dok. Thinkstock |
Mitos-mitos Salah Tentang Masturbasi | Benarkah masturbasi merupakan bentuk penyimpangan perilaku seksual? Apakah hanya pria yang melakukan masturbasi?
Banyak hal seputar masturbasi yang kerap dipertanyakan, sehingga menimbulkan berbagai mitos yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun ada empat mitos yang jelas salah namun sering dianggap benar oleh banyak orang. Ini dia mitos-mitos seputar masturbasi yang keliru, seperti dikutip dari Intimate Medicine.
Banyak hal seputar masturbasi yang kerap dipertanyakan, sehingga menimbulkan berbagai mitos yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun ada empat mitos yang jelas salah namun sering dianggap benar oleh banyak orang. Ini dia mitos-mitos seputar masturbasi yang keliru, seperti dikutip dari Intimate Medicine.
Banyak anggapan bahwa masturbasi adalah perilaku seks yang menyimpang. Faktanya, masturbasi adalah hal yang sangat wajar terjadi pada pria maupun wanita. Masturbasi merupakan bentuk rangsangan seksual yang diakhiri dengan orgasme, hanya saja tidak melibatkan pasangan.
Seorang seksolog, Dr. Deidre seperti dikutip dari The Sun mengungkapkan bahwa tak ada yang salah dari perilaku tersebut. Menurut Deidre, jika ada orang yang mengalami masalah untuk mencapai orgasme, biasanya mereka dianjurkan untuk mempelajari cara masturbasi. Hal itu dilakukan agar mereka tahu mengenai apa yang membuat mereka puas dan diharapkan dapat mengomunikasikan hal itu pada pasangan masing-masing.
Masturbasi bisa dikatakan bermasalah atau tidak normal, jika dilakukan karena seseorang merasa tidak puas dengan performa pasangannya. Hal itu mengindikasikan ada masalah dalam kehidupan seksual mereka dan sebaiknya segera konsultasikan dengan seksolog.
Banyak anggapan yang menyebut bahwa masturbasi adalah salah satu bentuk dari penyimpangan seksual. Mitos yang selama ini beredar, masturbasi bisa menurunkan kualitas sperma, melukai alat vital bahkan menimbulkan kebutaan.
Faktanya, masturbasi sama sekali tidak berbahaya jika dilakukan secara benar dan wajar. Masturbasi tidak menimbulkan risiko apabila dilakukan satu bulan sekali, atau maksimal tiga kali sehari. Tapi perlu diwaspadai jika masturbasi mulai dilakukan secara kompulsif, yang artinya, kemampuan untuk menahan hasrat seksual tak bisa lagi dibendung sehingga timbul perilaku seksual yang menyimpang. Untuk masalah ini, disarankan minta saran dari psikiater dan terapis seks.
Secara statistik, masturbasi lebih umum di kalangan pria. Tapi bukan berarti wanita tidak pernah melakukan masturbasi. Untuk meningkatkan kepuasaannya dalam bercinta, wanita pun kerap bermasturbasi dan biasanya menggunakan sex toys.
Wanita yang sering masturbasi perlu waspada karena jika tidak hati-hati, bisa merusak selaput dara. Selaput dara terletak di mulut Miss V, area itu berupa lipatan mukosa yang bentuknya tidak sama antara satu wanita dengan wanita lain. Ada yang berupa lipatan mukosa melingkari dinding vagina, ada juga yang berupa membran berlubang-lubang di mulut vagina. Kelenturan dari selaput dara ini juga berbeda-beda pada tiap wanita, ada yang mudah robek dan ada yang sangat lentur sehingga sulit terjadi robekan.
Masturbasi memang kerap dilakukan mereka yang masih single untuk memuaskan hasrat seksnya. Namun berdasarkan survei, masturbasi juga kadang dilakukan pasangan yang sudah menikah. Alfred Kinsey, biolog asal Amerika Serikat pernah melakukan survei mengenai perilaku seksual pada awal abad 20. Dari hasil survei, Kinsey menemukan sekitar 40% pria dan 30% wanita yang terikat dalam jalinan asmara dan berhubungan seksual, juga melakukan masturbasi secara rutin.
Masturbasi yang dilakukan orang yang sudah menikah, biasanya untuk meningkatkan kualitas seks mereka. Dengan bermasturbasi, orang jadi tahu titik-titik rangsang yang paling sensitif ketika disentuh.
Sumber http://wolipop.detik.com/read/2013/07/09/194534/2297325/227/mitos-mitos-salah-tentang-masturbasi
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak