Studi Banding Santet Jadi Olok-olok di Twitter | Studi banding anggota Komisi III ke Eropa terkait pasal santet yang
ada di dalam penyusunan RUU KUHP mengundang cemoohan di jejaring sosial
Twitter. Tak ada satu pun yang menanggapi positif rencana studi banding
tersebut.
"Negara paling mistis DPR-nya mau studband ke Eropa
masalah Santet. Sebagai warga negara yg setannya paling serem se-dunia
gua merasa gagal," kata pemilik akun @Ijey, Jumat (22/3/2013).
"DPR study banding Pasal Santet ke Belanda? Itu goblok sekali karna: 1.Santet itu omong kosong, 2.Harusnya ke Rumania nyet," begitu kicau @Mossad35 yang mempertanyakan pilihan negara tujuan Komisi III.
"Baru
buka TL, baru tau anggota DPR yang terhormat studi banding ke Eropa
tentang.....santet. Wow cerdas banget sampe pingin nangis!" kata @widwardani.
Bukan hanya itu, seorang pengguna Twitter @nurinurii mengaitkan rencana studi banding ini dengan dua film blockbuster Hollywood yang bercerita mengenai sosok pemburu vampir dan penyihir jahat, Abraham Lincoln: Vampire Hunter dan Hansel and Gretel Witch Hunters.
"Lama-lama Abraham Lincoln, Hansel dan Gretel jadi The Dukun Santet Hunter. Karena vampire udah ngga jaman di tahun 2013," katanya.
Nurinurii
bukanlah satu-satunya pengguna Twitter yang menghubungkan rencana
pembahasan RUU santet ini dengan budaya populer. Sejumlah pengguna
Twitter bahkan mengaitkan isu RUU santet ini dengan saga Harry Potter
karya JK Rowling yang memang bercerita seputar dunia sihir.
"Sekolah Tinggi Ilmu Santet dan Ilmu Pelet Hogwarts menerima studi banding dari Parlemen Indonesia," tulis pemilik akun @demityang2an.
"Oh jadi Studi Banding DPR demi mendalami Pasal Santet ke Eropa itu mungkin Observasi Hogwarts ya? Harry Potter? HAHA EPIC!! :))" tulis @aisaesa.
Rencana
kunjungan Komisi III ini menjadi perdebatan lantaran sejumlah pasal
yang dianggap kontroversial dalam penyusunan RUU KUHP, seperti santet
dan penyadapan. Menurut anggota Komisi III dari Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan, Dimyati Natakusumah, persoalan mengenai santet dan
penyadapan tersebut memang bisa dipelajari melalui penelitian internet.
"Tapi, kalau secara langsung kan lebih enak didengarnya dan akuntabel," katanya, Jumat (22/3/2013).
Ia
pun mengemukakan alasannya membahas pasal mengenai santet. Menurutnya,
persoalan santet harus segera diatur agar tidak terjadi aksi main hakim
sendiri, dan banyak orang musyrik percaya pada santet.
Editor :
Ana Shofiana Syatiri
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak