Bayi Lahir Tanpa Batok Kepala di Gorontalo | Satu Bayi di Gorontalo Lahir Tanpa Batok Kepala Seorang bayi laki-laki lahir tanpa batok kepala di Desa Deme II, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Bayi tersebut lahir dari pasangan Nikson (23) dan Rostin (22) di puskesmas pembantu (pustu) setempat, Rabu (10/4/2013) sekitar pukul 10.00 Wita.
Saat ini bayi tersebut dirawat di inkubator ruangan Neo-natal Intensive Care Unit (NICU) Bagian Anak Rumah Sakit MM Dunda Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Menurut keterangan perawat yang berjaga, Eka Mohammad, bayi tersebut tak memiliki batok kepala bagian atas. "Jadi otaknya cuma dilapisi kulit kepala. Di sekitar bagian yang tak berbatok itu tidak tumbuh rambut sehelai pun," kata Eka.
Eka menjelaskan, sang bayi lahir spontan letak kepala. Artinya, bayi lahir dengan wajah menghadap lubang rahim. "Kalau normal kan mestinya batok kepala yang keluar duluan," katanya.
Bayi yang belum sempat diberi nama tersebut lahir dengan panjang 38 cm dan berat 1.750 gram. "Beratnya di bawah ukuran normal. Kalau normal itu minimal 2.500 gram," kata Eka.
Pihak rumah sakit belum memperbolehkan wartawan mengambil gambar sang bayi. "Di dalam ada banyak bayi yang sedang diobservasi. Takutnya bapak-bapak bawa virus," kata Eka kepada wartawan.
Eka belum berani memastikan nama penyakit yang menimpa pasiennya itu. "Butuh diagnosis dokter ahli. Saya tidak punya kompetensi untuk menyebut nama penyakitnya," terang Eka.
Eka menambahkan, saat ini sang bayi masih menjalani proses observasi. "Penanganan lebih lanjut menunggu advice dari dokter ahli," kata Eka.
Saat dikunjungi Kompas.com, bayi tersebut hanya dijaga kakeknya, Ismail Supu (49). Menurut Ismail, ayah dan ibu sang bayi baru bisa datang besok pagi dari Sumalata. "Kondisi ibunya masih lemah," ucapnya dengan suara lirih.
Ismail menuturkan, tidak ada pertanda aneh saat Rostin mengandung. "Paling cuma panas, demam. Itu pun ibunya anak ini selalu berkonsultasi ke suster di puskesmas," kata Ismail.
Berdasarkan keterangan Ismail, cucunya lahir sekitar pukul 10.00 saat dia sedang berkebun. Sesaat setelah dilahirkan, bayi tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil puskesmas dengan lama perjalanan dua jam dari Sumalata ke Limboto.
Saat ini bayi tersebut dirawat di inkubator ruangan Neo-natal Intensive Care Unit (NICU) Bagian Anak Rumah Sakit MM Dunda Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Menurut keterangan perawat yang berjaga, Eka Mohammad, bayi tersebut tak memiliki batok kepala bagian atas. "Jadi otaknya cuma dilapisi kulit kepala. Di sekitar bagian yang tak berbatok itu tidak tumbuh rambut sehelai pun," kata Eka.
Eka menjelaskan, sang bayi lahir spontan letak kepala. Artinya, bayi lahir dengan wajah menghadap lubang rahim. "Kalau normal kan mestinya batok kepala yang keluar duluan," katanya.
Bayi yang belum sempat diberi nama tersebut lahir dengan panjang 38 cm dan berat 1.750 gram. "Beratnya di bawah ukuran normal. Kalau normal itu minimal 2.500 gram," kata Eka.
Pihak rumah sakit belum memperbolehkan wartawan mengambil gambar sang bayi. "Di dalam ada banyak bayi yang sedang diobservasi. Takutnya bapak-bapak bawa virus," kata Eka kepada wartawan.
Eka belum berani memastikan nama penyakit yang menimpa pasiennya itu. "Butuh diagnosis dokter ahli. Saya tidak punya kompetensi untuk menyebut nama penyakitnya," terang Eka.
Eka menambahkan, saat ini sang bayi masih menjalani proses observasi. "Penanganan lebih lanjut menunggu advice dari dokter ahli," kata Eka.
Saat dikunjungi Kompas.com, bayi tersebut hanya dijaga kakeknya, Ismail Supu (49). Menurut Ismail, ayah dan ibu sang bayi baru bisa datang besok pagi dari Sumalata. "Kondisi ibunya masih lemah," ucapnya dengan suara lirih.
Ismail menuturkan, tidak ada pertanda aneh saat Rostin mengandung. "Paling cuma panas, demam. Itu pun ibunya anak ini selalu berkonsultasi ke suster di puskesmas," kata Ismail.
Berdasarkan keterangan Ismail, cucunya lahir sekitar pukul 10.00 saat dia sedang berkebun. Sesaat setelah dilahirkan, bayi tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil puskesmas dengan lama perjalanan dua jam dari Sumalata ke Limboto.
Editor :
Glori K. Wadrianto - http://regional.kompas.com
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak