Beberapa waktu lalu muncul sebuah aplikasi social media yang baru bernama ‘Periscope’, yaitu sebuah aplikasi mobile Android dan IOS yang dipergunakan untuk menyiarkan sebuah kejadian secara langsung (live streaming).
Berbagai kejadian atau sebuah insiden yang terjadi secara tiba-tiba dapat kita abadikan dan menyiarkannya secara langsung dengan Periscope. Anda hanya perlu menginstall aplikasi Periscope ini ke ponsel Android atau IOS dan selanjutnya Anda bisa menjadi seorang reporter secara real-time, kapanpun dan dimanapun. Hasil siaran tersebut dapat dibagikan ke akun Twitter untuk disaksikan oleh follower Anda secara langsung atau untuk diputar kembali melalui fitur Replay.
Periscope dikembangkan oleh dua orang, Kayvon Beykpour dan Joe Bernstein. Twitter langsung bergerak cepat mengakuisisinya sebelum sempat dirilis dengan mahar $100 juta pada bulan Maret lalu. Sekarang berada dibawah naungan Twitter, Periscope memulai debutnya di toko aplikasi App Store pada 26 Maret dan diteruskan ke Android sebulan kemudian.
Twitter menjadikan Periscope sebuah aplikasi social media baru yang dengan cepat mudah digandrungi. Untuk Platform Android saja Periscope telah dipakai oleh 5 juta pengguna dan masih akan terus bertambah. Belum lagi dari platform IOS.
Faktor – faktor yang membuat Periscope melejit dengan cepat adalah karena unik serta fitur yang dimilikinya, seperti :
Untuk integrasi ke Twitter sudah pastilah sangat mudah karena memang Periscope milik mereka. Dengan adanya integrasi ini membuat Periscope menjalani debutnya dengan mudah. Mengandalkan efek viral di jejaring sosial induknya, Twitter yang memang mempunyai pengguna aktif yang sangat besar di seluruh dunia. Selain itu, pengguna juga diintegrasikan ke Twitter saat pertama kali mencoba Periscope, menyiarkan ataupun membagikan tautan video.
Follower Twitter yang melihat video dan memutuskan untuk ikut menggunakan Periscope dapat menuliskan komentar serta saling berbagi video. Fitur ini dianggap penting, karena menjadi satu-satunya media bagi pemilik video dan penonton untuk saling berkomunikasi.
Untuk pemilik video mempunyai pilihan untuk mengaktifkan fitur ini seandainya diperlukan. Hal ini memungkinkan follower dapat menyaksikan kembali tayangan ketika diinginkan. Tetapi bagi video yang menggunakan fitur replay hanya akan aktif selama 24 jam saja.
Salah satu fitur yang tak kalah pentingnya adalah fitur privasi, dimana memungkinkan pengguna untuk mengatur bagaimana tayangannya akan diakses oleh follower. Disitu terdapat pilihan private yang dapat dipergunakan jika tayangan hanya dikhususkan bagi beberapa pengguna.
Hearts
Untuk menunjukkan rasa suka pengguna terhadap sebuah postingan, Periscope memilih menggunakan icon Hearts atau hati alih – alih menggunakan simbol jempol seperti yang terdapat pada Facebook. Semakin banyak hati yang didapatkan maka semakin banyak pula follower yang suka dan akan makin besar kesempatan untuk masuk ke daftar “Most Wanted”, yaitu sebuah halaman khusus yang berisikan video-video favorit.
Untuk cara kerja Periscope sendiri sangat sederhana. Saat Aplikasi telah terpasang di dalam perangkat. Pengguna sebaiknya menghubungkan aplikasi dengan akun Twitter terlebih dahulu untuk mempermudah pemberitahuan atau notifikasi ketika siaran dimulai. Saat dijalankan, akan muncul sebuah tombol di tengah aplikasi. Ketika ditekan, maka kamera akan otomatis berjalan. Anda dapat berpindah dari kamera belakang ke depan atau sebaliknya sambil memberikan penjelasan atau deskripsi jika perlu.
Sebelum memulai siaran langsung, tentukan dulu siapa saja yang dapat menyaksikan video tersebut. Nantinya pengguna yang dipilih baik private atau publik akan memperoleh notifikasi jika siaran telah dimulai.
Yang membedakan Periscope dengan aplikasi video sejenis adalah ketika pengguna selesai menyiarkan video, mereka dapat membagikan tautan ke followenya di Twitter. Mereka yang ketinggalan masih dapat menonton kembali lewat fitur Replay dengan batasan waktu 24 jam.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak