuh kedudukan dan makna atribut kenegaraan ditengah kehidupan global dan hubungan internasional yang terus berubah.

Dengan kata lain, kendatipun atribut itu tampaknya simbolis, hal itu tetap penting, sebab menunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan internasional. Atribut kenegaraan itu menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa tidak terkecuali bangsa dan negara Indonesia.

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit

Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah Berbeda-beda tetapi Satu Itu. Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika adalah walaupun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan

Kata Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa walaupun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang mempunyai kebudayaan dan adat-istiadat yangmacam -macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu adalah suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman itu bukanlah adalah perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan lain-lain. 

Seperti di ketahui Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah mempunyai adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal itu terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga.

Sejarah dan latar belakang Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober seakan terkikis oleh waktu. Perubahan zaman yang mengarah pada modernisasi mengikis waktu yang dimana sejak akhir-akhir tahun belakangan ini justru tertinggal oleh goresan-goresan sejarah yang di makan oleh waktu.

Sumpah Pemuda adalah bukti otentik, dimana pada tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Maka dari itu, sudah menjadi sebuah keharusan bagi seluruh rakyat Indonesia memperingati 28 Oktober sebagai haris lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran bangsa Indonesia ini merupakan bukti dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan kolonialis pada masa itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada waktu itu membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli. Tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya, yaitu pada 17 Agustus 1945.

Sedangkan rumusan Sumpah Pemuda di tulis oleh Moehammad Yamin pada sebuah kertas, ketika Mr.Sunario sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Kemudian Sumpah tersebut dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan secara terperinci oleh Yamin.
Kongres Pemuda Indonesia ke-II

Gagasan penyelenggaraan Kongres Sumpah Pemuda ke-II berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), dimana sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan para pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan di bagi menjadi tiga kali rapat.

Rapat pertama

Sabtu 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (yang sekarang adalah Lapangan Banteng). Dalam sambutannya ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam setiap sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.

Rapat kedua

Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, serta juga harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus di didik secara demokratis.

Pada rapat penutup di Gedung Indonesische Clugebouw yang di jalan Kramat raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari gerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Para peserta dalam Kongres Sumpah Pemuda ke-II berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu. Seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamietan Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Diantara mereka hadir pula beberapa pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie. Namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiam hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Basweden, pemuda keturunan Arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda keturunan Arab.


Pada tanggal 28 Oktober 1928 bangunan di jalan Kramat Raya 106 adalah tempat dibacakannya Sumpah Pemuda. Lokasi tersebut adalah sebuah rumah pondokan yang dijadikan tempat untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.


Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedua
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Semangat Kekeluargaan dan Gotong Royong sebagai Bentuk Kerjasama dalam Masyarakat yang Beragam dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Dalam masyarakat kita dikenal sikap saling mengembangkan, saling mengasihi dan saling melindungi diantara warga masyarakat. Istilah Torang samua basudara di masyarakat Manado, semboyan silih asah, asih, dan asuh dalam masyarakat Jawa Barat merupakan contoh bagaimana nilai keluargaan dipelihara dalam masyarakat. Adanya nilai-nilai tersebut menimbulkan keakraban dan rasa dekat seperti layaknya keluarga dalam masyarakat.


1. Kekeluargaan sebagai Pola Hidup dan Kehidupan Masyarakat Indonesia

Kekeluargaan berasal dari kata keluarga yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Keluarga sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, kula artinya saya dan warga yang artinya orang disekitar kita. Keluarga memiliki makna orang yang masih sealiran darah dengan kita. Keluarga adalah satu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih orang yang dihubungkan oleh ikatan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi dan hidup/tinggal serumah atau mungkin tidak serumah.

Kekeluargaan didasarkan rasa kekeluargaan, seperti rasa saling menyayangi yang tinggi dan bertanggungjawab dalam mempertahankan nilai-nilai keluarga. Sikap kekeluargaan dalam masyarakat Indonesia bukan hanya didasarkan oleh ikatan darah. Sikap kekeluargaan sudah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dulu.


Dalam masyarakat kita dikenal sikap saling mengembangkan, saling mengasihi dan saling melindungi diantara warga masyarakat. Istilah Torang samua basudara di masyarakat Manado, semboyan silih asah, asih, dan asuh dalam masyarakat Jawa Barat merupakan contoh bagaimana nilai keluargaan dipelihara dalam masyarakat. Adanya nilai-nilai tersebut menimbulkan keakraban dan rasa dekat seperti layaknya keluarga dalam masyarakat.

2. Dinamika Gotong Royong dalam Masyarakat Indonesia

Semangat Kekeluargaan dan Gotong Royong sebagai Bentuk Kerjasama dalam Masyarakat yang Beragam dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Kerja bakti

Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.

Sifat gotong royong dan kekeluargaan di daerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti memperbaiki dan membersihkan jalan, atau membangun/ memperbaiki rumah. Sedangkan di daerah perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di RT/RW, di sekolah dan bahkan di kantor-kantor, misalnya pada saat memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbullah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan Nasional.

Prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan bernegara nampak dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan merupakan nilai-nilai Pancasila yang mendasari gotongroyong dalam kehidupan bernegara.

a. Gotong Royong dengan Hikmat Kebijaksanaan dan Permusyawaratan

Gotong royong dalam kehidupan sosial politik dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sejak dulu dalam kehidupan sosialnya sudah terbiasa hidup dalam suasana gotong royong. Masyarakat akan saling bantu dan hampir semua kepentingan masyarakat di desa dibangun oleh masyarakat itu sendiri secara bergotong royong.

Dalam kehidupan politik sila keempat Pancasila menempatkan begitu pentingnya nilai gotong royong dijadikan landasan kehidupan politik. Pancasila sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Perilaku politik harus didasari nilai hikmat, kebijaksanaan, permusyawaratan dan perwakilan. Hal itu semua merupakan bagian dari gotong royong.

Sila keempat Pancasila pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia akan terus memelihara dan mengembangkan semangat bermusyawarah dalam perwakilan. Bangsa Indonesia akan tetap memelihara dan mengembangkan kehidupan demokrasi. Bangsa Indonesia akan memelihara serta mengembangkan kearifan dan kebijaksanaan dalam bermusyawarah.

Permusyawaratan memancarkan kehendak untuk menghadirkan negara persatuan yang dapat mengatasi paham perseorangan dan golongan, sebagai pantulan dari semangat kekeluargaan dari pluralitas kebangsaan Indonesia dengan mengakui adanya “kesederajatan/persamaan dalam perbedaan”.

Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan/atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat, hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.

Hikmat kebijaksanaan merefleksikan tujuan sebagaimana dikehendaki oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat itu hendaknya didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan.

Dalam demokrasi permusyawaratan, suatu keputusan politik dikatakan benar jika memenuhi setidaknya empat prasyarat. Pertama, harus didasarkan pada asas rasionalisme dan keadilan bukan hanya berdasarkan subjektivitas dan kepentingan. 

Kedua, didedikasikan bagi kepentingan banyak orang, bukan demi kepentingan perseorangan dan golongan. 

Ketiga, berorientasi jauh ke depan, bukan demi kepentingan jangka pendek melalui akomodasi transaksional yang bersifat destruktif (toleransi negatif). 

Keempat, bersifat imparsial, dengan melibatkan dan mempertimbangkan pendapat semua pihak (minoritas terkecil sekalipun) secara inklusif, yang dapat menangkal dikte-dikte minoritas elite penguasa dan pengusaha serta klaim-klaim mayoritas. Sila Keempat ini juga merupakan suatu asas, bahwa tata pemerintahan Republik Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat, sebagaimana ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Atas dasar tersebut, disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan rakyat.

Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar lain tentang dinamika gotong royong.

b. Gotong Royong untuk Kesejahteraan

Dalam kehidupan ekonomi, Pasal 33 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesa tahun 1945 menyatakan “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Hal ini berarti dalam kegiatan usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil

Selanjutnya Pasal 33 ayat (2) dan (3) menyatakan :

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat (2) dan (3) diatas menegaskan bahwa perekonomian di Indonesia sebesar-besarnya ditujukan untuk kemakmuran rakyat.

Badan usaha atau lembaga ekonomi yang dibentuk untuk melaksanakan pasal 33 UUD 1945 yaitu:
a. Koperasi
b. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
c. Usaha Swasta (wiraswasta) seperti CV atau PT

Bila kita kaitkan dengan pasal 33 ayat (1) UUD 1945, maka bentuk perusahaan yang paling sesuai ialah Koperasi, karena koperasi merupakan suatu badan usaha yang melaksanakan usahanya didasarkan atas azas kekeluargaan.

Keunggulan Koperasi dibandingkan dengan badan usaha lainnya adalah

Dasar persamaan artinya setiap anggota dalam koperasi mempunyai hak suara yang sama;

Persatuan, artinya dalam koperasi setiap orang dapat diterima menjadi anggota, tanpa membedakan, agama, suku bangsa dan jenis kelamin;

Pendidikan, artinya koperasi mendidik anggotanya untuk hidup sederhana, tidak boros dan suka menabung;
Demokrasi ekonomi, artinya imbalan jasa yang disesuaikan dengan jasa masing- masing anggota berdasarkan keuntungan yang diperoleh; 

dan

Demokrasi kooperatif artinya koperasi dibentuk oleh para anggota dijalankan oleh anggota dan hasilnya untuk kepentingan anggota.



Berdasarkan keunggulan ini koperasi sangat baik dikembangkan dengan sungguh- sungguh, jujur, dan baik, sebagai wahana yang ampuh untuk mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur. Dan perlu Kita ketahui bahwa Pasal 33 Ayat (1) UUD 1945 merupakan fondasi atau menurut Moh. Hatta sebagai Soko Guru sistem perekonomian di Indonesia.

Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia berdasarkan Pasal 33 Ayat (1) UUD 1945, namun dalam kenyataan keberadaa koperasi belum mampu bersaing dengan lembaga perekonomian yang lain baik perusahaan swasta maupun BUMN. Semua itu terjadi tidak lepas dari kurangnya masyarakat memahami dan ikut serta secara aktif membentuk dan mengelola koperasi.

Sikap gotong royong memang sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian suatu bangsa, serta selalu diikuti oleh perubahan tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Untuk dapat meningkatkan pengamalan asas kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan perlu membahas latar belakang dan alasan pentingnya ­bergotong rotong yaitu:

Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani.
Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan sesamanya.
Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihi dan tenggang rasa terhadap sesamanya.

Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar.

Semangat dan komitmen peristiwa sumpah pemuda

Masa depan suatu bangsa akan terletak bagaimana eksistensi para pemudanya sehingga untuk membangkitkan semangat dan komitmen peristiwa sumpah pemuda yang hampir terlupakan bagiamana caranya?

Sebelum membahasnya lebih lanjut, ada baiknya kita memahami dulu makna dari isi SUMPAH PEMUDA yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 :

Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.


Belajar dari Sumpah Pemuda, ada catatan sejarah yang sangat berharga di dalamnya. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk menggerakan para pemuda untuk meraih kemerdekaan, namun juga mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai sebuah negara.

Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan semangat yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda. Suatu semangat yang dibangun atas dasar kesamaan nasib dan cita-cita. Yang kemudian dibungkus dengan komitmen untuk senasib sepenanggungan sebagai satu bangsa, satu tanah air yang pertama-tama ditandai dengan disepakatinya bahasa universal antar bangsa, bahasa Indonesia.

Semangat Sumpah Pemuda harus tetap ada setelah kemerdekaan bangsa Indonesia diraih. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan hancur apabila bangsa Indonesia tidak lagi memiliki semangat bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia.

1. Nilai Kesejarahan Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 menunjukkan rasa kebangsaan yang mulai tertanam dalam jiwa para pemuda. Para pemuda Indonesia mulai meninggalkan sifat kedaerahannya untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa yang dicita-citakan. Bacakan isi Sumpah Pemuda dibawah ini.


Teks Sumpah Pemuda

Apa yang kalian rasakan dan pikirkan pada saat mengamati sumpah pemuda tersebut dibacakan. Diskusikan dengan kelompok kalian untuk mengembangkan sebanyak mungkin informasi yang kalian ingin ketahui Sumpah Pemuda dengan menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Sumpah Pemuda.

Setelah kalian merumuskan rasa ingin tahu kalian dalam pertanyaan, cobalah bersama teman secara berkelompok mendiskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk mencari jawaban pertanyaan kalian, tentukan terlebih dahulu beberapa hal berikut :

Tentukan jenis data informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan.
Tentukan sumber belajar yang memuat atau memiliki informasi tersebut. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak, orang (ahli, orang tua, saudara), internet, dan sumber belajar yang lain.
Tentukan bagaimana cara mencari jawaban dari sumber data, seperti dengan membaca buku, wawancara, membuka internet, atau yang lain.

Untuk membantu kalian menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut disampaikan pembahasan tentang Makna Sumpah Pemuda. Kalian juga dapat mencari informasi dari berbagai sumber belajar yang lain. Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) Waterlooplein dulu lapangan banteng sekarang lapangan banteng ini tidak ada. Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Moehammad Yamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).


Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Belajar dari Sumpah Pemuda, ada catatan sejarah yang sangat berharga di dalamnya. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk menggerakan para pemuda untuk meraih kemerdekaan, namun juga mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai sebuah negara.

Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan semangat yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda. Suatu semangat yang dibangun atas dasar kesamaan nasib dan cita-cita. Yang kemudian dibungkus dengan komitmen untuk senasib sepenanggungan sebagai satu bangsa, satu tanah air yang pertama-tama ditandai dengan disepakatinya bahasa universal antar bangsa, bahasa Indonesia.

Semangat Sumpah Pemuda mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945 ketika Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sejak itu, Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis, agama, dan golongan menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu. Kemerdekaan memberikan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Semangat Sumpah Pemuda harus tetap ada setelah kemerdekaan bangsa Indonesia diraih. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan hancur apabila bangsa Indonesia tidak lagi memiliki semangat bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda dapat dijabarkan dalam nilai-nilai berikut ini :

a. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia.

Nyanyikanlah secara bersama lagu di bawah ini

“Tanah Airku”.

Cipt : Ibu Sud

Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan


Amati cerita dibawah ini

Seorang kakek keturunan Indonesia yang menjadi warga negara Rusia seringkali menangis ketika mendengarkan lagu tanah airku. Betapa dia rindu untuk pulang ke Indonesia. Menjadi warga negara Rusia dan hidup berkecukupan dengan bekerja sebagai dosen disalah satu perguruan tinggi tidak merubah asanya untuk pulang ke Indonesia. Syair “tanah airku” telah membulatkan hatinya untuk terus mengenang tanah kelahirannya dan bertekad untuk bisa pulang kembali ke tanah kelahirannya. Indonesia.

Dari cerita di atas, buatlah pertanyaan yang berkaitan dengan kecintaan generasi muda kepada tanah air dan bagaimana membangun kecintaan generasi muda kepada tanah air. Diskusikan jawabannya dalam kelompok. Tanah Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia baik di darat dan di laut. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki luas wilayah daratan dan lautan sebesar 5.193.250 km2 . Wilayah yang luas ini menempatkan negara Indonesia sebagai negara terluas ke-7 di dunia setelah Rusia, Kanada, Amerika Serikat, Cina, Brasil dan Australia.

Menurut letak astronomi, Indonesia terletak pada 6° LU (Lintang Utara) – 11° LS (Lintang Selatan) dan antara 95° BT (Bujur Timur) – 141° BT (Bujur Timur). Indonesia disebut juga Nusantara, Nusantara berarti kepulauan yang terpisahkan oleh lautan. Jumlah kepulauan yang dimiliki Indonesia sebanyak 17.508 pulau.

Tanah Indonesia sangat indah dan kaya, bangsa lain menyebut Indonesia sebagai jamrud khatulistiwa. Sebagai warga negara kita sepatutnya bangga terhadap tanah air Indonesia. Kita hidup di negeri yang sangat indah, bangsa lain yang hidup di tanah yang kering dan gersangpun rindu akan tanah airnya. Janganlah kita rindu dan cinta tanah air karena kita berada di negara orang lain. Kita bangun kecintaan dan kebanggaan terhadap tanah air Indonesia sekarang ini dengan aksi nyata seperti menjaga dan memperhatikan lingkungan sekitar kita.

b. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia.

Pengakuan kita sebagai bangsa Indonesia merupakan bentuk dari paham kebangsaan. Paham kebangsaan disebut juga kesadaran berbangsa. Rasa kebangsaan Indonesia tumbuh dari sejarah panjang bangsa. Berawal dari hasrat ingin bersatu penduduk yang mempunyai latar belakang yang sangat majemuk, kemudian berkembang menjadi keyakinan untuk menjadi satu bangsa yang akhirnya dideklarasikan oleh sejumlah pemuda pada saat Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Kita sebagai generasi penerus mempunyai kewajiban untuk melestarikannya. Pelestarian rasa kebangsaan Indonesia merupakan salah satu usaha untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai bangsa kita tetap harus optimis, karena masih banyak potensi bangsa ini yang dapat dikembangkan demi tetap terpeliharanya rasa kebangsaan dan dapat dijadikan pijakan untuk usaha-usaha memelihara dan meningkatkan rasa kebangsaan Indonesia itu sendiri.

c. Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda menegaskan bahwa bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia berhasil menjadi alat komunikasi untuk membangkitkan dan menggalang semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Kenyataan sejarah itu berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi antarsuku, antardaerah, dan bahkan antarbudaya.

Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan, tetapi juga sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara masih harus terus dimantapkan. Kalian semua tentunya sudah terampil berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hanya seringkali seorang siswa tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempertegas jati diri kita sebagai bangsa.