Do’a Shalat Tahajud Dan Tata Cara shalat sudah tentunya harus sesuai dengan yang danjurkan agar tepat pada sasaran yang dimaksud disini agar pengerjaan shalat kita tidak sia-sia tentunya.
Adapun beberapa tahapan Cara shalat yaitu :
1. Niat.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dari Umar bin Khattab dia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan
niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang
diniatkannya.”
2. Takbirotul Ihram
Disunnahkan pada saat takbirotul ihram
agar mengangkat kedua tangan sejajar pundak atau sejajar kedua telinga
sambil mengucapkan : اللَّهُ أَكْبَرُ (ALLAHU AKBAR).
Setelah itu disunnahkan baginya membaca
doa istiftah. Ada beberapa macam doa-doa istiftah ini didalam
hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya :
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah dia
berkata; Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir
ketika shalat, maka beliau diam sejenak sebelum membaca Al Fatihah,
lalu aku bertanya;
“Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku,
apa yang engkau baca saat engkau diam antara takbir dan membaca Al
Fatihah?” beliau menjawab: “ALLAAHUMMA BAA’ID BAINII WABAINA
KHATHAYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIB, ALLAAHUMMA
NAQQINII MIN KHOTHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANASI,
ALLAAHUMMAGH SIL NII MIN KHATHAAYAAYA BITSTSALJI WALMAA’I WALBARAD
(Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan
kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat, Ya
Allah, bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana baju putih
dibersihkan dari kotoran, Ya Allah, cucilah aku dari kesalahanku dengan
es, air dan embun).”
3. Berdiri bagi yang mampu
Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Imran
bin Hushain berkata: “Suatu kali aku menderita sakit wasir lalu aku
tanyakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang cara shalat.
Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Shalatlah dengan
berdiri, jika kamu tidak sanggup lakukanlah dengan duduk dan bila tidak
sanggup juga lakukanlah dengan berbaring pada salah satu sisi badan”.
4. Membaca Al Fatihah
Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari dari
‘Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab
(Al Fatihah).”
Disunnahkan setelah itu membaca surat
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah dari
Rasululah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Jika kalian tidak
tambah selain Al Fatihah, maka itu sudah cukup. Namun bila kalian
tambah setelahnya itu lebih baik.”
5. Ruku’
Diwajibkan mengucapkan tasbih disaat
ruku’ sebanyak satu kali dan disunnahkan tiga kali. Ada beberapa macam
tasbih ruku’ didalam sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam, diantaranya ucapan :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari Hudzaifah, bahwa dia pernah shalat bersama Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam dan ketika ruku’ beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL
‘AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung).”
6. I’tidal (Bangun dari Ruku)
Disunnahkan tatkala bangun dari ruku mengucapkan tasmi’ dan ketika berdiri tegak membaca tahmid.
Ucapan tasmi adalah
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu
Hurairah Setelah itu mengucapkan Allahu Akbar, kemudian ruku’ sampai
tenang semua persendiannya, lalu mengucapkan ” SAMI’ALLAHU LIMAN
HAMIDAH ” sampai berdiri lurus
Sedangkan bacaan tahmid adalah
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu
Hurairah berkata, “Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca:
‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Semoga Allah mendengar pujian orang yang
memuji-Nya) ‘, maka beliau melanjutkan dengan: ‘RABBANAA WA LAKAL HAMDU
(Wahai Rabb kami, bagi-Mu lah segala pujian) ‘. Jika Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam rukuk dan mengangkat kepalanya (dari sujud), beliau
bertakbir, dan jika bangkit dari dua sujud (dua rakaat), beliau
mengucapkan ‘Allahu Akbar’.”
Setelah membaca tahmid, disunnahkan untuk membaca dzikir :
مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Sebagaimana disebutkan didalam riwayat
Abu Daud dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam apabila i’tidal maka beliau mengucapkan; “SAMI’ALLAHU LIMAN
HAMIDAH, RABBANAA WALAKAL HAMDU MIL`US SAMAAWAATI WAL ARDLI WA MIL`U
MAA BAINAHUMAA WAMIL`U MAA SYI`TA MIN SYAI`IN BA’DU (Maha Mendengar
Allah terhadap siapa saja yang memuji-Nya, Wahai Rabb kami, hanya bagi
Engkau jua segala pujian, sepenuh langit, bumi, dan sepenuh isi langit
dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu).”
7. Sujud
Diwajibkan mengucapkan tasbih disaat sujud sebanyak satu kali dan
disunnahkan tiga kali. Ada beberapa macam tasbih sujud didalam
sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya
ucapan :سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
Diriwayatkan oleh Muslim dari Hudzaifah,
bahwa ia pernah shalat bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan
ketika sujud beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL A’LAA (Maha Suci
Tuhanku Yang Maha Tinggi).”
8. Duduk Diantara Dua Sujud
Terdapat beberapa macam bacaan disaat
duduk diantara dua sujud yang disebutkan didalam sunnah-sunnah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa wallam, diantaranya :
رَبِّ اغْفِرْ لِي رَبِّ اغْفِرْ لِي
Diriwayatkan Imam an Nasai dari
Hudzaifah bahwa ia pernah shalat bersama Nabi ketika berada diantara
dua sujud beliau membaca, ” ROBBIGHFIRLI, ROBBIGHFIRLI (Wahai Rabbku
ampunilah aku, wahai Rabbku ampunilah aku).”
Atau bisa juga ia membaca :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي
Diriwayatkan Abu Daud dari Ibnu Abbas
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan diantara dua
sujudnya “ALLAHUMMA GHFIR LI WARHAMNI WA’AFINI WAHDINI WARZUQNI” (ya
Allah anugerahkanlah untukku ampunan, rahmat, kesejahteraan, petunjuk
dan rizki).”
Dan di rakaat kedua pada shalat yang empat atau tiga rakaat
disunnahkan untuk duduk tasyahud awal dengan membaca bacaan tasyahud
dan shalawat atas Nabi, diantara bacaan tasyahud yang disunnahkan
adalah :التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
Kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat :
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dari Ibnu Mas’ud berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah mengajariku tasyahud -sambil menghamparkan kedua
telapak tangannya- sebagaimana beliau mengajariku surat Al Qur’an,
yaitu “’ATTAHIYYAATU LILLAHI WASHSHALAWAATU WATHTHAYYIBAAT. ASSALAAMU
‘ALAIKA AYYUHANNABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH. ASSALAAMU
‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBAADILLAHISH SHAALIHIIN ASYHADU AN LAA ILAAHA
ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASULUHU.’ (Segala
penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan.
Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan juga
rahmat dan berkah-Nya. Dan juga semoga kesejahteraan terlimpahkan
kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih Aku bersaksi tidak
ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’) Yaitu ketika beliau masih hidup
bersama kami, namun ketika beliau telah meninggal, kami mengucapkan;
“Assalaamu maksudnya atas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”
9. Duduk Pada Tasyahud Akhir
10. Tasyahud Akhir11. Shalawat Atas Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Setelah Tasyahud Akhir
Bacaan pada tasyahud akhir seperti pada
tasyahud awal namun ditambah setelah itu dengan bershalawat atas Nabi
atau dengan Shalawat Ibrahimiyah yang berbunyi :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Diriwayatkan oleh Bukhari dari ‘Abdur
Rahman bi Abi Laila berkata : Ka’ab bin ‘Ujrah menemui aku lalu
berkata; “Maukah kamu aku hadiahkan suatu hadiah yang aku mendengarnya
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. Aku jawab; “Ya, hadiahkanlah
aku”. Lalu dia berkata; “Kami pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam;
“Wahai Rasulullah, bagaimana caranya
kami bershalawat kepada tuan-tuan kalangan Ahlul Bait sementara Allah
telah mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada
kalian?”.
Maka Beliau bersabda: “Ucapkanlah;
“ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA
SHOLLAITA ‘ALLA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAHIM INNAKA HAMIDUN MAJID.
ALLAHUMAA BAARIK ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA
‘ALAA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAHIM INAAKA HAMIDUN MAJID”
Ya Allah berilah shalawat kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi
shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya
Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah
kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha
Terpuji dan Maha Mulia) “.
Ada juga riwayat Ibnu Hibban yang dishahihkan oleh al Albani berbunyi :
ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD, WA’ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA
SHOLLAITA ‘ALAA IBROOHIIMA WA’ALAA AALI IBROOHIIMA WABAARIK ‘ALAA
MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA IBROOHIIMA WA’ALAA
AALI IBROOHIIMA FIL’AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID
Disunnahkan setelah bershalawat atas Nabi pada tasyahud kedua untuk berdoa :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Diriwayatakan oleh Imam Muslim dari Abu
Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: ” Jika salah seorang diantara kalian tasyahud,
hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dan
berdoa “ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WAMIN
‘ADZAABIL QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL
MASIIHID DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa
jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta
keburukan fitnah Masihid Dajjal).”
12. Salam
Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud
dari Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau
menutup shalat dengan salam.
Ucapan salam yang biasa dilakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika menutup shalatnya adalah
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari ‘Alqamah
bin Wa`il dari ayahnya dia berkata; “Aku shalat di belakang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau memberi salam ke arah kanan
dengan mengucapkan “ASSALAMU’ALAIKUM WA ROHMATULLAHI WA BARAOKAATUHU
(Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tetap atas kalian), ” dan
kearah kiri dengan mengucapkan “Assalamu ‘alaikum warahmatullah (Semoga
keselamatan dan rahmat Allah tetap atas kalian).”
13. Thuma’ninah
14. Tertib Rukun-rukunnya
Doa Setelah Shalat Tahajjud
Dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang
dibaca didalam shalat tahajjud tidaklah berbeda dengan dzikir-dzikir
dan wirid-wirid yang telah saya sebutkan diatas dalam setiap
gerakannya. Hanya saja Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika
hendak melaksanakan shalat tahajjud berdoa dengan mengucapkan :
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ
Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari
Ibnu ‘Abbas berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bila berdiri
melaksanakan shalat malam, Beliau membaca doa (istiftah)
“ALLAHUMMA LAKAL HAMDU. ANTA QOYYUMUS
SAMAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA. WA LAKAL HAMDU LAKAL MULKUS
SAMAAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA. WA LAKAL HAMDU ANTA NUURS
SAMAAWAATI WAL ARDHI WA MAN FIIHINNA. WA LAKAL HAMDU ANTA MALIKUS
SAMAAWAATI WAL ARDHI. WA LAKAL HAMDU ANTAL HAQQ WA WA’DUKAL HAQQ WA
LIQO-UKAL HAQQ WA QOULUKAL HAQQ WAL JANNATU HAQQ WAN NAARU HAQQ WAN
NABIYYUUNA HAQQ WA MUHAMMADUN SHALALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM HAQQ WAS
SAA’ATU HAQQ. ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AAMANTU WA ‘ALAIKA
TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHASHAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU,
FAGHFIRLII MAA QODDAMTU WA MAA AKHARTU WA MAA ASRORTU WA MAA A’LANTU
ANTAL MUQOODIM WA ANTAL MU’AKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA AW “LAA ILAAHA
GHOIRUKA”
(“Ya Allah bagiMulah segala pujian.
Engkaulah Yang Maha Memelihara langit dan bumi serta apa yang ada pada
keduanya. Dan bagiMulah segala pujian, milikMu kerajaan langit dan bumi
serta apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMu segala pujian, Engkau
cahaya langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya. Dan bagiMu
segala pujian, Engkaulah raja di langit dan di bumi serta apa yang ada
pada keduanya. Dan bagiMulah segala puian, Engkaulah Al Haq (Yang Maha
Benar), dan janjiMu haq (benar adanya), dan perjumpaan dengaMu adalah
benar, firmanMu benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, dan
para nabiMu benar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam benar dan hari
qiyamat benar. Ya Allah, kepadaMulah aku berserah diri, kepadaMulah
aku beriman, kepadaMu lah aku bertawakal, kepadaMulah aku bertaubat
(kembali), karena hujah yang Kau berikan kepadaku aku memusuhi siapapun
yang menentang (syareat-Mu) dan kepadaMu aku berhukum. Ampunilah aku
dari dosa yang lalu maupun yang akan datang, yang aku sembunyikan atau
yang aku tampakkan. Engkaulah yang Awal dan yang Akhir dan tidak ada
ilah yang berhaq disembah selain Engkau atau tidak ada ilah selainMu”
Adapun setelah tahajjud maka tidak ada
doa secara khusus. Dibolehkan membaca setiap doa terutama doa-doa yang
berasal dari Al Qur’an dan Sunnah.
Wallahu A’lam
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak