Jangan Mimpi Terlalu Tinggi |Meski sudah banyak diulang-ulang oleh berbagai motivator, sudah ditulis di berbagai buku marketing dan motivasi, tapi tetap aja mimpi bagi sebagian besar orang hanyalah bunga tidur. Bahkan masih ada yang punya anggapan kuno :
“Jangan Mimpi terlalu tinggi, kalau jatuh sakit nanti”
Herannya banyak yang menelan mentah-mentah pepatah ini entah siapa yang memulainya. Padahal kalau mau mengorek-orek lagi sebenarnya banyak hal yang perlu ditanyakan dalam pepatah itu.
Mari mulai dengan kata Mimpi terlalu tinggi. Seberapa tinggi mimpi yang disebut terlalu tinggi itu? Apakah mimpi bisa umroh bersama keluarga dan kedua orang tua termasuk tinggi?
Ataukah punya pesawat, helikopter dan tamasya ke luar angkasa yang disebut terlalu tinggi?Tak ada indikator yang jelas. Dan anehnya hanya dengan mengatakan jangan mimpi terlalu tinggi rata-rata kita menafsirkan dengan jangan bermimpi. Nah, makin aneh bukan?
Yang nggak boleh kan mimpi terlalu tinggi, tapi kenapa kok malah ditafsirkan jangan bermimpi? Artinya ada masalah dengan sistem penafsiran kita, atau ada yang salah dengan kejiwaan kita. Kalimat berikutnya juga cukup menampar, kalau jatuh sakit nanti. Oke, seperti apa jatuh dari mimpi itu dan seberapa sakit? Coba jawab! Jatuh dari tempat tidur? Itu sih bukan jatuh dari mimpi. Coba pejamkan mata lalu bayangkan anda punya helicopter pribadi, lalu naik pesawat ulang alik jalan-jalan mengitari bulan. Bayangkan anda makan malam dengan Bill Clinton, Barrack Obama dan pangeran Arab dalam satu meja membicarakan perdamaian Palestina
Lagi asyik-asyiknya berdiskusi, tiba-tiba gempa bumi dan muncul retakan sedalam 100 KM dan anda bertiga terjatuh di lubang itu… Aaaaaaaahhh….. !!
Buka mata anda dan cari bagian mana yang sakit?
Maksudnya bukan gitu mas, bukan sakit fisik tapi sakit hati…
Oke coba periksa apakah anda sakit hati gara-gara nggak jadi ketemu barrack obama yang barusan anda impikan? Saya yakin kalau kita mimpi beneran dalam tidurpun kita nggak akan sakit hati. Santai aja lagi. Ngapain juga sakit hati pada mimpi sendiri.
Jika kita ingat kisah Rasulullah SAW saat perang Khandaq, beliau mengatakan Islam akan menguasai Roma. Islam akan menguasai Persia. Padahal waktu itu perbandingan kekuatan Islam dan Roma adalah seperti tentara negeri kita berbanding Amerika sekarang. Apakah saat itu Rasulullah mimpi terlalu tinggi?
Nah, mulailah mimpikan hal-hal yang anda inginkan dan percayalah benar bahwa suatu saat nanti Allah akan mewujudkannya.
Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin
Wallahu’alam…
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak