Coba Anda bayangkan ketika sedang sendirian di rumah, mati lampu dan di luar gerimis. Lalu menjelang tengah malam tiba-tiba terdengar suara panci terpelanting di dapur.
Kadang ada orang yang saat itu juga mendadak jadi seorang alim. Khusyuk mengingat dan melafalkan Ayat Kursi. Dia mengucapkan, Allaahu laa ilaaha illaa huwa alhayyul qoyyuum, dengan terbata-bata dari balik selimut.
Tapi cuma berulang-ulang sebatas itu. Karena walau sudah sambil memejam mata, tetap tidak sanggup mengingat utuh ayatnya.
Padahal bisa jadi panci itu jatuh akibat kucing yang sedang menaksir tikus. Kalau kita mungkin tidak akan seperti itu. Kita tetap diam saja, karena memang belum hafal.
Nah, Ayat Kursi memang disebutkan sebagai salah satu bacaan yang dianjurkan untuk menghadapi gangguan setan. Bahkan bisa menjauhkan semua ancaman dan gangguan dari seluruh makhluk. Baik setan maupun manusia yang hendak berbuat jahat.
Jadi, orang yang terperanjat saat panci tiba-tiba jatuh, lalu langsung ingat kepada Allah SWT, itu sebetulnya sudah benar dan bagus. Walau bacaan AyatKursinya masih tergagap dan lupa. Daripada ingatnya pada cicilan panci yang belum lunas, lalu emosi dan sampai pagi bertengkar dengan kucing.
Akan tetapi, sesungguhnya Ayat Kursi memiliki keagungan dan merupakan sumber ilmu yang amat besar. Kemuliaan Ayat Kursi tidak terbatas pada keindahan kaligrafinya yang dipajang di ruang tamu. Keagungannya tidak bisa dibandingkan dengan setinggi apa pun pintu rumah kita. Karena kadang ada sebagian kita yang menulis Ayat Kursi untuk ditaruh di atas pintu sebagai rajah.
Mari kita coba membaca dan merenunginya. Di sana Allah menceritakan tentang diri-Nya dengan amat indah. Antara lain, Allah Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tanpa pernah mengantuk dan tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui segala yang ada di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya kecuali yang Dia kehendaki.
Ayat Kursi adalah ilmu tentang Allah. Kalau kita ingin mengenal-Nya, maka Ayat kursi bisa menjadi salah satu langkah pertama. Karena untuk mengenal Allah, kita harus mempelajari ilmu tentang-Nya. Menurut kitab yang saya baca, Ayat kursi menjadi ayat paling mulia karena ada tujuh belas kata, dari lima puluh kata, yang menunjuk kepada Allah SWT.
Sifat-sifat Allah di situ kita pelajari dengan penuh penghayatan, di samping ayat dan surah utama lainnya, seperti al-Fatihah dan al-Ikhlas (induk dan sepertiga al-Quran). Yang penting diingat, kita membaca al-Quran tidak sekadar membaca atau menghafal saja. Tapi baca juga terjemahannya. Kalam Allah benar-benar kita renungkan hingga tertanam dalam di hati.
Dan kita upayakan pula untuk mengamati alam raya. Merenungi kesempurnaan ciptaan Allah Yang terus-menerus mengurus, tidak mengantuk dan tidak tidur. Tapi tidak perlu mendaki puncak Merapi untuk merasakan langsung fenomena luar biasa, seperti lahar atau awan panas. Kita tidak boleh bunuh diri. Penghayatan ini bertempat di hati, dan bisa saja melalui sesuatu yang sederhana. Cukup misalnya dengan melihat kemesraan kucing dan tikus di dapur.
Kalau sudah begitu, insya Allah, kita tidak akan sampai berkeringat mengingat Ayat Kursi ketika panci tiba-tiba jatuh lagi. Kita juga tidak akan sedih jika pancinya penyok, walau kreditnya belum lunas. Baik panci itu terjatuh sendiri ataupun melalui perantara makhluk. Baik sedang di keramaian pasar maupun berada sendiri di hutan ketika malam, takut kita hanya kepada Allah yang Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.
Kita akan tenang saja. Karena kita mengakui dan yakin, bahwa alam semesta ini ciptaan Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Kita mendekat dan berlindung kepada Allah SWT yang Kekuasaan dan ilmu-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahaagung. (QS. al-Baqarah [2]: 255).
Demikian tentang Cara Mengingat Ayat Kursi Semoga bermanfaat.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak