Di Jalan Tol, Polwan India "Digilir" Lima Begundal Bersenjata
Bolehlah India mendapat stigma negeri kasus pemerkosaan. Bayangkan, belum hilang di benak kita soal pemerkosaan seorang perempuan juru foto, kasus perkosaan terjadi lagi di negeri itu!
Catatan di laman lokal, Hindu online hari ini, Sabtu (24/8/2013), menunjukkan seorang polisi wanita (polwan) "digilir" alias diperkosa beramai-ramai oleh lima begundal bersenjata. Kejadiannya berawal di Jalan Tol 75 di Distrik Latehar, Mumbai, Jumat subuh, kemarin. Kala itu, seorang polwan dan para anggota keluarganya membawa jenazah saudara laki-lakinya yang tewas beberapa waktu lalu ke rumah salah satu famili.
Keluarga itu meninggalkan Ranchi, Kamis malam, menuju kampung halaman di Garhwa. Di jalan bebas hambatan itu, kendaraan mereka dihentikan oleh lima orang pria bersenjata. Tiga dari antara mereka merampas barang-barang yang ada di dalam kendaraan.
Tak cuma itu, para begundal itu malah memaksa turun polwan tersebut menuju jembatan tak jauh dari lokasi kendaraan. "Perkosaan bergilir pun terjadilah di situ,"kata polisi yang menangani perkara tersebut.
Sampai berita ini diunggah, polisi memang sudah menangkap para tersangka. Tapi, sejauh ini, kasus tersebut masih dalam proses.
Gantung diri
Sebetulnya, kejadian pemerkosaan terhadap polwan itu cuma selisih sehari dengan perkosaan yang menimpa seorang perempuan juru foto. Korban berusia 22 tahun tersebut tengah memotret lokasi pabrik di pusat kota Mumbai. Dalam kejadian itu, korban diperkosa lima orang.
Kasus perkosaan di India membuat publik marah besar. Momentumnya terjadi tatkala perkosaan yang berujung kematian menimpa seorang mahasiswi kedokteran berusia 23 tahun. Insiden itu terjadi di dalam bus yang tengah berjalan di ibu kota India, New Delhi, Desember 2012. Pelakunya enam orang.
Kasus itu memang sedang dalam proses di pengadilan, meski dalam posisi tertunda. Termutakhir, lima dari enam terdakwa bakal terus diproses hingga vonis. Sementara, satu terdakwa malahan tewas gantung diri di dalam bui.
kompas.com Bolehlah India mendapat stigma negeri kasus pemerkosaan. Bayangkan, belum hilang di benak kita soal pemerkosaan seorang perempuan juru foto, kasus perkosaan terjadi lagi di negeri itu!
Catatan di laman lokal, Hindu online hari ini, Sabtu (24/8/2013), menunjukkan seorang polisi wanita (polwan) "digilir" alias diperkosa beramai-ramai oleh lima begundal bersenjata. Kejadiannya berawal di Jalan Tol 75 di Distrik Latehar, Mumbai, Jumat subuh, kemarin. Kala itu, seorang polwan dan para anggota keluarganya membawa jenazah saudara laki-lakinya yang tewas beberapa waktu lalu ke rumah salah satu famili.
Keluarga itu meninggalkan Ranchi, Kamis malam, menuju kampung halaman di Garhwa. Di jalan bebas hambatan itu, kendaraan mereka dihentikan oleh lima orang pria bersenjata. Tiga dari antara mereka merampas barang-barang yang ada di dalam kendaraan.
Tak cuma itu, para begundal itu malah memaksa turun polwan tersebut menuju jembatan tak jauh dari lokasi kendaraan. "Perkosaan bergilir pun terjadilah di situ,"kata polisi yang menangani perkara tersebut.
Sampai berita ini diunggah, polisi memang sudah menangkap para tersangka. Tapi, sejauh ini, kasus tersebut masih dalam proses.
Gantung diri
Sebetulnya, kejadian pemerkosaan terhadap polwan itu cuma selisih sehari dengan perkosaan yang menimpa seorang perempuan juru foto. Korban berusia 22 tahun tersebut tengah memotret lokasi pabrik di pusat kota Mumbai. Dalam kejadian itu, korban diperkosa lima orang.
Kasus perkosaan di India membuat publik marah besar. Momentumnya terjadi tatkala perkosaan yang berujung kematian menimpa seorang mahasiswi kedokteran berusia 23 tahun. Insiden itu terjadi di dalam bus yang tengah berjalan di ibu kota India, New Delhi, Desember 2012. Pelakunya enam orang.
Kasus itu memang sedang dalam proses di pengadilan, meski dalam posisi tertunda. Termutakhir, lima dari enam terdakwa bakal terus diproses hingga vonis. Sementara, satu terdakwa malahan tewas gantung diri di dalam bui.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak