Museum Negeri Sumatera Utara.Rekaman sejarah yang paling nyata dapat ditemui di museum-museum yang
ada di setiap daerah. Di Kota Medan, Museum Negeri terletak di Jalan HM
Joni Medan tak jauh dari Stadion Teladan Medan. Bagaimana jejak sejarah
dan kebudayaan, baik dari jaman prasejarah masa kolonial, perjuangan
kemerdekaan, hingga peristiwa terbaru di Sumatera Utara dapat ditemui di
sana.
Salah satunya, peristiwa eksekusi mati terhadap Namsong Sirilak,
warga negara Thailand yang tersangkut masalah narkoba. Dari pakaian yang
berlubang di bahagian dada sebelah kanan, terlihat bagaimana kehidupan
Namsong berakhir setelah peluru regu tembak Brimob Polda Sumut awal
Oktober 2004 silam menembus tubuhnya. Turut pula dipajang penutup kepala
dan celana panjang bercorak garis berwarna coklat yang merupakan
sumbangan dari Yayasan Rahmat kepada Museum Negeri Sumut ini.
Namsong Sirilak adalah satu dari tiga terpidana mati kasus narkoba di
Kota Medan. Namsong bersama Saelow Praseart ditangkap pada 21 Januari
1994 beberapa jam setelah mendarat di Bandara Polonia Medan, dengan
pesawat Silk Air dari Singapura. Saat pemeriksaan bea cukai Polonia
menemukan heroin seberat 12,19 kilogram dari tas tangan keduanya.
Pemajangan perlengkapan itu di sebelah meja informasi akan menarik
perhatian setiap pengunjung. Khususnya bagi pelajar yang merupakan
kelompok pengunjung terbesar, keberadaan perlengkapan tadi dapat menjadi
peringatan akan bahaya narkoba. Kesadaran tadi pun akan membuat pelajar
sebagai penerus bangsa ini berusaha menghindar dan tidak bergaul dengan
narkoba tadi. Begitu juga dengan beberapa kejahatan yang beresiko
dengan hukuman mati lainnya dapat memberi pelajaran bagi pengunjung.
Di tahun yang sama, Pengadilan Negeri Medan juga menjatuhkan eksekusi
mati terhadap Ayodya Prasad Chaubey. Selain kasus narkoba, Sumut juga
pernah mencatat sejarah hukuman mati terhadap Ahmad Suradji yang dikenal
dengan Dukun AS. Namun perlengkapan ketiganya tidak ditemukan di museum
tersebut. “Kita memang tidak menyimpan perlengkapan seperti itu karena
Museum Negeri ini fokus pada kebudayaan saja. Perlengkapan Namsong
Sirilak saat eksekusi itu juga sumbangan dari Pak Rahmadsah,” jelas
Pemandu Ruangan Museum Negeri,Sri namanya..
Seperti yang disampaikan Sri, Museum Negeri Sumatera Utara terus
melakukan pembenahan dalam rangka meningkatkan kunjungan masyarakat.
Selain terus mensosialisasikan ke sekolah-sekolah, juga memperbanyak
koleksi yang ada. Bahkan beberapa koleksi masih original.
Seperti berbagai nisan di sisi kanan lantai satu museum. Ada juga
keramik Cina tua dan perlengkapan adat dari berbagai suku yang
diletakkan di lantai dua museum. Seperti perlengkapan membuat ulos (kain
Batak), peralatan musik tradisi, dan alat penangkap ikan yang
keasliannya tetap dipertahankan.
Hal itu lanjutnya dilakukan untuk menjaga nilai-nilai yang ingin
disampaikan para leluhur melalui berbagai corak yang terdapat di
alat-alat kebudayaan tadi. Begitu juga dengan replika beberapa benda
bersejarah yang dibuat sepersis mungkin dengan aslinya. Seperti kubur
batu dari Pulau Samosir.
Tanpa disadari koleksi-koleksi tua tadi pun memberikan nuansa yang
berbeda bagi pengunjung. Seperti dirasakan sekelompok siswi salah satu
SMP swasta di Kota Medan yang berfoto di satu prasasti di taman belakang
museum. “Ada bayangan hitam tadi waktu aku lihat di kamera. Tapi waktu
da difoto kok hilang,” ucap Fitri.
Terlepas dari kehebohan siswi SMP tadi, keberadaan benda-benda
sejarah yang masih asli tadi juga diakui beberapa pegawainya
menghadirkan kesan mistis. Dengan mengimbau pengunjung untuk menjaga
ketertiban mereka pun berharap hubungan dua kehidupan tadi berlangsung
harmonis. “Ya namanya juga beberapa benda sejarah masih asli pasti lah
ada. Beberapa pengunjung yang memiliki indra ke enam juga pernah
menyampaikan itu kepada kita. Makanya dari depan kita ingatkan
pengunjung untuk tertib,” ucap seorang pegawai museum yang tak ingin
namanya disebut.
Rekaman perjalanan sejarah memberi pelajaran berarti bagi sebuah
bangsa. Maka dari itu, pendiri negara ini, Ir Soekarno berpesan agar
tidak pernah melupakan sejarah yang ada.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak