Melepaskan Diri Dari Belenggu Keyword Density | Apakah Anda termasuk seorang narablog yang masih suka menerka-nerka jumlah keyword (kata kunci) yang ingin dibidik pada postingan Anda? Apakah Anda masih suka memikirkan penyebaran keyword, baik itu di awal, di tengah, maupun di akhir postingan Anda? Jika ya, berarti Anda masih belum bebas. Belum merdeka. Anda masih menjadi “budak” dari apa yang dinamakan sebagai keyword density (tingkat kepadatan kata kunci utama yang ingin dibidik).
Ini tidak berlaku jika Anda sedang mengikuti kontes SEO. Nah, jika begitu kondisinya, saya masih bisa memaklumi jika Anda masih memikirkan hal tersebut. Namun jika hanya sebuah postingan biasa (walaupun itu Anda targetkan untuk menjaring pengunjung dari mesin pencari), tapi Anda masih juga memikirkan hal tersebut, maka berarti Anda masih diperbudak oleh salah satu teori konyol SEO yang bisa mematikan kreativitas menulis.
Terlalu memikirkan ‘keyword density’ bisa membunuh aliran ide yang seharusnya keluar secara alami. Anda hanya akan sibuk memikirkan keyword atau kata kunci utama yang ingin dibidik. Akibatnya, kemampuan menulis Anda yang sebenarnya bisa tersumbat oleh katup ‘keyword density’ tersebut. Bayangkan saja misalnya ketika Anda sedang membidik keyword berupa “Cara Menghapus Cache dan Cookies di Google Chrome”. Atau “Pemain Sepakbola Terkaya di Dunia”. Lalu Anda pun berusaha menyisipkan kata kunci berupa kalimat tersebut beberapa kali di dalam isi postingan Anda. Entah itu di awal, di tengah, maupun di akhir. Apakah tulisan Anda kemudian tidak akan menjadi aneh? ^_^
Saya sendiri (khusus di blog ini) sudah tidak lagi memikirkan masalah ‘keyword density’. Mau berapa persen kek jumlahnya, mau ada di awal, di tengah, ataupun di akhir postingan, saya sudah tidak peduli lagi. Jadi, saya berusaha mengalir secara alami saja ketika menulis di blog ini, walaupun sebagian tulisan/postingan yang saya buat tetap diupayakan untuk bisa menjaring pengunjung dari mesin pencari.
Ya. Saya tetap memikirkan masalah SEO (agar blog ini bisa terus berkembang dari sisi natural trafik atau kunjungan alaminya). Namun khusus untuk kepadatan kata kunci di setiap postingan, saya sudah tidak peduli lagi. Biarlah algoritma mesin pencari bekerja dengan mekanisme cerdasnya. Saya cuma bisa mengupayakan agar tulisan/konten blog ini tersaji senatural mungkin. Kalaupun ada satu dua yang terkesan dipaksakan dalam penulisannya, mungkin itu ketidaksengajaan saya atau itu ketika saya masih memikirkan masalah kepadatan kata kunci tersebut.
Ya. Saya tetap memikirkan masalah SEO (agar blog ini bisa terus berkembang dari sisi natural trafik atau kunjungan alaminya). Namun khusus untuk kepadatan kata kunci di setiap postingan, saya sudah tidak peduli lagi. Biarlah algoritma mesin pencari bekerja dengan mekanisme cerdasnya. Saya cuma bisa mengupayakan agar tulisan/konten blog ini tersaji senatural mungkin. Kalaupun ada satu dua yang terkesan dipaksakan dalam penulisannya, mungkin itu ketidaksengajaan saya atau itu ketika saya masih memikirkan masalah kepadatan kata kunci tersebut.
Satu hal yang mungkin agak dilupakan oleh banyak pakar SEO maupun para narablog yang masih memikirkan masalah ‘keyword density’ yaitu bagian isi komentar pada halaman posting. Ya. Bukankah teks pada isi komentar juga bisa mempengaruhi ‘keyword density’? Maksud saya, teks pada bagian isi komentar juga akan diindeks oleh mesin pencari. Tidak percaya? Silakan buktikan sendiri saja. Kecuali kalau website/blog tersebut memang tidak membuka respon pembaca lewat komentar.
Nah, dari kondisi/fakta tersebut saja, kita sebenarnya tidak bisa mengontrol ‘keyword density’. Jadi, mengapa harus bersusah payah memikirkannya? Mulailah melepaskan diri dari belenggu yang bisa mematikan kreativitas menulis ini. Jangan biarkan diri Anda diperbudak olehnya.
Nah, dari kondisi/fakta tersebut saja, kita sebenarnya tidak bisa mengontrol ‘keyword density’. Jadi, mengapa harus bersusah payah memikirkannya? Mulailah melepaskan diri dari belenggu yang bisa mematikan kreativitas menulis ini. Jangan biarkan diri Anda diperbudak olehnya.
Bertahun-tahun ngeblog, tapi masih juga belum bisa melepaskan diri dari mitos ‘keyword density’, itu bisa dibilang sebagai sebuah kemandegan. Anda tidak akan pernah bisa berkembang, terutama kemampuan menulis Anda. Hari gini masih percaya dengan teori ‘keyword density’? Ah, mungkin Anda beralasan bahwa itu banyak direkomendasikan oleh pakar SEO. Saya pribadi mungkin tidak sependapat dengan sejumlah teori/trik SEO yang banyak direkomendasikan.
Okelah kalau memang beberapa trik SEO tersebut lahir dari hasil pengalaman pribadi maupun survei yang bisa dibuktikan kebenarannya. Namun khusus masalah ‘keyword density’ (kepadatan kata kunci), harusnya para pakar SEO memberi penekanan, bahwa hal itu cuma salah satu faktor pendukung yang tidak wajib atau tidak harus dipenuhi. Harusnya para pakar SEO juga menekankan, bahwa ada sejumlah faktor lain yang jauh lebih penting.
Satu lagi, tidak pernahkah Anda berpikir, bahwa ketika tulisan/postingan Anda enak dibaca, mengalir secara alami, dan tertata rapi, maka bisa jadi akan banyak pembaca yang merekomendasikan tulisan Anda. Entah itu berwujud backlink atau bentuk-bentuk promosi lainnya. Efek ini mungkin akan bersifat berantai dan secara tidak langsung bisa mendukung peringkat halaman postingan Anda yang banyak direkomendasikan tersebut.
Sumber :
Sumber :
Image : http://sgraymackenzie.com
http://kafegue.com/melepaskan-diri-dari-belenggu-keyword-density/
1 Comments:
Akhirnya ada yang sharing juga.
ReplyTrims infonya ya...
Oh ya sekedar info aja nih, bagi yang membutuhkan Jasa Sewa Genset Syncronize Tangerang untuk keperluan berbagai acara seperti pameran, workshop, meeting atau lainnya bisa coba hubungi kami Arthur Teknik.
Makasih min,
Salam blogger ya.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak