Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya Indonesia untuk tahun 2014. Total harta orang-orang tajir ini jumlahnya US$ 55,5 miliar atau sekitar Rp 666 triliun.
Sepuluh orang ini berasal dari industri yang berbeda. Namun mereka yang bermain di industri rokok berada di posisi paling atas.
Berikut ini profil orang terkaya Indonesia versi Forbes untuk urutan 10 sampai urutan 1, seperti dikutip detikFinance dari Forbes, Kamis (4/12/2014).
Harta US$ 2,1 miliar (Rp 25,2 triliun)
Pria berumur 64 tahun ini memulai usaha di industri pengolahan kayu dan kehutanan pada tahun 1972. Bisnis Sukanto Tanoto dijalankan oleh kelompok usaha the Royal Golden Eagle International (RGEI), yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas
Harta: US$ 2,3 miliar (Rp 27,6 triliun)
Bos dari Grup Rajawali ini mulai bisnis ayahnya dan pada tahun 1984. Sampai sekarang Grup Rajawali menjadi perusahaan investasi yang menjadi induk banyak perusahaan di berbagai sektor.
Harta: US$ 2,7 miliar (Rp 28,8 triliun)
Pria berumur 85 tahun ini adalah komisaris dari Grup Lippo, yang sekarang dijalankan oleh dua anaknya Stephen dan James. Stephen beroperasi di Singapura, sementara James dari Indonesia.
Harta: US$ 3,5 miliar (Rp 42 triliun)
Pria pemilik Rumah Sakit Mitra Keluarga ini sudah lama bergerak di industri kesehatan. Dokter Boen, begitu ia kerap disapa, membentuk perusahaan Kalbe Farma bersama saudaranya pada 1966. Sekarang, Kalbe menjadi salah satu produsen obat terkemuka di Indonesia.
Harta: US$ 4,3 miliar (Rp 51,6 triliun)
Mantan Menko Perekonomian ini adalah pemilik konglomerasi CT Corp. Salah satu anak usahanya, Trans Corp baru saja menggandeng Turner Broadcasting meluncurkan CNN Indonesia akhir tahun ini.
Selain berbisnis media, pria berumur 52 tahun ini juga punya perusahaan di sektor taman hiburan, perbankan, dan ritel.
Harta: US$ 4,4 miliar (Rp 52,8 triliun)
Pria yang berdomisili di London, Inggris, ini adalah pemilik Indorama, produsen aneka bahan kimia. Ia juga baru saja membeli 66% saham Industries Chimiques du Sénégal, salah satu produsen bahan kimia terbesar di Afrika Selatan.
Harta: US$ 5,8 miliar (Rp 69,6 triliun)
Pria berumur 91 tahun ini sekarang tak lagi fokus berbisnis sawit setelah harga komoditas perkebunan ini lesu. Melalui Golden Agri-Resources, ia mencoba kerjasama dengan berbagai perusahaan seperti Wuhan Iron & Steel asal Tiongkok untuk memulai bisnis baja di Indonesia.
Harta: US$ 5,9 miliar (Rp 70,8 triliun)
Konglomerasi Grup Salim sangat menggurita di Indonesia, merambah berbagai sektor makanan minuman, telekomunikasi,ritel, properti, hingga perbankan. Namanya perusahaan yang paling dikenal adalah Indofood.
Harta: US$ 8 miliar (Rp 96 triliun)
Susilo merupakan penerus bisnis keluarganya yang memproduksi rokok bernama Gudang Garam. Perusahaan rokok asal Jawa Timur ini didirikan oleh ayahnya, Surya Wonowidjojo.
Harta: US$ 16,5 miliar (Rp 198 triliun)
Harta dua bersaudara pemimpin Grup Djarum ini bertambah US$ 1 miliar (Rp 12 triliun). Terutama karena kenaikan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Saham BCA, naik sampai 50% dalam setahun terakhir. Kenaikan saham BCA disebabkan optimisme pasar merespons pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Faktor lain yang menyebabkan kenaikan kekayaan Budi dan Michael, tambah Forbes, adalah pernikahan anak sulung Budi dengan Amelia Santoso. Amelia merupakan putri dari Benny Setiawan Santoso, Presiden Komisaris PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak