Reny Gadja dari Gereja Musafir Indonesia dengan khidmat melantunkan lagu Ave Maria karya Schubert.
Di samping Reny, berdiri Imam Masjid Oepura, Ustad Umarba, yang tengah mengumandangkan azan, juga dengan khidmat.
Lantunan "Ave Maria" dan kumandang azan itu dibawakan keduanya secara beriringan, hingga terdengar indah.
Pada Minggu (27/12/2015) kemarin, Reny dan Umarba berlatih sebelum tampil pada acara perayaan Natal Nasional, yang akan berlangsung di pelataran Rumah Jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur, di Kupang, Senin (28/12/2015) siang ini.
Kolaborasi kedua agama ini dihadirkan untuk menunjukkan toleransi antar umat beragama yang ada di NTT.
Meski menganut agama yang berbeda, kata Reny, selama ini masyarakat NTT selalu hidup dengan rukun. Perbedaan tak menjadi penghalang, tetapi justru menjadi keindahan tersendiri dalam hidup yang penuh toleransi.
Umarba sendiri mengaku senang bisa turut berkontribusi bagi umat Kristiani pada perayaan Natal Nasional 2015. Menurut dia, melodi baru yang tercipta dari azan dan lagu Ave Maria itu menunjukkan bahwa perbedaan pun bisa disatukan.
"Kita satu keluarga. Alangkah baiknya hidup rukun dan damai," kata Umarba.
Qasidah
Tak hanya akan diisi oleh azan, acara perayaan Natal Nasional kali ini juga akan diisi qasidah dari komunitas pengajian ibu-ibu di Kupang.
Sejak kemarin, sekitar sepuluh ibu-ibu sudah mulai berlatih dalam gladi resik. Mereka melantunkan lagu bertema kerukunan beragama yang dipopulerkan oleh Nasida Ria.
"Bermacam-macam suku bangsa di dunia, bermacam-macam pula agamanya. Penuh keyakinan mereka beribadah, karena takut akan mati dan dosa," demikian salah satu bagian dari lirik lagu yang dinyanyikan mereka sambil menabuh rebana.
Menteri Perdagangan yang ditunjuk sebagai Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2015 Thomas Lembong, mengatakan, perayaan kali ini memang sengaja mengambil konsep keberagaman.
Nantinya, tak hanya umat Kristiani yang akan hadir, tapi juga perwakilan dari umat Muslim, Hindu dan Budha. Diperkirakan 10.000 orang akan menghadiri perayaan bertema 'Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah' ini.
"Memang ini perayaan nasional, bagi semua kalangan dan memang yang kita banggakan adalah kerukunan antar agama. Dan itu juga satu hal yang bisa kita contoh dari masyarakat NTT," kata Thomas.
Di samping Reny, berdiri Imam Masjid Oepura, Ustad Umarba, yang tengah mengumandangkan azan, juga dengan khidmat.
Lantunan "Ave Maria" dan kumandang azan itu dibawakan keduanya secara beriringan, hingga terdengar indah.
Pada Minggu (27/12/2015) kemarin, Reny dan Umarba berlatih sebelum tampil pada acara perayaan Natal Nasional, yang akan berlangsung di pelataran Rumah Jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur, di Kupang, Senin (28/12/2015) siang ini.
Kolaborasi kedua agama ini dihadirkan untuk menunjukkan toleransi antar umat beragama yang ada di NTT.
"Ini sangat berkesan, karena sesuatu yang berbeda ternyata bisa dipadukan menjadi satu paket yang lebih indah," kata Reny.
Meski menganut agama yang berbeda, kata Reny, selama ini masyarakat NTT selalu hidup dengan rukun. Perbedaan tak menjadi penghalang, tetapi justru menjadi keindahan tersendiri dalam hidup yang penuh toleransi.
Umarba sendiri mengaku senang bisa turut berkontribusi bagi umat Kristiani pada perayaan Natal Nasional 2015. Menurut dia, melodi baru yang tercipta dari azan dan lagu Ave Maria itu menunjukkan bahwa perbedaan pun bisa disatukan.
"Kita satu keluarga. Alangkah baiknya hidup rukun dan damai," kata Umarba.
Qasidah
Tak hanya akan diisi oleh azan, acara perayaan Natal Nasional kali ini juga akan diisi qasidah dari komunitas pengajian ibu-ibu di Kupang.
Sejak kemarin, sekitar sepuluh ibu-ibu sudah mulai berlatih dalam gladi resik. Mereka melantunkan lagu bertema kerukunan beragama yang dipopulerkan oleh Nasida Ria.
"Bermacam-macam suku bangsa di dunia, bermacam-macam pula agamanya. Penuh keyakinan mereka beribadah, karena takut akan mati dan dosa," demikian salah satu bagian dari lirik lagu yang dinyanyikan mereka sambil menabuh rebana.
Menteri Perdagangan yang ditunjuk sebagai Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2015 Thomas Lembong, mengatakan, perayaan kali ini memang sengaja mengambil konsep keberagaman.
Nantinya, tak hanya umat Kristiani yang akan hadir, tapi juga perwakilan dari umat Muslim, Hindu dan Budha. Diperkirakan 10.000 orang akan menghadiri perayaan bertema 'Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah' ini.
Acara ini juga akan dihadiri Presiden Joko Widodo, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, para menteri Kabinet Kerja, hingga para duta besar negara sahabat.
"Memang ini perayaan nasional, bagi semua kalangan dan memang yang kita banggakan adalah kerukunan antar agama. Dan itu juga satu hal yang bisa kita contoh dari masyarakat NTT," kata Thomas.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak