TNI Pesan Pesawat Tempur Brazil | 4 Pesawat Tempur Buatan Brazil Pesanan TNI AU .Segera Dikirim. Produsen pesawat terbang terkemuka Brazil, Embraer, akan mengirimkan
empat pesawat tempur ringan A-29 Super Tucano untuk Angkatan Udara
Indonesia
Demikian, diungkapkan dalam sebuah upacara yang diadakan Senin di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, yang terletak sekitar 270 kilometer dari Sao Paulo.
Pesawat tersebut merupakan bagian dari delapan pesawat yang dipesan oleh Indonesia pada 2010 untuk menggantikan armada pesawat OV-10 Bronco.
Embraer mengatakan bahwa Angkatan Udara Indonesia telah memesan sejumlah pesawat Super Tucano yang kedua sebagai bagian dari modernisasi peralatan mereka.
Super Tucano dapat digunakan untuk berbagai misi, termasuk serangan ringan, pengintaian, intersepsi udara-ke-udara dan kontra-pemberontakan.
Amerika Serikat awal tahun ini mengatakan akan membuka kembali penawaran setelah membatalkan kontrak dengan Embraer untuk 20 pesawat AT-29 Super Tucano untuk angkatan bersenjata Afghanistan.
Embraer dan mitra AS di Sierra Nevada memberikan kontrak pada Desember, tetapi Angkatan Udara AS membatalkan kesepakatan pada Februari setelah mendapat tantangan hukum dari saingan, Hawker Beechcraft Corp.
Embraer adalah produsen pesawat komersial terbesar ketiga di dunia, di belakang Boeing AS dan Airbus Eropa. Pada 2010, pihaknya telah menjual 101 pesawat komersial dan 145 jet eksekutif.
Sebelumnya, akhir Juli lalu, siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) menyatakan empat pesawat tempur ringan Super Tucano yang telah dibeli Indonesia segera diterbangkan dari Sao Paulo, Brazil, ke Jakarta.
"Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus 2012," demikian Dispenau.
Tim dari Kemenhan dan TNI AU telah mengecek langsung serta melakukan uji penerbangan di pabrikan pesawat Super Tucano seri produksi 179 dan 180 di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, Sao Paulo.
Demikian, diungkapkan dalam sebuah upacara yang diadakan Senin di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, yang terletak sekitar 270 kilometer dari Sao Paulo.
Pesawat tersebut merupakan bagian dari delapan pesawat yang dipesan oleh Indonesia pada 2010 untuk menggantikan armada pesawat OV-10 Bronco.
Embraer mengatakan bahwa Angkatan Udara Indonesia telah memesan sejumlah pesawat Super Tucano yang kedua sebagai bagian dari modernisasi peralatan mereka.
Super Tucano dapat digunakan untuk berbagai misi, termasuk serangan ringan, pengintaian, intersepsi udara-ke-udara dan kontra-pemberontakan.
Amerika Serikat awal tahun ini mengatakan akan membuka kembali penawaran setelah membatalkan kontrak dengan Embraer untuk 20 pesawat AT-29 Super Tucano untuk angkatan bersenjata Afghanistan.
Embraer dan mitra AS di Sierra Nevada memberikan kontrak pada Desember, tetapi Angkatan Udara AS membatalkan kesepakatan pada Februari setelah mendapat tantangan hukum dari saingan, Hawker Beechcraft Corp.
Embraer adalah produsen pesawat komersial terbesar ketiga di dunia, di belakang Boeing AS dan Airbus Eropa. Pada 2010, pihaknya telah menjual 101 pesawat komersial dan 145 jet eksekutif.
Sebelumnya, akhir Juli lalu, siaran pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) menyatakan empat pesawat tempur ringan Super Tucano yang telah dibeli Indonesia segera diterbangkan dari Sao Paulo, Brazil, ke Jakarta.
"Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus 2012," demikian Dispenau.
Tim dari Kemenhan dan TNI AU telah mengecek langsung serta melakukan uji penerbangan di pabrikan pesawat Super Tucano seri produksi 179 dan 180 di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto, Sao Paulo.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: Antara-www.republika.co.id
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak