Asosiasi Pabrik Vulkanisir Ban Desak Pemerintah Segera Terbitkan SNI

Asosiasi Pabrik Vulkanisir Ban Desak Pemerintah Segera Terbitkan SNI
Asosiasi Pabrik Vulkanisir Ban Indonesia (Apvubindo) meminta kepada pemerintah agar bisa segera menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk vulkanisir ban dan kompon ban.



Penerapan SNI ini diharapkan dapat memacu kualitas produk sekaligus melindungi industri dan konsumen dalam negeri.



“Karena industri vulkanisir ban di Indonesia terdiri dari pabrik besar, sedang dan kecil, hingga pabrik rumahan. Jumlah keseluruhannya itu bisa sampai 1.000 unit usaha,” ungkap Ketua Apvubindo Tjutju Dharmawan di Jakarta, Rabu (11/4/2018).



Untuk itu, Apvubindo bersama Kementerian Perindustrian berupaya untuk menyusun SNI tersebut. Pasalnya, potensi bisnis di industri vulkanisir ban ini cukup menjanjikan. Selain itu juga berperan penting dalam penyerapan karet alam dari dalam negeri.



“Langkah ini sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memanfaatkan bahan baku lokal untuk diolah, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah,” kata Tjutju. Saat ini, industri vulkanisir ban menyerap karet alam nomor dua setelah industri ban baru.



Oleh karena itu, asosiasi yang berdiri sejak tahun 1990 ini berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri manufaktur nasional dari hulu sampai hilir. Misalnya, untuk sektor hulu, program kerja Apvubindo mendukung pemerintah dalam menjamin ketersediaan bahan baku.



“Kami juga mendorong pemerintah untuk membangun industri hulunya, yang menghasilkan carbon black karena banyak dibutuhkan oleh industri vulkanisir ban. Selain itu bahan baku karet sintetis,” paparnya. Upaya ini dapat mengurangi produk impor bahan baku tersebut.



Sementara itu, di sektor hilir, Apvubindo terus berperan mengembangkan kualitas produk industri vulkanisir ban melalui program pembinaan. “Untuk pabrik skala perumahan, bisa menerapkan melalui program inti plasma atau bapak angkat antara industri besar dengan industri kecil,” jelas Tjutju.



Selanjutnya, Apvubindo mendorong pemanfaatan serbuk ban atau limbah produksi dari industri ban. “Serbuk ini bisa digunakan sebagai bahan pembuatan conblock, lantai karet, aspal karet, karpet mobil, hingga produk kerajinan,” imbuhnya.



Bahkan, Tjutju mengungkapkan, pihaknya ikut berkontribusi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi mampu menghadapi Industri 4.0.



“Kami punya program peningkatan kualitas SDM serta training tentang teknologi informasi, teknologi vulkanisir ban, dan manajemen tire," pungkasnya.
Sumber

2 Comments

Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak