Cara Islami Berkepribadian Menyenangkan. Untuk memiliki kepribadian yang menyenangkan
bukanlah sesuatu yang sulit, yang pasti ada banyak cara untuk
memperolehnya. Namun yang terpenting adalah adanya kemauan dalam diri
kita untuk memiliki kepribadian yang menyenangkan. Sebab dengan memiliki
kepribadian ini bukan hanya dapat mempengaruhi kesehatan jasmani dan
ruhani orang yang memilikinya, akan tetapi ia juga akan mendapatkan
orang lain merasa nyaman berada di sisinya. Maka dari itu, memiliki
kepribadian yang menyenangkan bukan saja harus dimiliki oleh seorang dai
yang setiap hari tugasnya adalah menyampaikan risalah dakwah kepada
masyarakat, namun juga oleh siapapun, dan pada profesi apapun.
Sebab
hakekatnya manusia di manapun sama, ia akan tertarik kepada sesuatu yang
ia lihat menyenangkan, dan akan lari dari sesuatu yang terlihat
menjengkelkan.
Betapa senangnya hati kita, ketika kita mendapatkan
banyak orang yang menghargai kita, menghormati kita, memperdulikan kita,
namun bukan karena ada apa-apanya, tetapi semata-mata karena memang
kita memiliki kepribadian yang menyenangkan. Sungguh sangat sengsara
seseorang yang selalu mendapatkan pujian orang banyak, sanjungan,
perhatian, penghargaan, dan lain-lain, hanya karena orang-orang tersebut
takut akan ketidakstabilan emosinya yang kemungkinan bakal mengancam
masa depan hidupnya. Percayalah bahwa semua hal yang ia dapatkan berupa
sanjungan itu hanyalah semu belaka dan tidak akan bertahan lama. Hal ini
karena pujian itu tidak keluar dari dalam hati yang paling dalam,
karena ia muncul bersamaan dengan adanya kepribadian yang tidak
menyenangkan.
Dalam
kesempatan ini, akan saya sampaikan bagaimana cara islami memiliki
kepribadian yang menyenangkan, semoga dapat merubah hidup kita menjadi
lebih dicintai oleh manusia semata-mata karena mereka merasa nyaman
berada di sisi kita.
1. Memperhatikan apa yang menjadi
kebutuhan orang lain.
Salah satu sifat seorang muslim yang
berjiwa besar adalah, dalam dirinya selalu tersimpan rasa ingin selalu
berkhidmat kepada orang lain dan bukan meminta dikhidmati oleh orang
lain. Karena ia merasa yakin bahwa sebanyak itu ia memberikan perhatian
kepada orang, sebanyak itu pula ia akan mendapatkan perhatian dari orang
lain. Orang lain tak ubahnya sebagai refleksi dari pada diri kita
sendiri. Pepatah melayu mengatakan, "jika buruk wajah jangan lalu
cermin yang dipecah" tetapi perbaikilah bentuk dan raut wajah,
niscaya cermin itu dengan sendirinya akan mengeluarkan pantulan yang
indah. Nah, salah satu yang dapat memantulkan bayangan indah
dari cermin orang lain itu adalah prilaku kita yang senantiasa ingin
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan orang lain.
Tidak ada yang
dapat membahagiakan hati kita, kecuali jika kita telah benar-benar
membantu dan meringankan beban orang lain, tentu dengan satu keyakinan
bahwa Allah Swt. akan senantiasa meridoi segala apa yang kita perbuat.
Ada satu hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Dawud, di
mana Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa yang diserahi amanat untuk
mengurus kebutuhan umat, namun ia lalai atau tidak memperdulikan
kebutuhan, kepentingan dan keterdesakan mereka, maka Allah swt. akan
memperlakukannya sama dengan tidak akan memperdulikan kebutuhan,
kepentingan dan keterdesakannya di akherat kelak".
2. Lemah
lembut dan dapat mengontrol emosi
Dalam hidup ini,
terkadang dalam hati kita sudah tertanam untuk tidak melakukan perbuatan
buruk yang bakal merugikan orang lain, namun perbuatan buruk itu bisa
jadi muncul dari orang lain. Ada saja perbuatan orang lain yang membuat
kita merasa jengkel dan panas hati, boleh jadi perbuatan tersebut
disengaja atau tanpa disadarinya. Seseorang yang memiliki kepribadian
yang menyenangkan, ia tidak lantas main hantam dan menyalahkan secara
kasar. Namun yang ia lakukan adalah memberikan masukan secara bijak dan
penuh kearifan. Boleh jadi dengan kearifannya ini akan membekas di hati
orang yang berbuat salah kepadanya, sehingga di hari kemudian orang tadi
menjadi orang yang selalu merasa takut berbuat kesalahan sekecil apapun
berkat nasehat dan masukan yang arif tersebut.
Sungguh besar
pahala kita jika kita mampu merubah jalan hidup orang lain hanya
semata-mata sikap lemah lembut dan kemampuan kita mengontrol emosi itu.
Ketimbang, jika yang kita lakukan adalah memaki dan memarahinya
seolah-oleh tidak ada kata maaf dan introspeksi dalam kamus diri kita.
Rosulullah Saw. adalah tauladan yang paling baik, bagaimana beliau
bersikap terhadap orang 'ndeso' yang pernah menjambak selendang beliau
di tengah orang banyak secara kasar, sampai-sampai akibat jambakan
tersebut leher Rosulullah merah memar. Lalu orang itu dengan keras
berkata, “Wahai Muhammad beriakanlah sebagian harta yang kau miliki...”
Para Sahabat yang ada di sekitar nabi ingin marah, tapi sikap
rasulullah ketika itu malah memberikan senyumannya kepada orang itu,
lalu dengan penuh kasih sayang beliau berikan seledang yang beliau punya
kepada orang tadi.
3. Mampu memberikan reward
dan empatik kepada orang lain
Salah satu ciri
orang yang memiliki kepribadian yang menyenangkan adalah ia mudah
memberikan reward atau penghargaan berupa pujian tulus kepada
orang yang telah berbuat baik sekecil apapun. Kata-kata seperti, "oh,
memang betul-betul hebat kamu yah, atau, "wah, coba kalau
tidak ada kamu tadi, bisa lain urusannya", dan lain-lain yang
menggambarkan bahwa kita benar-benar dapat menghargai karyacipta orang
lain. Coba kita bandingkan dengan ungkapan berikut, "ah, kalau itu
sih siapa juga bisa", atau "yah, lumayan lah nggak jelek-jelek
banget sih" dan yang semisalnya. Betapa kata-kata ini menampakkan
kita belum dapat menghargai apa yang dilakukan orang lain.
Coba kita
lihat bagaimana Rosulullah ketika ada sesorang yang sedang bicara
dengannya, maka dengan penuh khusuk beliau hadapkan badan, telinga, dan
matanya untuk memperhatikan lawan bicaranya, dan tidak pernah beliau
memotong pembicaraan orang tersebut, sampai ia benar-benara telah
selesai dari pembicaraannya. Hal ini betapa beliau mengajarkan kepada
kita untuk selalu menghargai orang lain, dan inilah caranya agar kita
dapat memiliki kepribadian yang menyenangkan sehingga orang lain merasa
nyaman berada di sisi kita.
4. Tidak
membuang muka kepada orang yang suka maksiat
Dalam lingkungan
kita terkadang ada orang yang dianggap sampah masyarakat. Kegemarannya
adalah mencari keonaran dan membuat kerusuhan dalam masyarakat. Banyak
orang yang dalam menghadapi orang semcam ini, malah mengucilkannya.
Sampai-sampai ada kesepakatan untuk tidak melakukan hubungan dengan
orang tersebut. Sebagai seorang muslim yang kuat, yang tentunya memiliki
keyakinan akan adanya kebaikan dalam diri orang tersebut, kita tidak
boleh lekas-lekas memutuskan hubungan dengannya. Akan tetapi kita
berusaha untuk selalu mencari celah mengajaknya kembali kepada jalan
yang benar. Bahkan harus kita ciptakan strategi yang membuatnya dapat
luluh untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela itu. Terkadang
untuk mewujudkan hasil ini, perlu sesekali kita mengikuti dunia hitam
yang orang itu geluti seperti dunia malam, hiburan, perjudian, dll…namun
ada satu misi yang kita tuju, yaitu kita akan merubah jalan hidup orang
tersebut sekiranya kita telah berhasil meraih hati orang tersebut.
Ada
satu contoh yang menarik dari cara dakwah seorang wali songo yang ikut
menggunakan wasilah musik dan kesenian daerah untuk dijadikan sarana
dakwah, ia gunakan wasilah yang sama namun isi dari pertunjukan itu ia
rubah menjadi nada-nada dakwah kepada jalan Allah. Berapa banyak orang
yang awalnya tidak tau agama lalu menjadi tertarik dengan ajaran agama
dengan cara seperti itu. Kuncinya adalah, agar kita tidak lekas
memandang sebelah mata terhadap orang-orang yang kadung dianggap sebagai
sampah masyarakat.
5. Tidak
bersikap angkuh
Banyak orang mengira bahwa dengan bersikap
angkuh akan menjadikan diri kita disegani oleh orang lain, yang betul
justru sebaliknya orang akan enggan bergaul dengan kita. Dalam realitas
hidup bisa jadi ada orang yang merasa minder melihat kesuksesan hidup
yang diraih oleh kita misalnya, rasa minder ini lalu akan melahirkan
rasa rendah diri dan kurang bersahabat dengan kita.
Pada saat inilah
kita perlu menunjukkan sikap rendah hati kita untuk memulai mencairkan
kondisi dengan bersikap ramah dan tawadu kepada mereka. Hal ini pula
yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, ketika ada seseorang
yang hendak menghadap kepada beliau untuk suatu keperluan, namun karena
besarnya wibawa rasulullah maka orang tersebut menjadi gugup dan tidak
percaya diri, dengan santun kanjeng Nabi berkata, "santai saja, Aku
bukanlah Malaikat, aku hanyalah seorang anak ibu dari suku Quraisy yang
juga sama-sama makan bubur nasi". Sikap tawadu inilah yang membuat
suasana menjadi cair dan berjalan normal, sehingga orang lain merasa
senang berada disisi kita. Lalu coba kita bedakan dengan sikap syetan
yang berkata, "sesungguhnya Aku lebih mulia dari Adam, karena aku
diciptakan dari api, sedang Adam dari tanah," (Q.S. Shad:76).
Demikianlah di
antara cara bagaimana memiliki kepribadian yang menyenangkan, semoga
dengan bekal cara ini kita dapat memperoleh target dari sebuah pergaulan
hidup yaitu menyebarkan keindahan-keindahan ajaran Allah Swt, baik
dengan cara lisan maupun dengan amal perbuatan. Siapa tau, banyak orang
yang tertarik kepada Islam bukan hanya disebabkan keindahan ajarannya
saja, namun karena ketertarikan mereka kepada perangai yang menyenangkan
dari yang kita miliki itu. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Ditulis oleh Ustadz Muladi Mughni, Lc. -pesantrenvirtual.com
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak