KEUTAMAAN ILMU
Tafakur memerlukan ilmu. Ilmu diperoleh dengan kesungguhan belajar. Orang yang dikaruniai otak jenius akan bodoh bila ia tidak mau belajar. Semakin banyak ilmu yang dimiliki, maka semakin berbobot hasil tafakurnya. Jadi dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa bahan dasar tafakur itu adalah ilmu. Itulah mungkin salah satu sebabnya mengapa meletakkan ilmu diatas segala-galanya. Banyak riwayat Rasulullah saw. Yang menerangkan keutamaan ilmu, salah satunya adalah sebagai berikut :
Seorang Anshar berkata kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, jika ada orang yang meninggal dunia bertepatan dengan acara majlis ulama, manakah yang lebih berhak mendapatkan perhatian?” Rasulullah saw., menjawab, “Jika telah ada orang yang mengantarkan dan menguburkan jenazah itu, maka menghadiri majlis ulama itu lebih utama daripada melayat seribu jenazah.
Tafakur memerlukan ilmu. Ilmu diperoleh dengan kesungguhan belajar. Orang yang dikaruniai otak jenius akan bodoh bila ia tidak mau belajar. Semakin banyak ilmu yang dimiliki, maka semakin berbobot hasil tafakurnya. Jadi dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa bahan dasar tafakur itu adalah ilmu. Itulah mungkin salah satu sebabnya mengapa meletakkan ilmu diatas segala-galanya. Banyak riwayat Rasulullah saw. Yang menerangkan keutamaan ilmu, salah satunya adalah sebagai berikut :
Seorang Anshar berkata kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, jika ada orang yang meninggal dunia bertepatan dengan acara majlis ulama, manakah yang lebih berhak mendapatkan perhatian?” Rasulullah saw., menjawab, “Jika telah ada orang yang mengantarkan dan menguburkan jenazah itu, maka menghadiri majlis ulama itu lebih utama daripada melayat seribu jenazah.
Bahkan ia lebih utama daripada menjenguk seribu orang sakit, atau shalat seribu hari seribu malam, atau sedekah seribu dirham pada fakir miskin, ataupun seribu kali berhaji; bahkan lebih utama daripada seribu kali berperang dijalan Allah dengan jiwa dan hartamu ! Tahukah engkau bahwa Allah dipatuhi dengan ilmu, dan disembah dengan ilmu pula? Tahukah engkau bahwa kebaikan dunia dan akherat adalah dengan ilmu, sedangkan keburukan dunia dan akherat adalah dengan kebodohan?”
Sayidina Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang mana yang lebih utama antara ilmu dengan harta :
“Ilmu lebih utama daripada harta, ilmu adalah pusaka para nabi, sedang harta adalah pusaka Karun, Sadad, Fir’aun, dan lain-lain.”
"Ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu itu menjagamu sedangkan harta malah engkau harus menjaganya.
“Harta itu jika engkau “tasarrufkan” (berikan) menjadi berkurang, sebaliknya ilmu jika engkau ‘tasarrufkan’ malahan bertambah.”
“Pemilik harta disebut dengan bahil (kikir) dan buruk, tetapi pemilik ilmu disebut dengan nama keagungan dan kemuliaan.”
“Pemilik harta Itu musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temannya banyak.”
“Ilmu lebih utama daripada harta karena di akherat nanti pemilik harta akan dihisab, sedangkan orang berilmu akan memperoleh syafa’at.”
“Harta akan hancur berantakan karena lama ditimbun zaman, tetapi ilmu tak akan rusak dan musnah walau ditimbun zaman.”
“Harta membuat hati seorang menjadi keras, sedang ilmu malah membuat hati menjadi bercahaya.”
“Ilmu lebih utama daripada harta, karena pemilik harta bisa mengaku menjadi Tuhan akibat hartanya yang dimilikinya, sedangkan orang yang berilmu justru mengaku sebagai hamba karena ilmunya.”
Prof. Dr. Hamka berkata :
“Ilmu itu tiang untuk kesempurnaan akal. Bertambah luas akal, bertambah luaslah hidup, bertambah datanglah bahagia. Bertambah sempit akal, bertambah sempit pula hidup, bertambah datanglah celaka.”Iman tanpa ilmu sama dengan pelita ditangan bayi, sedangkan ilmu tanpa iman bagaikan pelita ditangan pencuri
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak