Salaman Semut
Kenapa semut, kalau jalan selalu bersalaman?
Tahukah anda kenapa kalau semut
ketemu dengan semut lainya selalu beradu, kalau kita lihat seperti
salaman.
Ceritanya begini, di suatu waktu jaman dahulu kala di dunia
satwa terjadilah kehebohan yang besar. Sebabnya adalah singa yang pada
waktu itu menjadi raja hutan kehilangan permaisurinya, yang pasti
permaisurinya tersebut juga seekor singa juga, gak mungkin to
permaisurinya seekor gajah, gajah kan gak bisa nikah sama singa, melawan
adat tau.
Kembali ke cerita kehilangan permaisurinya sang raja hutan
tersebut, bimbang dan gelisahlah sang raja. Maka dikumpulkannya semua
warga dunia satwa mulai dari kecoa sampai badak becula lima (emang ada
ya badak bercula lima) bahkan kudanil yang sedang berendampun
diperintahkannya datang berkumpul. dalam berkumpulnya para satwa
tersebut datang pula satwa yang paling imut, siapa lagi kalau bukan
semut.
Para semut menghadiri perkumpulan itu karena menghormati sang
raja, malu kan kalau diundang tapi gak datang.
Setelah para satwa berkumpul dilapangan, pada saat itu tengah hari
sekitar jam dua belas waktu dunia satwa, naiklah sang raja ke podium
untuk mengumumkan peristiwa kehilangan permaisurinya tersebut. "Wahai
rakyatku para satwa yang aku cintai dan aku banggakan, kemarin pada sore
hari (jamnya gak diketahui) permaisuriku yang paling cantik dan paling
aku cintai telah hilang entah kemana, maka aku perintahkan kepada semua
rakyatku untuk mencarinya sampai ketemu, demikian perintah ini di buat
dan harus segera dilaksanakan tanpa ada paksaan sedikit pun". para
satwapun menunjukan kesiapannya dan kesanggupanya untuk mencari
permaisuri sang raja hutan tersebut.
Para satwa mulai mencari sang permaisuri. Namun sebelum pencariaan
tersebut karena yang disuruh mencari permaisuri adalah para satwa
jantan, maka raja mengharuskan seluruh satwa melepaskan kemaluannya,
alias di kebiri sementara.
Maklum sang raja sangat pencemburu, dia takut
kalau yang menemukan permaisurinya mengambil kesempatan dalam
kesempitan dulu. Maka melalui ilmu sihir yang sangat sakti di dunia
satwa waktu itu, dilepaskannya seluruh kemaluan para satwa tersebut
termasuk kemaluan para semut yang bisa dibayangkan kecilnya kepunyaan
mereka, dan akan dikembalikan jikalau sang permaisuri telah ditemukan.
setelah para satwa telah dikebiri semua, maka dimulailah pencarian
tersebut.
Setelah
beberapa lama pencarian tersebut membuahkan hasil. Sang permaisuri
ditemukan oleh para satwa. Kalau tidak salah satwa yang menemukannya
waktu itu sang anjing pelacak, dia menemukan permaisuri dengan mengendus
bau badannya. Memang, bau badan sang permaisuri sangat bau sekali,
maklum dia jarang mandi.
Menurut kabar yang berhembus sang permaisuri
ditemukan sedang arisan di tempat ibu-ibu satwa yang lain. Setelah
ditemukannya sang permaisuri, raja hutanpun yang tadinya gelisah sangat
bahagia dan senang sekali, seperti orang yang baru dapat lotere (tapi di
dunia satwa gak ada lotere).
Setelah kerinduannya terobati maka sang
rajapun memerintahkan untuk mengembalikan kemaluan para satwa kepada
para pemiliknya, termasuk para semut. Namun sialnya bagi para semut,
sewaktu acara pengembalian kemaluan tersebut, punya para semut hilang
(maklum kepunyaanya sangat kecil sekali, jadi mudah hilang).
Dicarinya
kemaluan punya para semut tersebut kemana-mana, namun tidak ditemukan.
Para semut tak patah semangat mereka terus mencari dan mencari, bahkan
setelah kejadian itu telah berlangsung lama, pencarian tersebut masih
terus dilakukan sampai ke keturunan mereka.
Itulah cerita mengapa kalau semut tiap bertemu dengan semut yang
lain selalu salaman. bukan salaman yang mereka lakukan, tapi saling
bertanya "apakah punyamu sudah ketemu"
ha..ha...ha... ini cuman humor aja disaji bukan untuk di caci atau dimaki..hanya hiburan semata..
Namun kalo menurut penelitian Mengapa
semut akan berhenti sejenak jika bertemu/berpapasan dengan semut
lainnya?.
Semut yang terlihat “mengadu kepala” saat bertemu itu
sebenarnya sedang berkomunikasi. T.C. Schneirla, seorang peneliti di New
York University, pernah mengadakan percobaan dengan semut. Ia mengambil
seekor semut lalu ditaruh dalam tempat yang berisi makanan.
Semut lain
ditaruh dalam tempat yang berisi semut-semut musuh. Kemudian kelakuan
kedua semut ini diamati terutama ketika berpapasan dengan teman-temannya
di jalan.
Dari penelitian itu, Schneirla
menyimpulkan bahwa zat kimia yang dikeluarkan dari makanan ataupun dari
musuh semut menempel pada semut itu. Ketika bertemu dengan semut
temannya, semut ini akan saling menyapa (bersentuhan).
Nah, dengan
saling menyapa inilah zat kimia dari semut akan memberi tahu temannya
(melalui antena di kepala semut) apakah di lingkungan sekitarnya ada
makanan atau ada musuh.
Selain itu ada pendapat lain dari mengapa semut selalu bersalaman ketika berpapasan?
Semut merupakan serangga koloni yang mengikuti arah yang diberikan. koloni semut itu sama seperti kerajaan, ada ratu, ada
pejantan dan ada semut pekerjanya.
Nah yang mencari makan untuk koloni
adalah semut pekerja, jika ada satu semut pekerja yang menemukan sumber
makanan maka semut tersebut akan memberikan tanda berbau khas dari
tubuhnya pada jalan yang ia lewati menuju ke sumber makanan tersebut.
Semut-semut pekerja yang lain akan mengikuti tanda/bau pada jalan
tersebut ke sumber makanan. Oleh sebab itu jika semut sedang bekerja
pasti dalam 1 garis teratur/barisan dan jika bertemu dengan semut yang
lain yang berlawanan arah maka kedua kepala mereka bertemu (karena
berjalan dalam satu garis teratur tadi) seolah-olah mereka sedang (lebih
tepatnya) bersalaman.
Jika ingin membuktikan hal ini, coba cari barisan
semut yang sedang berjalan, pada jalan yang dilalui itu coba digosok
dengan jari, maka barisan yang tadinya rapih pada saat sampai di daerah
yang digosok pasti pada berantakan barisannya.
Semoga menambah pengetahuan teman-teman
Dongeng lainnya begini :
Alkisah, pada jaman
dahulu umat manusia di bumi ini sifatnya sangat bejat. Mereka
minum-minum, bermain wanita, dan tidak mengindahkan perintah dan
petunjuk-petunjuk yang diberikan Tuhan. Bahkan nabi Nuh yang diberi
tugas oleh Tuhan guna membimbing umat manusia pun sampai frustasi dan
menyerah. “Umat manusia ini sudah kelewatan,” pikir nabi Nuh.
Tuhan yang mendengar doa nabi Nuh pun kemudian memutuskan untuk
menggulung umat manusia yang ingkar dengan gelombang banjir yang maha
hebat. Byur! Dan dunia pun tenggelam.
Seperti yang sudah diketahui, sebelum banjir datang Nabi Nuh sudah bersiap-siap dengan membangun sebuah bahtera raksasa. Sebelum banjir datang Nabi Nuh mengumpulkan semua jenis hewan-hewan dan makhluk hidup yang ada di dunia di dalam bahteranya secara berpasang-pasangan. Maksudnya adalah agar kehidupan di dunia bisa kembali setelah banjir agung datang. Hewan-hewan dari berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari gajah, singa, burung, hingga ular dan kumbang semuanya masuk ke dalam bahtera sambil mengajak istri masing-masing. “Ini tugas mulia untuk melanjutkan kelangsungan jenisku”, begitu pikir binatang-binatang tersebut.
Seperti yang sudah diketahui, sebelum banjir datang Nabi Nuh sudah bersiap-siap dengan membangun sebuah bahtera raksasa. Sebelum banjir datang Nabi Nuh mengumpulkan semua jenis hewan-hewan dan makhluk hidup yang ada di dunia di dalam bahteranya secara berpasang-pasangan. Maksudnya adalah agar kehidupan di dunia bisa kembali setelah banjir agung datang. Hewan-hewan dari berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari gajah, singa, burung, hingga ular dan kumbang semuanya masuk ke dalam bahtera sambil mengajak istri masing-masing. “Ini tugas mulia untuk melanjutkan kelangsungan jenisku”, begitu pikir binatang-binatang tersebut.
Namun setelah beberapa
saat terombang-ambing di dalam bahtera raksasa tersebut, masalah
kemudian muncul bagi para penghuni di dalamnya. Jumlah mereka
tiba-tiba saja bertambah! Yang masuk sepasang, tiba-tiba di dalam
bahtera dijumpai menjadi 3 bahkan 4.
Ini adalah masalah penting karena jumlah makanan dan air yang dibawa dalam kapal hanya terbatas. Bagaimana kalau nanti terjadi kelaparan dan perebutan jatah makanan? Selidik punya selidik, akhirnya diketahui karena suasana dalam bahtera membosankan maka para pasangan hewan-hewan ini menghabiskan waktu dengan bercinta. “Biar anget, itung-itung ngabisin waktu luang ...”, begitu kata si zebra waktu ditanya nabi Nuh.
Karena marah pada tingkah hewan-hewan yang nggak tau kondisi ini maka nabi Nuh kemudian memberikan sebuah peraturan baru bagi para penghuni bahtera. Hewan-hewan berjenis kelamin laki-laki diperintahkan untuk mencopot 'burung' masing-masing dan menitipkannya di dalam karung untuk sementara sampai banjir agung selesai. Para binatang pun akhirnya setuju dengan perintah ini, dan segera melaksanakannya. Karung ini kemudian ditinggalkan di pojok ruangan dan dilupakan hingga beberapa waktu.
Ini adalah masalah penting karena jumlah makanan dan air yang dibawa dalam kapal hanya terbatas. Bagaimana kalau nanti terjadi kelaparan dan perebutan jatah makanan? Selidik punya selidik, akhirnya diketahui karena suasana dalam bahtera membosankan maka para pasangan hewan-hewan ini menghabiskan waktu dengan bercinta. “Biar anget, itung-itung ngabisin waktu luang ...”, begitu kata si zebra waktu ditanya nabi Nuh.
Karena marah pada tingkah hewan-hewan yang nggak tau kondisi ini maka nabi Nuh kemudian memberikan sebuah peraturan baru bagi para penghuni bahtera. Hewan-hewan berjenis kelamin laki-laki diperintahkan untuk mencopot 'burung' masing-masing dan menitipkannya di dalam karung untuk sementara sampai banjir agung selesai. Para binatang pun akhirnya setuju dengan perintah ini, dan segera melaksanakannya. Karung ini kemudian ditinggalkan di pojok ruangan dan dilupakan hingga beberapa waktu.
Setelah beberapa lama,
banjir agung pun usai. Air surut dan daratan akhirnya terlihat lagi.
Bahtera pun akhirnya bisa mendarat. Hewan-hewan yang ada di dalam
bahtera berteriak kegirangan karena banjir telah selesai. Mereka yang
sangat rindu dengan daratan dan telah bosan dengan kondisi dalam
bahtera berebutan berlari keluar. Gajah, rajawali, katak, semuanya
segera berlari keluar untuk menyambut kehidupan baru.
Binatang-binatang itu berlari hingga jarak yang cukup jauh dari
bahtera ketika beruang tiba-tiba bergumam, “ Loh! Burungku kan
ketinggalan di kapal!”. “OH IYAAA!!!”, jawab yang lain dengan
serentak.
Kontan saja semua hewan
jantan yang baru saja berlari kegirangan segera berlari berbalik arah
menuju bahtera. Tujuannya ialah segera mengambil 'burung' mereka yang
sebelumnya mereka titipkan di dalam karung. Kuda dari dulu telah
diberi karunia dapat berlari kencang. Tentu saja ia adalah yang
pertama kali sampai ke bahtera. Seketika itu juga ia segera memilih
'burung' dengan ukuran yang paling besar. “Persetan punya siapa!”,
pikir kuda waktu itu. Itulah mengapa hingga kini kuda dikenal dengan
kekuatan dan emm ... ukurannya. Segera saja kondisi di dalam bahtera
menjadi rusuh. Semuanya berebutan mengambil 'burung' masing-masing di
dalam karung.
Dari semua hewan, semut
adalah hewan yang paling malang. Kisahnya sungguh memilukan. Karena
badannya kecil, 'burung' yang ia titipkan di dalam karung ukurannya
juga kecil. Dan selama perebutan yang terjadi, 'burung'nya ternyata
jatuh dan terinjak-injak oleh hewan-hewan lain. Burung itupun hilang
dalam debu. Kemanapun semut mencari, burungnya tak dapat ia temukan.
Sungguh kasihan nasibnya...
Itulah alasan kenapa
hingga saat ini semut selalu seakan-akan bersalam-salaman dengan
semut lain bila bertemu. Sebenarnya mereka malu, hingga hanya bisa
berbisik-bisik satu sama lain. Sebenarnya mereka saling berbisik,
saling bertanya,
”Gimana? Burungmu udah
ketemu..?”
Sama juga nyari burung :)
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak