Vulkanisir Bandag Bridgestone
Dan bagi konsumen yang menginginkan ban bekasnya di Vulkanisir atau didaur ulang BTI (PT Bridgestone Tire Indonesia )akan menanganinya."Konsumen tinggal bawa ban, lalu kita buat casing ban baru dan lapisan coumpound baru, tentunya dengan kualitas ketat dari kita," tambahnya. Untuk saat ini, layanan tersebut hanya menerima khusus ban bermerek Bridgestone saja, yang diklaim pabrikannya, untuk ban Bridgestone, bisa didaur ulang 3 sampai 4 kali, karena memang kualitasnya bagus.
Karenanya, dengan kehadiran Bandag Bridgestone di Indonesia, harapannya bisa membuat citra yang baik bagi ban vulkanisir, karena jelas ban fulka-nisir ini bisa menghemat biaya operasional. Sambil berusaha terus menahan harga, Bridgestone pun akan terus berusaha meningkatkan pangsa pasar mereka di tanah air, yang tahun 2009 lalu, diseg-mentasi replacement market, Bridgestone menjarah jatah pasar mencapai 40,9%, sehingga masih membuat pabrikan ban Jepang ini memimpin pasar.
Pasar ban daur ulang rupanya masih memikat. Ini terbukti dari upaya pemain ban daur ulang untuk tetap meramaikan pasar tersebut. Soalnya harganya sangat kompetitif dan lebih murah ketimbang ban baru.Inilah yang lantas dibidik oleh PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI). Mereka resmi menyasar pasar ban bekas tersebut. Caranya dengan memberikan layanan vulkanisir premium dengan meningkatkan kualitasnya.
Direktur Pemasaran BTI Shinya Hisada, sasaran ban vulkanisir adalah segmen kendaraan komersial seperti bus, bus ringan, truk, truk ringan, hingga pikap. "Dan kini di Indonesia sudah terdapat 7 jaringan, yang tersebar di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan Kalimantan," ujarnya akhir pekan di Jakarta.
Innya, Bridgestone hanya menyediakan layanan jasa vulkanisir ban saja. Jadi tidak menjual ban vulka- nisir. Dan bagi konsumen yang menginginkan ban bekasnya didaur ulang BTI akan menanganinya."Konsumen tinggal bawa ban, lalu kita buat casing ban baru dan lapisan coumpound baru, tentunya dengan kualitas ketat dari kita," tambahnya.
Untuk saat ini, layanan tersebut hanya menerima khusus ban bermerek Bridgestone saja, yang diklaim pabrikannya, untuk ban Bridgestone, bisa didaur ulang 3 sampai 4 kali, karena memang kualitasnya bagus. Meski citranya kurang bagus, namun Bridgestone yakinkan bahwa ban vulkanisir yang difasilitasi oleh mereka telah melalui standar kualitas yang ketat, sehingga terjamin keamanannya.
"Mungkin memang kesannya ban vulkanisir tidak bagus, namun kalau penjagaan kualitas dari kami berjalan dengan baik, maka ban tersebut aman," ujarnya. Hisada pun mencontohkan pengaplikasian ban vulkanisir Bridgestone, yang digunakan pada pesawat Boeing 737-400 maupun pada pesawat Airbus. Bahkan untuk pesawat saja, bisa didaur ulang sampai 4 kali. Karenanya, dengan kehadiran Bandag Bridgestone di Indonesia, harapannya bisa membuat citra yang baik bagi ban vulkanisir, karena jelas ban fulka-nisir ini bisa menghemat biaya operasional.
Tak kalah menarik, setelah tahun lalu mengeluarkan produk ramah lingkungan B250, kini di kelas yang lebih tinggi, Bridgestone akan meluncurkan Ecopia, sebagai ban ramah lingkungan terbaru mereka. Ecopia diklaim pabrikan ban asal Jepang tersebut tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga berteknologi baru yang membuat kadar CO2 yang dihasilkan dari ban ini pun menjadi sangat rendah. Ecopia sendiri dipakai di mobil imut Toyota iQ. "Sehingga, Ecopia bukan hanya nama saja, tapi juga fungsinya yang ramah lingkungan," jelasnya.
Sayangnya, Bridgestone belum mau membeberkan lebih lanjut mengenai spesifikasi calon ban andalan mereka ini, baik mengenai spesifikasi dan teknologinya, maupun harga dan waktu peluncurannya. Sementara itu meskipun mulai terjadi kenaikan pada harga karet alam, sebagai bahan dasar pembuat ban, namun Bridgestone mengaku, belum
akan menaikkan harga jual produk-produknya. Seperti diketahui, harga karet alam di bursa New York mencapai USS 2,8- USS 3, apalagi ditambah dengan nilai tukar rupiah yang proyeksinya akan terus melemah terhadap dolar Amerika. "Kenaikan harga karet alam, jelas sangat mempengaruhi harga jual ban, tapi sampai saat ini kami belum akan memberikan keterangan resmi mengenai kenaikan harga produk kami," ujarnya.
Sambil berusaha terus menahan harga, Bridgestone pun akan terus berusaha meningkatkan pangsa pasar mereka di tanah air, yang tahun 2009 lalu, diseg-mentasi replacement market, Bridgestone menjarah jatah pasar mencapai 40,9%, sehingga masih membuat pabrikan ban Jepang ini memimpin pasar. Sementara untuk tahun ini, Bridgestone hanya mencanangkan target kenaikan jatah pasar mereka sebesar 13% , tidak jauh berbeda dengan target Bridgestone di beberapa negara lain secara global.
Pasar ban daur ulang rupanya masih memikat. Ini terbukti dari upaya pemain ban daur ulang untuk tetap meramaikan pasar tersebut. Soalnya harganya sangat kompetitif dan lebih murah ketimbang ban baru.Inilah yang lantas dibidik oleh PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI). Mereka resmi menyasar pasar ban bekas tersebut. Caranya dengan memberikan layanan vulkanisir premium dengan meningkatkan kualitasnya.
Direktur Pemasaran BTI Shinya Hisada, sasaran ban vulkanisir adalah segmen kendaraan komersial seperti bus, bus ringan, truk, truk ringan, hingga pikap. "Dan kini di Indonesia sudah terdapat 7 jaringan, yang tersebar di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan Kalimantan," ujarnya akhir pekan di Jakarta.
Innya, Bridgestone hanya menyediakan layanan jasa vulkanisir ban saja. Jadi tidak menjual ban vulka- nisir. Dan bagi konsumen yang menginginkan ban bekasnya didaur ulang BTI akan menanganinya."Konsumen tinggal bawa ban, lalu kita buat casing ban baru dan lapisan coumpound baru, tentunya dengan kualitas ketat dari kita," tambahnya.
Untuk saat ini, layanan tersebut hanya menerima khusus ban bermerek Bridgestone saja, yang diklaim pabrikannya, untuk ban Bridgestone, bisa didaur ulang 3 sampai 4 kali, karena memang kualitasnya bagus. Meski citranya kurang bagus, namun Bridgestone yakinkan bahwa ban vulkanisir yang difasilitasi oleh mereka telah melalui standar kualitas yang ketat, sehingga terjamin keamanannya.
"Mungkin memang kesannya ban vulkanisir tidak bagus, namun kalau penjagaan kualitas dari kami berjalan dengan baik, maka ban tersebut aman," ujarnya. Hisada pun mencontohkan pengaplikasian ban vulkanisir Bridgestone, yang digunakan pada pesawat Boeing 737-400 maupun pada pesawat Airbus. Bahkan untuk pesawat saja, bisa didaur ulang sampai 4 kali. Karenanya, dengan kehadiran Bandag Bridgestone di Indonesia, harapannya bisa membuat citra yang baik bagi ban vulkanisir, karena jelas ban fulka-nisir ini bisa menghemat biaya operasional.
Tak kalah menarik, setelah tahun lalu mengeluarkan produk ramah lingkungan B250, kini di kelas yang lebih tinggi, Bridgestone akan meluncurkan Ecopia, sebagai ban ramah lingkungan terbaru mereka. Ecopia diklaim pabrikan ban asal Jepang tersebut tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga berteknologi baru yang membuat kadar CO2 yang dihasilkan dari ban ini pun menjadi sangat rendah. Ecopia sendiri dipakai di mobil imut Toyota iQ. "Sehingga, Ecopia bukan hanya nama saja, tapi juga fungsinya yang ramah lingkungan," jelasnya.
Sayangnya, Bridgestone belum mau membeberkan lebih lanjut mengenai spesifikasi calon ban andalan mereka ini, baik mengenai spesifikasi dan teknologinya, maupun harga dan waktu peluncurannya. Sementara itu meskipun mulai terjadi kenaikan pada harga karet alam, sebagai bahan dasar pembuat ban, namun Bridgestone mengaku, belum
akan menaikkan harga jual produk-produknya. Seperti diketahui, harga karet alam di bursa New York mencapai USS 2,8- USS 3, apalagi ditambah dengan nilai tukar rupiah yang proyeksinya akan terus melemah terhadap dolar Amerika. "Kenaikan harga karet alam, jelas sangat mempengaruhi harga jual ban, tapi sampai saat ini kami belum akan memberikan keterangan resmi mengenai kenaikan harga produk kami," ujarnya.
Sambil berusaha terus menahan harga, Bridgestone pun akan terus berusaha meningkatkan pangsa pasar mereka di tanah air, yang tahun 2009 lalu, diseg-mentasi replacement market, Bridgestone menjarah jatah pasar mencapai 40,9%, sehingga masih membuat pabrikan ban Jepang ini memimpin pasar. Sementara untuk tahun ini, Bridgestone hanya mencanangkan target kenaikan jatah pasar mereka sebesar 13% , tidak jauh berbeda dengan target Bridgestone di beberapa negara lain secara global.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak