Keutamaan Meringankan Beban Seorang Muslim
بسم الله الرحمن الرحيم
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ » رواه مسلم
Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di
dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan
barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang
kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat”[1].
Hadits yang agung menunjukkan besarnya keutamaan
seorang yang membantu meringankan beban saudaranya sesama muslim, baik
dengan bantuan harta, tenaga maupun pikiran atau nasehat untuk kebaikan.
Imam an-Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat
keutamaan menunaikan/membantu kebutuhan dan memberi manfaat kepada
sesama muslim sesuai kemampuan, (baik itu) dengan ilmu, harta,
pertolongan, pertimbangan tentang suatu kebaikan, nasehat dan lain-lain”[2].
- Hadits ini menunjukkan makna sebuah kaidah besar dalam Islam, yaitu ‘al-jaza-u min jinsil ‘amal (balasan yang didapat seorang hamba adalah sesuai dengan jenis perbuatannya)[3],
karena meringankan beban seorang muslim berarti berbuat kebaikan
kepadanya, dan balasan kebaikan adalah kebaikan yang semisalnya.
Allah
berfirman:
{هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QS ar-Rahmaan: 60)[4].
- Melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan bernilai pahala[5],
meskipun perbuatan tersebut dianggap sepele, Rasulullah bersabda:
“Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik,
meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama
muslim) dengan wajah yang ceria”[6].
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu”[7].
- Kesusahan dan penderitaan yang dialami manusia dalam
kehidupan dunia sangat kecil, bahkan tidak ada artinya, jika
dibandingkan dengan dasyatnya kesusahan pada hari kiamat, sebagaimana
yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, oleh
karena itu, barangsiapa yang diringankan baginya kesulitan di hari
kiamat maka sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang besar[8].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
[1] HSR Muslim (no. 2699).
[2] Syarhu shahiihi Muslim (17/21).
[3] Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338).
[4] Lihat kitab “tuhfatul ahwadzi” (4/574).
[5] Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (5/458).
[6] HSR Muslim (no. 2626).
[7]
HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll,
dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh
at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).
[8] Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338-339).
Penulis : Abdullah bin Taslim al-Buthoni