KERJA KERAS, TEKUN, ULET DAN TELITI
Sebagai
seorang muslim, kita harus senantiasa meneladani sifat Rasulullah saw.,
baik dalam urusan ubudiah maupun dalam urusan muamalab. Selain urusan
ubudiah, beliau juga memberikan keteladanan dalam masalah muamalah atau
keduniaan. Di antara sifat beliau yang perlu kita teladani dalam urusan
keduniaan adalah kerja keras, tekun, ulet, dan teliti
Kerja
keras adalah suatu sikap kerja yang penuh dengan motivasi (semangat)
untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan. Bekerja adalah kewajiban bagi
setiap orang untuk memperoleh keberhasilan. Tanpa bekerja, manusia
tidak akan pernah memperoleh apa yang diharapkan. Dengan bekerja keras,
manusia telah melakukan suatu kewajiban. Sebagaimana firman Allah swt.
Yang artinya: ‘Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu maka Allah dan rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.
At-Taubah: 105)
Avat
di atas memberikan dorongan kepada kita untuk berusaha dengan keras
karena semua usaha kita akan diperhitungkan oleh Allah swt. Orang Islam
dilarang untuk malas, berpangku tangan dan menunggu keajaiban datang
menghampiri dirinya.
Selain
bekerja keras, kita juga perlu memiliki sifat tekun. Sifat tekun adalah
sifat sungguh-sungguh dalam bekerja. Bersungguh-sungguh dalam berusaha
merupakan modal untuk rnemperoleh kesuksesan. Begitu pula dalam hal
belajar, kita harus penuh kesungguhan dan berbulat hati untuk mencapai
apa yang kita cita-citakan. Dalam pepatah Arab dikatakan “Barang siapa
bersungguh-sungguh, ia akan berhasil.”
Kita
memang harus selalu bekerja keras dan tekun. Kedua sifat ini akan lebih
bagus lagi jika ditambah dengan sifat ulet. Ulet adalah sikap tekad
hati yang tidak mudah putus asa. Kita dilarang untuk putus asa sebab
putus asa adalah sikap orang kafir. Sebagaimana firman Allah swt. dalam
Surat Yusuf Ayat 87 yang artinya “dan jangan kamu berputus asa dan
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dan rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir.”
Dalam
belajar, terkadang kita mengalami kesulitan. Namun, kita tidak boleh
lantas putus asa. Kita masih ingat kisah Ibnu Hajar yang sangat bodoh
dan sulit menerima pelajaran. Dengan ketekunanannya, ia berhasil menjadi
salah seorang ulama besar yang dikenang separijang masa. Ketekunan Ibnu
Hajar itu perlu kita teladani. Kita harus selalu optimis dan yakin akan
dapat memperoleh apa yang kita cita-citakan.
Ketiga
sifat di atas (kerja keras, tekun, dan ulet) apabila berada pada diri
kita. akan menjadikan diri kita orang yang terampil dan mumpuni dalam
bidang yang kita tekuni. Orang yang mempunyai kreativitas, terampil. dan
berkemauan keras akan mengalami keberhasilan. Segala urusan yang kita
lakukan akan dimintai pertanggungjawaban. Bekerja yang tidak didukung
oleh pengetahuan dan keterampilan dapat menimbulkan bencana. Hal ini
sesuai sabda Rasulullah saw. Yang artinva: “Jika sesuatu urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, tan ggulah kehancurannya.”
(H.R.Bukhari)
Selain
ketiga sifat tersebut, sifat baik lainnya yang perlu dimiiliki adalah
ketelitian. Teliti berarti cermat dan saksama. Teliti juga berarti
hati-hati. Orang yang teliti adalah orang yang selalu cermat dan
hati-hati dalam merencanakan hingga melakukan suatu pekerjaan. Orang
yang tidak teliti adalah orang yang ceroboh dan mengerjakan sesuatu
dengan semaunya sendiri.
Ketelitian
sangat diperlukan untuk suksesnya pekerjaan yang dilakukan. Suatu
pekerjaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa dan tidak hati-hati, hampir
dapat dipastikan hasilnya tidak memuaskan,bahkan kebanyakan gagal.
Ketelitian merupakan sikap positif yang harus dimiliki oleh seorang
Muslim. Oleh karena itu, sikap mi termasuk dalam akhlak terpuji. Sedang
tergesa-gesa dan ceroboh termasuk akhlak yang tercela.
Sikap
teliti diisyaratkan oleh Al-Qur’an, terutama ketika kita mendengar
berita yang dibawa seorang yang fasik (tidak baik kelakuannya). Karena
jika tidak teliti, akibat yang ditimbulkan akan menimpa orang banyak dan
akan membawa penyesalan. Dalam hal ini Allah swt. Berfirman yang
artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang
fasik membawa suatu berita, maka periksalah den gan teliti, agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa men getahui
keadaannya yang men yebabkan kamu men yesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S.
al-Hujurãt (49): 6).
Ketelitian
dalam melakukan suatu pekerjaan dapat menjadi kunci untuk suksesnya
pekerjaan tersebut. Seorang pengemudi mobil yang teliti akan selamat
dalam mengemudikan mobilnya dan sampai pada tujuan yang direncanakan.
Sebaliknya, seorang pengemudi yang tergesa-gesa, apalagi ceroboh, maka
akan membahayakan dirinya dan juga membahayakan orang lain. Seorang
siswa yang teliti dalam mengerjakan soal-soal ujian, maka ia akan
mendapatkan hasil yang memuaskan, yakni nilai yang tinggi. Sebaiknya,
siswa yang mengerj akan soal-soal ujian dengan tergesa-gesa biasanya
hasilnya tidak memuaskan sehingga gagal.
Bekerja
keras, tekun, ulet dan teliti merupakan kunci keberhasilan din
seseorang.Apabila ketiga sifat ini sudah kita miliki, kita akan
memperoleh keuntungan atau manfaatnya. Di antara manfaat memiliki
sifat-sifat itu adalah sebagai berikut.
1. Kita akan bekerja dengan penuh keyakinan.
2. Kita akan memperoleh hasil yang memuaskan.
3. Pekerjaan kita dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
4. Pintu keberhasilan menanti kita.
Kita
harus selalu mengingat bahwa Allah tidak mengubah nasib seseorang tanpa
diiringi usaha dan orang itu sendiri. Sebagaimana firman Allah swt.yang
artinya: “ .. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang
dapat menolaknya. Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka, selain
Dia. (Q.S. Ar-Ra’d: 11)
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak