BlackBerry, Riwayatmu Kini
GADGET (gawai) yang satu ini pernah menjadi fenomena ketika meluncur. BlackBerry, dulu begitu kuat sebagai merek smartphone, bahkan pada masa kampanye 2008, Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama menggunakannya sebagai alat tebar pesona dan pencitraan.
BlackBerry pada masa jayanya begitu menggelitik rasa penasaran para pengguna ponsel. Kemampuannya dalam memudahkan pengguna mengakses push e-mail, telefon, SMS, berselancar pun membuat konsumen bergejolak untuk memburu gawai yang satu itu.
Ditambah lagi fitur pamungkasnya, BlackBerry Messenger (BBM) menjadi kunci sukses perusahaan membuat konsumen makin tergiur.
Sebagai produsen ponsel, BlackBerry – dulunya Research In Motion (RIM) – juga mengusung sejumlah kelebihan, yang mana semua pesan masuk maupun keluar diproteksi dengan sistem keamanan yang tinggi. Karenanya, beberapa klien besarnya seperti Departemen Pertahanan AS memilih menggunakan BlackBerry.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, pengguna BlackBerry awalnya hanya 543 ribu secara global per 1 Maret 2003, kemudian tumbuh menjadi 4,9 juta per 4 Maret 2006.
Pertumbuhan tertinggi pengguna BlackBerry terjadi pada 2010-2011, yakni tumbuh sebesar 21 juta pengguna, dari 41 juta per 27 Februari 2010 menjadi 70 juta pada 27 Agustus 2011. Per Desember 2012, pengguna BlackBerry diketahui sebesar 79 juta.
Berdasarkan laporan yang dirilis BlackBerry, pihaknya berhasil mengapalkan 100 juta unit smartphone pada kuartal kedua 2010, kemudian jumlah tersebut meningkat menjadi 200 juta unit pengapalan per kuartal ketiga 2012.
Di samping merilis smartphone, perusahaan yang berbasis di Kanada itu juga mencari peruntungan dengan merilis tablet BlackBerry PlayBook.
Awal Kehancuran BlackBerry
Seiring perjalannya, BlackBerry pun mendapat saingan. Industri smartphone pun semakin ketat. Apple melihat peluang dan turut bermain dengan merilis iPhone pada 2007.
Kemudian, sejumlah vendor perangkat berbasis Android yang menyerbu pasar dan mengguyur ke seluruh segmententasi. BlackBerry kepepet.
Tak sampai di situ, aplikasi olah-pesan BlackBerry Messenger (BBM) pun terpukul seiring bermunculannya aplikasi alternatif seperti WhatsApp, LINE, WeChat, dan KakaoTalk. Jadi mau tidak mau BlackBerry putar otak.
Di tengah persaingan yang semakin keras, BlackBerry pun cari strategi baru, BlackBerry 10. Setelah mengalami beberapa penundaan, perusahaan akhirnya memperkenalkan platform tersebut beserta dua gawai terbaru, yakni Z10 dan Q10.
Setelah bertahun-tahun eksis, kini BlackBerry terpuruk. Bahkan berdasarkan laporan terbaru, posisi perusahaan harus tergeser dengan Microsoft melalui Windows Phone.
Berdasarkan data yang dirilis Gartner per Agustus 2013, BlackBerry tidak masuk dalam 5 vendor dengan tingkat penjualan smartphone tertinggi.
Berdasarkan data tersebut, Samsung mendominasi dengan 31,7 persen pangsa pasar disusul Apple dengan 14,2 persen serta LG Electronics di urutan ketiga dengan 5,1 persen.
Kemudian berdasarkan platform, BlackBerry hanya memperoleh 2,7 persen pangsa pasar, dan mengalami penurunan 2,5 persen dari perolehan tahun sebelumnya sebesar 5,2 persen.
Sementara platform Microsoft mencatatkan justru pertumbuhan pangsa 0,7 persen, dari 2,6 persen pada tahun lalu menjadi 3,3 pada tahun ini. Angka berbicara, BlackBerry kehilangan pamor.
Belum sempat BlackBerry 10 membawa perusahaan bangkit, kini perusahaan diisukan akan dijual. Perusahaan mengumumkan sebuah pembentukan Komisi Khusus mencari strategi alternatif agar perusahaan kembali menggeliat dan tidak tumbang jika perlu menjual BlackBerry.
(okezone.com = Dangstars)
GADGET (gawai) yang satu ini pernah menjadi fenomena ketika meluncur. BlackBerry, dulu begitu kuat sebagai merek smartphone, bahkan pada masa kampanye 2008, Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama menggunakannya sebagai alat tebar pesona dan pencitraan.
BlackBerry pada masa jayanya begitu menggelitik rasa penasaran para pengguna ponsel. Kemampuannya dalam memudahkan pengguna mengakses push e-mail, telefon, SMS, berselancar pun membuat konsumen bergejolak untuk memburu gawai yang satu itu.
Ditambah lagi fitur pamungkasnya, BlackBerry Messenger (BBM) menjadi kunci sukses perusahaan membuat konsumen makin tergiur.
Sebagai produsen ponsel, BlackBerry – dulunya Research In Motion (RIM) – juga mengusung sejumlah kelebihan, yang mana semua pesan masuk maupun keluar diproteksi dengan sistem keamanan yang tinggi. Karenanya, beberapa klien besarnya seperti Departemen Pertahanan AS memilih menggunakan BlackBerry.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, pengguna BlackBerry awalnya hanya 543 ribu secara global per 1 Maret 2003, kemudian tumbuh menjadi 4,9 juta per 4 Maret 2006.
Pertumbuhan tertinggi pengguna BlackBerry terjadi pada 2010-2011, yakni tumbuh sebesar 21 juta pengguna, dari 41 juta per 27 Februari 2010 menjadi 70 juta pada 27 Agustus 2011. Per Desember 2012, pengguna BlackBerry diketahui sebesar 79 juta.
Berdasarkan laporan yang dirilis BlackBerry, pihaknya berhasil mengapalkan 100 juta unit smartphone pada kuartal kedua 2010, kemudian jumlah tersebut meningkat menjadi 200 juta unit pengapalan per kuartal ketiga 2012.
Di samping merilis smartphone, perusahaan yang berbasis di Kanada itu juga mencari peruntungan dengan merilis tablet BlackBerry PlayBook.
Awal Kehancuran BlackBerry
Seiring perjalannya, BlackBerry pun mendapat saingan. Industri smartphone pun semakin ketat. Apple melihat peluang dan turut bermain dengan merilis iPhone pada 2007.
Kemudian, sejumlah vendor perangkat berbasis Android yang menyerbu pasar dan mengguyur ke seluruh segmententasi. BlackBerry kepepet.
Tak sampai di situ, aplikasi olah-pesan BlackBerry Messenger (BBM) pun terpukul seiring bermunculannya aplikasi alternatif seperti WhatsApp, LINE, WeChat, dan KakaoTalk. Jadi mau tidak mau BlackBerry putar otak.
Di tengah persaingan yang semakin keras, BlackBerry pun cari strategi baru, BlackBerry 10. Setelah mengalami beberapa penundaan, perusahaan akhirnya memperkenalkan platform tersebut beserta dua gawai terbaru, yakni Z10 dan Q10.
Setelah bertahun-tahun eksis, kini BlackBerry terpuruk. Bahkan berdasarkan laporan terbaru, posisi perusahaan harus tergeser dengan Microsoft melalui Windows Phone.
Berdasarkan data yang dirilis Gartner per Agustus 2013, BlackBerry tidak masuk dalam 5 vendor dengan tingkat penjualan smartphone tertinggi.
Berdasarkan data tersebut, Samsung mendominasi dengan 31,7 persen pangsa pasar disusul Apple dengan 14,2 persen serta LG Electronics di urutan ketiga dengan 5,1 persen.
Kemudian berdasarkan platform, BlackBerry hanya memperoleh 2,7 persen pangsa pasar, dan mengalami penurunan 2,5 persen dari perolehan tahun sebelumnya sebesar 5,2 persen.
Sementara platform Microsoft mencatatkan justru pertumbuhan pangsa 0,7 persen, dari 2,6 persen pada tahun lalu menjadi 3,3 pada tahun ini. Angka berbicara, BlackBerry kehilangan pamor.
Belum sempat BlackBerry 10 membawa perusahaan bangkit, kini perusahaan diisukan akan dijual. Perusahaan mengumumkan sebuah pembentukan Komisi Khusus mencari strategi alternatif agar perusahaan kembali menggeliat dan tidak tumbang jika perlu menjual BlackBerry.
(okezone.com = Dangstars)
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak