Setelah menjelajah ruang angkasa
selama sepuluh tahun, wahana peneliti Eropa melakukan pendaratan
bersejarah di permukaan komet, hari Rabu (12/11).
Para ilmuwan yang memantau wahana tersebut, Philae, memastikan bahwa wahana mendarat dengan selamat di komet dengan lebar dua kilometer.
Prosedur pendaratan dilakukan ketika komet dan Philae menjelajah ruang angkasa dengan kecepatan 60.000 kilometer per jam.
Komet ini dikenal dengan nama 67P/Churyumov-Gerasimenko, yang ditemukan pada 1969.
Benda angkasa ini berjarak sekitar 500 miliar dari Bumi dan memerlukan waktu enam tahun untuk mengitari matahari.
Para ilmuwan berharap komet ini memberi petunjuk siapa kita dan dari mana kita berasal.
Philae tanah pendarat robot pada 67P komet / Churyumov-Gerasimenko
Ini mungkin salah satu langkah kecil untuk pendarat robot Philae, tapi itu salah satu lompatan raksasa bagi kita semua! European Space Agency baru saja membuat sejarah dengan mendarat salah satu robot di komet setelah lebih dari 10 tahun perjalanannya. Philae diharapkan dapat memberikan gambar pertama yang pernah terlihat dari permukaan komet.
Komet
Catatan sejarah komet terang sudah ada
sejak abad ke-empat sebelum masehi. Sepanjang sejarah orang
menganggapnya sebagai pertanda bencana manusia seperti perang atau
kelaparan. Sekarang kita tahu kalau sebuah komet adalah anggota bersalju
dalam tata surya kita.
Komet bergerak dalam orbit lonjong mengelilingi Matahari dan mengikuti hukum dasar fisika. Mereka sama sekali bukan tanda ghaib.
Manfaat Komet
Komet
yang muncul di langit kita itu penting, bahkan bila mereka tidak
bersinar terang. Mereka mungkin satu-satunya benda yang tersisa sebagai
bahan asli dari masa tata surya terbentuk sekitar 5 miliar tahun lalu.
Bumi, bulan dan benda langit lainnya semua sudah berubah akibat
aktivitas tektonik, erosi, atau tumbukan. Hanya komet yang tetap seperti
itu semenjak awalnya.
Pesawat antariksa robotik mengunjungi dan
meneliti komet dengan perlengkapan canggih. Pesawat-pesawat tersebut
antara lain: Giotto dari ESA dan Deep Space 1 dari AS mengirimkan citra close-up
pada tahun 1986 dan 2001; Deep Impact dari NASA membuat kawah di komet
dan mempelajari bahan-bahan yang terlontar dari kawah tahun 2005; dan
Stardust dari NASA mengumpulkan debu kosmik di komet dan kembali ke Bumi
tahun 2006. Selanjutnya, Rosetta milik ESA akan mengorbit dan
menurunkan robot di komet tahun 2014.
Struktur Komet
Komet dinamakan atas penampilannya. Bahasa Yunaninya kometes dan Latinnya cometa yang sama-sama berarti “rambut panjang.”
Saat
ia bersinar di langit, sebuah komet yang terang memiliki kepala dengan
inti mirip bintang yang disebut nukleus. Nukleus dikelilingi oleh halo
yang berpendar yang disebut coma dan ekor transparan yang panjang.
Nukleus berukuran beberapa kilometer. Coma panjangnya dapat mencapai 100
ribu km atau lebih keluar dari nukleus. Ekor dapat berukuran sepanjang
jutaan kilometer di antariksa.
Pengamatan
ultraviolet dari pesawat luar angkasa menunjukkan awan hidrogen besar
yang menyelimutinya. Awan hidrogen ini dapat tumbuh mencapai puluhan
juta kilometer. Awan ini tidak dapat dilihat dari bumi.
Nukleus
Miliaran
komet mungkin mengorbit jauh di pinggir terluar tata surya sana, namun
kita tidak dapat melihatnya dari bumi. Mereka bersinar di langit hanya
saat mereka bergerak di dekat Matahari. Penjelasan yang paling diterima
luas mengenai komet adalah model bola salju kotor, yang diajukan oleh
astronom AS, Fred Whipple tahun 1950.
Saat
sebuah komet berada di bagian jauh tata surya, ia hanya terdiri dari
nukelus. Tanpa ekor dan tanpa coma. Bentuk dan permukaannya tidak
beraturan. Nukleus tersusun sebagian besar oleh air beku dan gas beku
lainnya (salju) yang bercampur dengan padatan logam atau batuan (kotor).
Kepadatannya sangat rendah begitu juga gravitasi permukaannya.
Citra
dari pesawat ruang angkasa menunjukkan kalau nukleus bekunya berwarna
hitam gelap dan berotasi. Ketidakteraturan permukaan mencakup retakan,
bukaan dan kawah.
Nukleus menjadi
aktif saat ia maju ke tata surya dalam. Jet debu dan gas, terutama
tersusun dari uap air, menyembur dari celah permukaan kapanpun nukleus
menghadap ke Matahari. Banyak perlintasan sebuah komet mengelilingi
Matahari membuang gas ringan sehingga yang tersisa sebagian besar di
permukaan adalah lapisan debu isolasi hitam arang.
Gas yang terdeteksi lepas dari nukleus
terdiri dari 80 persen volume uap air dengan sisa senyawa lain seperti
karbon dioksida, karbon monoksida, amonia dan metana. Beberapa butiran
debu tampaknya tersusun dari silikat sementara yang lain hanyalah debu
yang memuat unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Jenis es, debu
dan gas ini terbentuk pada suhu yang rendah.
Sebagian
butiran debu yang baru saja dikumpulkan memuat mineral yang terbentuk
pada suhu tinggi. Mereka pastinya terbentuk saat dekat dengan matahari.
Bagaimana partikel yang berasal dari lingkungan yang berbeda ini bisa
berkumpul di komet yang jauh dari matahari masih berupa misteri.
Para
ilmuan terkesan ketika menemukan adanya molekul organik kompleks dalam
materi yang mereka kumpulkan dari komet, yang mungkin dapat memiliki
makna penting bagi asal usul kehidupan di Bumi.
Coma
Saat
nukleus komet memasuki tata surya dalam sekitar beberapa ratus juta
kilometer dari Matahari, ia mengalami pemanasan. Gas menyublim dan lepas
ke antariksa bersama debu dari permukaannya. Gravitasi komet terlalu
lemah untuk menahan lepasnya gas dan debu. Mereka menyebar ke sekitar
nukleus sejauh ribuan kilometer dan membentuk coma.
Komet bersinar karena gas ini berpendar dan debu memantulkan sinar matahari. Astronom menggunakan teleskop besar untuk mencitrakan sekitar 25 coma per tahun.
Ekor
Saat sebuah komet berada di dekat Matahari, ia dapat memunculkan ekor gas dan debu yang dilepaskan dari nukleus.
Radiasi
ultraviolet merobek gas menjadi radikal (pecahan molekul) bebas dan
ion. Ion berinteraksi dengan partikel bermuatan yang disemburkan oleh
Matahari lewat angin surya. Ion ini pada akhirnya menyapu jutaan kilometer lurus membentuk ekor gas atau ion.
Tekanan radiasi, atau hantaman sinar
matahari yang kuat, mendorong partikel debu keluar. Komet terus bergerak
dan ekor debunya melengkung di belakangnya. Ekor komet begitu tipis
sehingga anda hanya dapat melihatnya dengan latar belakang bintang.
Molekul
dan atom netral terus mengembang keluar hingga mereka terionisasi. Atom
yang paling umum, hidrogen, membentuk awan hidrogen besar. Awan
hidrogen yang mengelilingi nukleus komet Halley tahun 1986 tumbuh hingga
diameter ratusan ribu kilometer.
Efek ion hidrogen yang dilepaskan oleh
Komet Halley pada angin surya dideteksi sejauh 35 juta kilometer dari
nukleus. Sebuah gelombang kejut dimana gas komet menahan dan
memperlambat angin surya ditemukan sekitar 400 ribu kilometer di depan
komet.
Nasib Komet di Dekat Matahari
Saat
komet mengalami percepatan di dekat matahari, nasibnya menjadi tidak
teramalkan. Jet kuat gas dan debu dari nukleus dapat mengubah gerakan
orbitnya. Bila sebuah komet berhasil memutari Matahari, ia akan
meneruskan orbitnya kembali ke daerah beku di tata surya luar. Beberapa
material komet yang tersisa akan kembali membeku di sana. Coma dan ekor
lenyap.
Beberapa komet lewat terlalu
dekat dengan Matahari hingga mereka pecah atau habis menguap. Beberapa
komet terlalu dekat hingga malah masuk langsung ke Matahari dan lenyap.
Asal Usul Komet
Komet
baru yang kita amati tampaknya berasal dari selubung benda es yang
besar yang berada sekitar satu tahun cahaya dari Matahari. Model ini
dikembangkan tahun 1950an oleh astronom Belanda Jan Oort (1900–1992).
Awan Oort yang belum teramati tersebut dapat memuat 100 miliar benih
komet.
Gangguan gravitasi dari bintang
lain di sekitar Matahari dapat mengganggu keseimbangan awan ini dan
mengirimkan beberapa komet secara acak menuju Matahari. Komet tersebut
akan menjadi komet periode panjang, yang orbitnya hampir parabola dan
periode revolusinya mengelilingi Matahari mencapai 200 hingga jutaan
tahun.
Komet dengan periode yang lebih
pendek mengorbit seperti planet dan berasal dari Sabuk Kuiper. Sabuk
ini berada lebih dekat ke Tata Surya dalam daripada Awan Oort.
Bila
sebuah komet lewat di dekat sebuah planet raksasa, terutama Yupiter, ia
akan dipengaruhi oleh gravitasi planet tersebut. Komet dapat jatuh ke
planet atau dipercepat dan keluar dari Tata Surya, atau bergerak dalam
orbit lonjong lebih dekat lagi ke Matahari.
Komet Periodik
Astronom
telah mendaftarkan sekitar 150 komet periode pendek atau periodik, yang
memiliki periode revolusi mengelilingi Matahari hanya beberapa tahun
atau puluh tahun hingga 200 tahun. Mereka bersinar secara periodik di
langit setiap kali ia ada di dekat Matahari
Komet
yang paling konsisten dan terkenal adalah Komet Halley, dengan 30
pelintasan perihelion berurutan yang tercatat sejak 240 SM. Pengamatan
lewat teleskop selama lebih tiga tahun sebelum dan sesudah pelintasan
perihelionnya tanggal 9 Februari 1986 menjadikan Komet Halley sebagai
komet yang telah dianalisa paling baik hingga sekarang.
Tabel 1. Beberapa Komet Periodik
Komet | Periode (tahun) | Perlintasan terdekat dengan Matahari (dalam Satuan Astronomi (SA)) |
2P/Encke | 3.3 | 0.34 |
21P/Giacobini-Zinner | 6.6 | 1.03 |
14P/Wolf | 8.2 | 2.41 |
55P/Tempel-Tuttle | 33.2 | 0.98 |
1P/Halley | 76.0 | 0.59 |
Perhatikan:
Nama komet dapat berubah, jadi Perserikatan Astronomi Internasional
memberi nama komet periodik dengan P/, didahului nomer komet periodik,
yang disusun berurutan dari komet yang pertama kali diketahui
periodenya.
Nasib Komet Seiring Waktu
Komet
periodik tidak dapat diaktivasi ulang untuk menumbuhkan coma dan ekor
baru terus menerus. Nukleusnya semakin lama semakin terkikis. Setiap
memutari Matahari, ia kehilangan beberapa meter lapisan permukaannya.
Komet Halley misalnya, kehilangan sekitar 1 persen massanya tiap kali
melintasi perihelion.
Pada akhirnya,
sebuah komet periodik akan kehilangan semua bahan lembutnya. Setumpuk
besar dan potongan kecil bahan padat keras dapat bertahan. Benda ini
akan terus mengorbit Matahari seperti planet kecil.
Berburu Komet
Beberapa
komet baru dapat ditemukan setiap tahun. Astronom profesional
menemukannya dalam tumpukan data mereka di observatorium, sementara
astronom amatir menemukan sisanya.
Komet biasanya dinamakan sesuai
penemunya. Pengecualian memang ada. contohnya Komet Halley. Ia dinamakan
sesuai Edmond Halley (1656–1742), untuk menghargai orang yang pertama
kali menghitung orbitnya. Nama tiga orang pertama yang melaporkan
menemukan komet baru secara serentak dapat diambil sekaligus untuk nama
komet tersebut. Karena perburuan komet adalah aktivitas internasional,
maka seringkali kita menemukan komet dengan nama yang susah disebut
seperti komet periode pendek (5.3 tahun) bernama Komet
Honda-Mrkos-Pajdusakova!
Referensi
1. Charles Liu, 2008. The Handy Astronomy Answer Book. Visible Ink Press.
2. Dinah L Moche, 2009. Astronomy : A Self Teaching Guide. Wiley Self-Teaching Guides.
3. Stacey Palen, 2002. Schaum’s Outlines: Astronomy. McGraw-Hill
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak