Cara Mandi Junub | Mandi Wajib | Adus Muslim
Al
Ghuroba. Mandi junub adalah mandi wajib untuk membersihkan diri dari
hadats besar dengan mengalirkan air ke seluruh bagian tubuh. Jika tidak mandi junub sementara kita dalam keadaan junub, maka sholat kita tidak sah.
Sebab mandi junub :
1. Keluarnya mani, apakah karena syahwat atau karena sebab yang lainnya. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam dalam sabda beliau sebagai berikut :
(tulis haditsnya di Syarah Shahih Muslim An Nawawi juz 4 hal. 30 hadits ke 81)
Dari
Abi Sa’id Al Khudri dari Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam,
bahwa beliau bersabda : “Hanyalah air itu (yakni mandi) adalah karena
air pula (yakni karena keluar air mani”. HR. Muslim dalam Shahihnya.
Dalam
menerangkan hadits ini Al Imam Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf An
Nawawi menyatakan : “Dan Ma’nanya ialah : Tidak wajib mandi dengan air,
kecuali bila telah keluarnya air yang kental, yaitu mani”.
2.
Berhubungan seks, baik keluar mani atau tidak keluar mani. Hal ini
sebagaimana yang dinyatakan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam dalam sabdanya sebagai berikut :
(tulis haditsnya di Fathul Bari Ibni Hajar jilid 1 hal. 395 hadits ke 291)
Dari
Abi Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi sallallahu alaihi waalihi
wasallam, bahwa beliau bersabda : “Apabila seorang pria telah duduk
diantara empat bagian tubuh permpuan (yakni berhubungan seks) kemudian
dia bersungguh-sungguh padanya (yakni memasukkan kemaluannya pada
kemaluan perempuan itu), maka sungguh dia telah wajib mandi karenanya”.
HR. Bukhari dalam Shahihnya.
3. Berhentinya haid dan nifas (Masalah ini akan dibahas insyaallah dalam rubrik kewanitaan).
4.
Mati dalam keadaan Muslim, maka yang hidup wajib memandikannya.
(Masalah ini akan dibahas insyaallah dalam topik pembahasan “cara
memandikan jenazah”).
Cara menunaikan mandi junub :
Karena
menunaikan mandi junub itu adalah termasuk ibadah kepada Allah Ta’ala,
maka disamping harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah semata, juga
harus pula dilaksanakan dengan cara dituntunkan oleh Rasulullah
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam. Dalam hal ini terdapat beberapa
riwayat yang memberitakan beberapa cara mandi junub tersebut.
Riwayat-riwayat itu adalah sebagai berikut :
1. (tulis hadisnya dalam Sunan Abi Dawud jilid 1 hal. 63 hadits ke 249)
“Dari
Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam telah bersabda : Barangsiapa yang meningggalkan bagian tubuh
yang harus dialiri air dalam mandi janabat walaupun satu rambut untuk
tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan kepadadanya
demikian dan demikian dari api neraka”. HR. Abu Dawud dalam Sunannya
hadits ke 249 dan Ibnu Majah dalam Sunannya hadits ke 599. Dan Ibnu
Hajar Al Asqalani menshahihkan hadits ini dalam Talkhishul Habir jilid 1
halaman 249.
Dengan
demikian kita harus meratakan air ketika mandi janabat ke seluruh tubuh
dengan penuh kehati-hatian sehingga dilakukan penyiraman air ketubuh
kita itu berkalai-kali dan rata.
2. (tulis haditsnya di Fathul Bari jilid 1 halaman 429 hadits ke 248)
“Dari
A’isyah radhiyallahu anha beliau menyatakan : Kebiasaannya Rasulullah
sallallahu alaihi wa aalihi wasallam apabila mandi junub, beliau memulai
dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian beliau berwudhu’
seperti wudhu’ beliau untuk shalat, kemudian beliau memasukkan jari
jemari beliau kedalam air, sehingga beliau menyilang-nyilang dengan jari
jemari itu rambut beliau, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh
tubuh beliau”. HR. Al Bukhari dalam Shahihnya hadits nomer 248 (Fathul
Bari) dan Muslim dalam Shahihnya hadits ke 316. Dalam riwayat Muslim ada
tambahan lafadl berbunyi demikian : “Kemudian beliau mengalirkan air ke
seluruh tubuhnya, kemudian mencuci kedua telapak kakinya”.
Jadi
dalam mandi junubnya Rasulullah sallallahu alaihi wa aalihi wasallam,
beliau memasukkan air ke sela-sela rambut beliau dengan jari-jemari
beliau. Ini adalah untuk memastikan ratanya air mandi junub itu sampai
ke kulit yang ada di balik rambut yang tumbuh di atasnya. Sehingga air
mandi junub itu benar-benar mengalir ke seluruh kulit tubuh.
3. (tulis haditsnya di Shahih Muslim Syarh An Nawawi juz 3 hal 556 hadits ke 317)
“Maimunah
Ummul Mu’minin menceritakan : Aku dekatkan kepada Rasulullah sallallahu
alaihi wa aalihi wasallam air mandi beliau untuk janabat. Maka beliau
mencuci kedua telapak tangan beliau dua kali atau tiga kali, kemudian
beliau memasukkan kedua tangan beliau ke dalam bejana air itu, kemudian
beliau mengambil air dari padanya dengan kedua telapak tangan itu untuk
kemaluannya dan beliau mencucinya dengan telapak tangan kiri beliau,
kemudian setelah itu beliau memukulkan telapak tangan beliau yang kiri
itu ke lantai dan menggosoknya dengan lantai itu dengan
sekeras-kerasnya. Kemudian setelah itu beliau berwudlu’ dengan cara
wudlu’ yang dilakukan untuk shalat. Setelah itu beliau menuangkan air ke
atas kepalanya tiga kali tuangan dengan sepenuh telapak tangannya.
Kemudian beliau membasuh seluruh bagian tubuhnya. Kemudian beliau
bergeser dari tempatnya sehingga beliau mencuci kedua telapak kakinya,
kemudian aku bawakan kepada beliau kain handuk, namun beliau
menolaknya”. HR. Muslim dalam Shahihnya hadits ke 317 dari Ibnu Abbas.
Dari
hadits ini, menunjukkan bahwa setelah membasuh kedua telapak tangan
sebagai permulaan amalan mandi junub, maka membasuh kemaluan sampai
bersih dengan telapak tangan sebelah kiri dan setelah itu telapak tangan
kiri itu digosokkan ke lantai dan baru mulai berwudhu’. Juga dalam
riwayat ini ditunjukkan bahwa setelah mandi junub itu, sunnahnya tidak
mengeringkan badan dengan kain handuk.
4. (tulis haditsnya di Fathul Bari jilid 1 halaman 372 hadits ke 260)
“Dari
Maimun (istri Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam), beliau
memberitakan bahwa Nabi sallallahu alaihi wa aalihi wasallam ketika
mandi janabat, beliau mencuci kemaluannya dengan tangannya, kemudian
tangannya itu digosokkan ke tembok, kemudian setelah itu beliau mencuci
tangannya itu, kemudian beliau berwudlu’ seperti cara wudlu’ beliau
untuk shalat. Maka ketika beliau telah selesai dari mandinya, beliau
membasuk kedua telapak kakinya”. HR. Bukhari dalam Shahihnya, hadits ke
260.
Dari
hadits ini, menunjukkan bahwa menggosokkan telapak tangan kiri setelah
mencuci kemaluan dengannya, bisa juga menggosokkannya ke tembok dan
tidak harus ke lantai. Juga dalam hadits ini diterangkan bahwa setelah
menggosokkan tangan ke tembok itu, tangan tersebut dicuci, baru kemudian
berwudlu’.
Penutup Dan Kesimpulan :
Dari berbagai riwayat tersebut di atas kita dapat simpulkan, bahwa cara mandi junub itu adalah sebagai berikut :
1. Mandi junub harus diniatkan ikhlas semata karena Allah Ta’ala dalam rangka menta’atiNya dan beribadah kepadaNya semata.
2.
Dalam mandi junub, harus dipastikan bahwa air telah mengenai seluruh
tubuh sampaipun kulit yang ada di balik rambut yang tumbuh di manapun di
seluruh tubuh kita. Karena itu siraman air itu harus pula dibantu
dingan jari jemari tangan yang mengantarkan air itu ke bagian tubuh yang
paling tersembunyi sekalipun.
3.
Mandi junub dimulai dengan membasuh kedua telapak tangan sampai
pergelangan tangan, masing-masing tiga kali dan cara membasuhnya dengan
mengguyur kedua telapak tangan itu dengan air yang diambil dengan
gayung. Dan bukannya dengan mencelupkan kedua telapak tangan itu ke bak air.
4. Setelah itu mengambil air dengan telapak tangan untuk mencuci kemaluan dengan telapak tangan kiri sehingga bersih.
5. Kemudian telapak tangan kiri itu digosokkan ke lantai atau ke tembok sebanyak tiga kali. Dan setelah itu dibasuh dengan air.
6. Setelah itu berwudlu’ sebagaimana cara berwudlu’ untuk shalat.
7.
Kemudian mengguyurkan air dari kepala ke seluruh tubuh dan
menyilang-nyilangkan air dengan jari tangan ke sela-sela rambut kepala
dan rambut jenggot dan kumis serta rambut mana saja di tubuh kita
sehingga air itu rata mengenai seluruh tubuh.
8.
Kemudian bila diyakini bahwa air telah mengenai seluruh tubuh, maka
mandi itu diakhiri dengan membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki.
9. Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan dengan kain handuk atau kain apa saja untuk mengeringkan badan itu.
10.
Disunnahkan untuk melaksanakan mandi junub itu dengan tertib seperti
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam.
Demikianlah
cara mandi junub yang benar sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam dan juga telah dicontohkan
oleh beliau. Semoga dengan kita menunaikan ilmu ini, amalan ibadah
shalat kita akan diterima oleh Allah Ta’aala karena kita telah suci dari
junub atau hadats besar. Amin Ya Mujibas sa’ilin.
1.
Tentang pengertian orang yang mukalaf , artinya orang yang telah baligh
dari sisi usianya dan telah mumayyiz dari sisi kemampuan berfikirnya.
Mumayyiz itu sendiri artinya ialah kemampuan membedakan mana yang
bermanfaat baginya dan mana pula yang bermudarat.
2. Tentang pengertian hadatas besar , telah diterangkan dalam Salafi ed. 1 th. V hal. ?
3. Ar Raudhatun Nadiyah, Al Allamah Shiddiq Hasan Khan, hal. 35.
4. Al Majmu’ Syarah Muhadzdzab, Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf An Nawawi, jilid 2 hal. 153, Darul Fiker Beirut Libanon, cet. Th. 1417 H / 1996 M.
Al Ustadz Ja’far Umar Thalib
http://alghuroba.org/junub.php
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak