KEUTAMAAN MANUSIA MENURUT AL QUR'AN

KEUTAMAAN MANUSIA
KEUTAMAAN MANUSIA MENURUT AL QUR'AN, Dalam Al-Qur’an, manusia berulang kali dipuji, berulang kali pula direndahkan. Mereka dipuji melebihi malaikat dan direndahkan pada tempat yang paling rendah (Lih.QS. At-Tiin (95). 4 – 5).   Oleh karena itu manusia sendiri yang harus menentukan hasil ahkir hidupnya. 
            Murtadha Muthahhari mengatakan, bahwa manusia banyak memiliki segi positif, disamping yang negatif. Segi positif manusia  itu adalah, 
pertama, karena ia sebagai kholifah (wakil) Allah di muka bumi (QS. Al-Baqoroh (2). 30, Al-An’am (6) 165).  
Kedua, dibanding makhluk yang lain manusia memiliki kapasitas intelegensia yang paling tinggi (Al-Baqoroh (2). 31-33).
Kelebihan ketiga adalah, bahwa banusia cenderung lebih dekat dengan Tuhan. Hal ini  berarti, bahwa manusia sadar akan kehadiran Tuhan  jauh di dasar sanubari mereka (QS Al-A’raf (7). 172,  Ar-Rum (30). 43).
Keempat, dalam fitrahnya, manusia memiliki sekumpulan unsur surgawi yang luhur, yang berbeda dengan unsur-unsur badani  yang ada pada binatang, tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainya (QS. As-Sajdah (32). 7-9).
Kelima, Penciptaan manusia benar-benar telah diperhitungkan secara teliti, bukan suatu kebetulan, karenanya  manusia adalah makhluk pilihan (QS. Thoha (20). ayat 122.
Keenam, manusia bersifat bebas dan merdeka. Mereka mendapat kepercayaan penuh dari Tuhan. Mereka diberkahi  dengan risalah yang diturunkan melalui para nabi dan rosul, dan dikarunia rasa tanggung jawab. Mereka diperintahkan untuk mencarai nafkah dimuka bumi ini  dengan inisiatif dan jerih payah mereka sendiri. Mereka-pun  bebas memilih kesejahteraan atau kesengsaraan bagi mereka (QS.Al-Akhzab (33). 72, Al-Insan (76). 2-3).
Ketujuh, Manusia dikaruniai  pembawaan yang mulia dan bermartabat. Manusia akan menghargai dirinya sendiri  jika mereka merasakan kemuliaan dan martabat tersebut serta mau melepaskan diri dari kepicikan segara kerendahan budi, penghambaan dan hawa nafsu (QS. Al-Isra’ (17).  70).
Kedelapan, Manusia memiliki kesadaran moral. Mereka dapat membedakan yang baik dari  yang jahat melalui inspirasi fitri yang ada pada diri mereka (QS. Asy-Syam (91). 7-8).
Kesembilan, Jiwa manusia tidak akan damai kecuali dengan mengingat Allah (QS. Ar-Ra’d (13). 28). Keinginan mereka tidak terbatas, mereka tidak puas dengan apa yang telah mereka peroleh. Dilain pihak, mereka lebih berhasrat untuk ditinggikan kearah perhubungan dengan Tuhan Yang Maha Abadi (QS. Ar-Ra’d (13). 28, Al-Insyiqaaq (84). 6).
Kesepuluh, Segala karunia duniawi diciptakan untuk  kepentingan  manusia. Jadi manusia berhak memanfaatkannya dengan cara yang sah (QS. Al-baqoroh (2). 29, Al-Jatsiyaat (45). 13.)
Kesebelas, Tuhan menciptakan manusia agar mereka menyembah-Nya. Ketundukan dan kepatuhan adalah menjadi tanggung jawabnya (QS. Adz-Dzariyat (51). 56).
Keduabelas, Manusia tidak dapat memahami dirinya, kecuali dengan sujud kepada Tuhan dan dengan mengingat-Nya. Bila mereka melupakan Tuhan, mereka pun akan melupakan diri mereka sendiri  (QS. Al-Hasyr (59). 19).

 Ketigabelas, Setiap realitas yang tersembunyi akan dihadapkan kepada manusia setelah  mereka mati dan selubung ruh mereka dibuka (QS. Qaaf (50). 22).


Keempatbelas, Manusia tidak hanya tersentuh oleh motifasi duniawi saja, kebutuhan bendawi bukanlah satu-satunya pendorong baginya. Lebih dari itu, mereka selalu berusaha meraih cita-cita  yang lebih luhur dalan hidup mereka (QS. Al-Fajr (89). 27-28, At-Taubah (9). 72). (Murtadha Muthahhari, Perspektif al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama,  Mizan, Bandung, cetakan ke X. 1998. hal. 117-121).

Dari keterangan Muthahhari diatas  dapat disimpulkan, bahwa  al-Qur’an menempatkan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan, manusia adalah kholifah dimuka bumi dan memiliki potensi duniawi dan ukhrowi sekaligus. Kedua potensi itulah  senjata hidup manusia sebagai kholifah. Senjata itu adalah fitrah, nafsu, hati/qolb, ruh dan akal,

Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak