Surga Atau Neraka
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَجَعَلَ لِلْوُصُوْلِ إِلَيْهِ طَرَائِقَ
وَاضِحَةً وَسُبُلاً , وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ , شَهَادَةً نَرْجُوْبِهَا عَالِيَ الْجَنَّاتِ نُزُلاً ,
وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , أَقْوَمُ الْخَلْقِ
دِيْنًا وَأَهْدَاهُمْ سُبُلاً , صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ , وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا
Sobat rahimakumullah
Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya; yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sobat yang dirahmati oleh Allah
Di
saat Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki terjadinya hari kiamat, Dia
pun memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakalanya dua kali.
Tiupan pertama sebagai pertanda untuk membinasakan seluruh makhluk yang
ada di bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk membangkitkan
mereka kembali. Allah Ta’ala berfirman,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي
اْلأَرْضِ إِلاَّ مَن شَآءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ
ِقيَامٌ يَنظُرُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68).
Maka, setelah Malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang kedua kalinya, semua makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah Ta’ala,
lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang rata
dengan tanah dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak
berkhitan, dan tidak membawa sesuatu apa pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pada
hari kiamat nanti manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai
sandal, tidak berpakaian, dan dalam keadaan belum berkhitan. Aisyah
bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul
pada satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah mereka
tidak saling melihat satu sama lain?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, ‘Wahai Aisyah, kondisi saat itu amat mengerikan
sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri mereka untuk melihat satu
sama lain!’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ya,
saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan tidak
sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang terdekat
mereka. Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ {34} وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ {35}
وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ {36} لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ
يُغْنِيهِ {37
“Pada
hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri
dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai
urusan yang menyibukkannya.” (QS. Abasa: 34-37)
Semua
manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian. Masing-masing menunggu
apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung, dimasukkan ke
taman-taman surga atau termasuk orang yang merugi terjerembab ke dalam
jurang neraka.
Dalam kondisi seperti itu Allah Ta’ala
mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya,
hingga panasnya sinar matahari yang luar biasa itu mengakibatkan
keringat mereka bercucuran.
Al-Miqdad bin al-Aswad radhiallahu’anhu bercerita, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarang satu mil … pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri!’” (HR. Muslim).
Demikianlah
para manusia saat itu berada di dalam kesusahan, kebingungan, dan
ketidakpastian yang tiada bandingannya. Padahal satu hari pada saat itu
bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! Allah Ta’ala berfirman,
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalanm sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij: 4)
Seandainya
kita mau berpikir, betapa mengerikannya hari-hari itu lantas kita
merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat
selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata masih banyak di
antara kita yang telah terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan
lupa bahwa setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada
kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya satu hari di sana sama
dengan 50 ribu tahun di dunia!
Kita
telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah kepada
Allah dan beramal salih. Padahal pada hakikatnya kita hanya diminta
untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih dari itu. Suatu waktu
yang amat singkat!
Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta beramal selama 30 tahun. Karena waktu tersebut dikurangi dengan masa tidur kita di dunia. Jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti masa tidur kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20 tahun. Lalu kita kurangi lagi dengan masa kita sebelum baligh. Masa dimana seseorang tidak berkewajiban untuk beramal. Taruhlah jika kita baligh pada umur 10 tahun berarti, umur kita hanya tinggal 30 tahun!
Subhanallah,
bayangkan! pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah
dalam beramal salih di dunia hanya selama 30 tahun saja! Alangkah
naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah selama 30 tahun di dunia
beramal shalih, sehingga akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat
pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun!
Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya,
“Wahai
para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah
sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kalian, dan janganlah sekali-kali
(setan) yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari Allah.” (QS. Fathir: 5)
Mengapa
orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah merugi?
Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi Allah dari
sebuah sayap seekor nyamuk!
Sahl bin Sa’d bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya
dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor nyamuk, niscaya orang kafir
tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia meskipun hanya seteguk) air.” (HR. Tirmidzi, dia berkata, “Sahih gharib min hadzal wajhi.”).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ ,
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله َلِيْ وَلَكُمْ وَلِكَافَةِ
الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ , فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Sobat rahimakumullah
Maka, mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah Ta’ala,
mulai dari mencari ilmu, shalat lima waktu, berbakti kepada orang tua,
berbuat baik kepada sesama terutama tetangga, mendidik keluarga
sebaik-baiknya, dll. Juga berusaha untuk menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya,
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا
غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّايَتَذَكَّرُ
فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا
لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ
“Dan
mereka berteriak di dalam neraka itu: ‘Ya Rabb kami, keluarkanlah kami,
niscaya kami akan mengerjakan amalan sholih berlainan dengan apa yang
telah kami kerjakan.’ Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa
yang cukup bagi orang yang mau berpikir?! Maka rasakanlah (adzab Kami)
dan tidak ada bagi orang-orang zhalim seorang penolong pun.” (QS. Fathir: 37).
Namun, mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia. Demikian pula mereka tidak akan mati di neraka. Allah Ta’ala bercerita,
وَنَادَوْا يَامَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم
مَّاكِثُونَ {77} لقَدَ ْجِئْنَاكُم بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ
لِلْحَقِّ كَارِهُونَ {78
“Mereka
berseru: ‘Wahai Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami saja.’ Dia
menjawab: ‘Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami
benar-benar telah membawa kebenaran kepada kalian, namun kebanyakan
kalian benci terhadap kebenaran tersebut.” (QS. Az-Zukhruf: 77-78).
Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah Ta’ala mengisahkan,
وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا
عَلَيْنَا مِنَ الْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ قَالُوا إِنَّ اللهَ
حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ {50} الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ
لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ
نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَآءَ يَوْمِهِمْ هَذَا وَمَاكَانُوا
بِئَايَاتِنَا يَجْحَدُونَ {51
“Dan
penghuni neraka menyeru penghuni surga: ‘Berilah kami sedikit air atau
makanan yang telah diberikan Allah kepada kalian.’ Mereka (penghuni
surga) menjawab: ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu
atas orang-orang kafir.’ (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama
mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah
menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka
sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan
(sebagaimana) mereka lalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf: 50-51)
Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas, Amiin ya Rabbal ‘alamin.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاَّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, وَأَقِمِ الصَّلاَة
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاَّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, وَأَقِمِ الصَّلاَة
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak