Menanggapi hal ini, dr Andreas Prasadja RPSGT mengatakan demi mencukupi kebutuhan tidur, dibolehkan sesudah sahur untuk tidur tetapi dengan catatan posisi kepala harus lebih tinggi, seperti orang setengah duduk. Sebab, seringkali terjadi ketika seseorang tidur sesudah makan sahur, ia akan muntah.
"Nah itu biasa terjadi kalau seseorang mengalami GERD akibat naiknya asam lambung. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki sleep apnea atau gangguan tidur seperti ngorok," terang dr Ade, begitu ia akrab disapa, saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (3/7/2014).
Dijelaskan dr Ade, saat mendengkur saluran napas tersumbat sedangkan paru-paru terus mengambil udara. Tetapi, karena tidak ada udara yang masuk, justru makanan di saluran cerna akan naik sehingga bisa menyebabkan muntah.
Sementara itu, jika waktu tidur dirasa sudah cukup, ahli gizi Rita Ramayulis DCN, MKes, menyarankan untuk tidak tidur setelah sahur. Sebab, dikatakan Rita sesudah sahur lambung dalam keadaan penuh sehingga aliran darah yang berisi oksigen dan sari makanan akan menuju ke sekitar lambung.
Saat aliran darah terpusat di lambung, otomatis aliran darah ke otak, sel di tangan, kaki, dan bagian tubuh lain pun menurun. Akibatnya, aliran darah tidak terdistribusi dengan baik. Bukannya tubuh kekurangan oksigen, tetapi karena tidak ada yang mengantarkan oksigen dan sari makanan ke organ yang lain.
"Saat tidur kerja organ basal kita menurun sehingga makanan tidak dicerna secara maksimal, enzim tidak bekerja maksimal, aliran darah berpusat di lambung. Nanti saat bangun tubuh bisa dua kali lipat lemasnya," terang Rita.
"Tapi kalau habis sahur kita bergerak, aliran darah kencang dan dia dengan cepat terdistribusi dari lambung kembali ke otak lagi sehingga kita lebih bugar. Kalau mau manfaatkan waktu istirahat bekerja untuk tidur siang," pungkasnya.
"Nah itu biasa terjadi kalau seseorang mengalami GERD akibat naiknya asam lambung. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki sleep apnea atau gangguan tidur seperti ngorok," terang dr Ade, begitu ia akrab disapa, saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (3/7/2014).
Dijelaskan dr Ade, saat mendengkur saluran napas tersumbat sedangkan paru-paru terus mengambil udara. Tetapi, karena tidak ada udara yang masuk, justru makanan di saluran cerna akan naik sehingga bisa menyebabkan muntah.
Sementara itu, jika waktu tidur dirasa sudah cukup, ahli gizi Rita Ramayulis DCN, MKes, menyarankan untuk tidak tidur setelah sahur. Sebab, dikatakan Rita sesudah sahur lambung dalam keadaan penuh sehingga aliran darah yang berisi oksigen dan sari makanan akan menuju ke sekitar lambung.
Saat aliran darah terpusat di lambung, otomatis aliran darah ke otak, sel di tangan, kaki, dan bagian tubuh lain pun menurun. Akibatnya, aliran darah tidak terdistribusi dengan baik. Bukannya tubuh kekurangan oksigen, tetapi karena tidak ada yang mengantarkan oksigen dan sari makanan ke organ yang lain.
"Saat tidur kerja organ basal kita menurun sehingga makanan tidak dicerna secara maksimal, enzim tidak bekerja maksimal, aliran darah berpusat di lambung. Nanti saat bangun tubuh bisa dua kali lipat lemasnya," terang Rita.
"Tapi kalau habis sahur kita bergerak, aliran darah kencang dan dia dengan cepat terdistribusi dari lambung kembali ke otak lagi sehingga kita lebih bugar. Kalau mau manfaatkan waktu istirahat bekerja untuk tidur siang," pungkasnya.
Kecukupan waktu tidur memang diperlukan guna menjaga vitalitas tubuh. Namun, di bulan Ramadan biasanya waktu tidur seseorang lebih sedikit. Tak jarang, jeda waktu sesudah sahur dan mulai beraktivitas pun dimanfaatkan untuk tidur.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak