Museum Sumpah Pemuda, Saksi Kebulatan Tekad Pemuda-Pemudi Indonesia Pada Tahun1928
Sumpah Pemuda yang dicetuskan perwakilan pemuda dari seluruh Tanah Air pada 28 Oktober 1928 sebagai bukti persatuan dan kesatuan bangsa dilakukan di tempat yang kini disebut sebagai museum Sumpah Pemuda.
Sedikit kita kenali museum Sumpah Pemuda yang terletak di kawasan Senen tepatnya di Jl.Kramat Raya No.106 Jakarta Pusat. Letak museum ini diapit pertokoan dan bangunan lainnya. Museum Sumpah Pemuda buka dari hari Selasa sampai Jumat 08.00-15.00 WIB. Khusus untuk hari Senin dan Minggu 08.00-14.00 WIB. Sedang khusus hari Sabtu dan hari libur nasional museum ini libur.Sumpah Pemuda yang dicetuskan perwakilan pemuda dari seluruh Tanah Air pada 28 Oktober 1928 sebagai bukti persatuan dan kesatuan bangsa dilakukan di tempat yang kini disebut sebagai museum Sumpah Pemuda.
Museum ini dulu pernah menjadi tempat kos mahasiswa Indonesia di tahun 1920-an. Menurut sejarahnya, rumah ini merupakan milik pengusaha asal etnis Tionghia bernama Sie Kok Liong dan menjadi tempat kos bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang tergabung dalm Jong Java atau pemuda Jawa.
Salah satu organisasi kepemudaan ke-daerahan yang banyak ada disaat itu pada awalnya yang tinggal di rumah ini adalah mahasiswa-mahasiswa yang bersekolah di Sekolah Kedokteran Hindia Belanda (STOVIA,) namun makin lama mahasiswa yang tinggal di sini semakin beragam banyak juga mahasiswa-mahasiswa dari daerah lain dan organisasi kepemudaan lain dan kondisi inilah yang menyebabkan pola fikir pemuda-pemuda berubah menjadi nasionalis tidak kedaerahan seperti sebelumnya.
Salah satu organisasi kepemudaan ke-daerahan yang banyak ada disaat itu pada awalnya yang tinggal di rumah ini adalah mahasiswa-mahasiswa yang bersekolah di Sekolah Kedokteran Hindia Belanda (STOVIA,) namun makin lama mahasiswa yang tinggal di sini semakin beragam banyak juga mahasiswa-mahasiswa dari daerah lain dan organisasi kepemudaan lain dan kondisi inilah yang menyebabkan pola fikir pemuda-pemuda berubah menjadi nasionalis tidak kedaerahan seperti sebelumnya.
Di rumah ini pula tokoh-tokoh pergerakan seperti Mr.Muhammad Yamin, Mr.Amir Sjarifuddin ,Mr.Ak,Gani dan tokoh pergerakan lain pernah tinggal. Semakin lama rumah ini berfungsi menjadi tempat pertemuan dan diskusi mahasiswa bahkan akhirnya organisasi kepemudaan nasional bernama Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPI) berdiri disini dan menjadikan rumah ini sebagai markasnya.
Dari pertemuan-pertemuan itu para pemuda semakin tergugah rasa nasionalismenya sehingga terbitlah majalah Indonesia Raya, majalah pertama yang menggunakan kata Indonesia dan isi majalah tersebut berisi artikel yang menggugah rasa kebangsaan dan nasionalisme. Para tokoh muda serta kalangan pergerakan bahkan Bung Karno sendiri sering menghadiri pertemuan di rumah ini.
Rumah ini menjadi saksi kongres pemuda dari Kongres pemuda ke 1 dan Kongres pemuda ke 2 yang berlangsung dari tanggal 27-28 Oktober 1928, yang akhirnya menghasilkan keputusan Pemuda Indonesia bahwa mereka bersumpah memiliki 1 tanah air tanah air Indonesia,berbahasa 1 bahasa Indonesia serta berbangsa 1 bangsa Indonesia dan secara resmi lagu kebangsaan Indonesia Raya pertamakali dikumandangkan.
Sebelum memasuki ruang pertama di teras kita akan melihat maket rumah tempat sumpah pemuda dan kursi serta meja tamu di rungan tengah terdapat 2 buah patung dada tokoh pergerakan di ruang sebelahnya terdapat foto-foto kegiatan kepemudaan ditahun-tahun 20-30 an dan peristiwa-peristiwa di tahun 1966 tidak ketinggalan koleksi milik pemuda seperti vespa keluaran tahun 1960 an milik tokoh pemuda,pakaian organisasi kepemudaan,bendera,atribut serta emblem organisasi kepemudaan.
Di bagian belakang rumah terdapat patung para pewakilan organisasi kepemudaan serta patung Wage Rudolf Supratman sedang menggesek biola menggambarkan situasi saat lagu Indonesia dikumandangkan 83 tahun yang lalu.Tepat di belakangnya terpasang putusan kongres pemuda-pemuda Indonesia yang sebagian isinya dikenal sebagai sumpah pemuda bergerak tidak jauh dari tempat ini terdapat patung setinggi dada 8 tokoh pergerakan nasional yang berada di teras luar benda sejarah paling berkesan tentunya biola yang digunakan WR.Supratman dalam mengiringi lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan seluruh peserta kongres ke 2 sumpah Pemuda.
Di halaman belakang kami mengambil foto diorama yang menggambarkan perjungan serta monumen berbentuk kepalan tangan dari marmer hitam yang dikenal dengan nama Monumen Persatuan Pemuda dan dibadan monumen dari marmer putih tertulis isi sumpah pemuda dan piagam peresmian oleh Menteri negera pemuda dan olahraga saat itu Bapak Hayono Isman.(Sumberhttp://yuktravelling.com)
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak