Pasien lebih menyukai pelayanan cepat dibandingkan menerima fasilitas
serba mewah. Rumah sakit yang mampu melayani secepat mungkin dengan
berbagai fasilitas pembayaran lebih berkenan di hati masyarakat.
Hal ini diungkapkan Direktur Rumah Sakit An-Nisa, Bandung, Ediansyah, berdasarkan hasil survei pada pasien rumah sakit.
"Sebanyak 98 persen pasien kami merasa puas pada pelayanan diberikan. Kepuasan ini merupakan hasil dari pelayanan sedini dan setepat mungkin tanpa perlu fasilitas mewah," ujarnya pada temu media pelayanan fasilitas kesehatan di era JKN, di Jakarta.
"Sebanyak 98 persen pasien kami merasa puas pada pelayanan diberikan. Kepuasan ini merupakan hasil dari pelayanan sedini dan setepat mungkin tanpa perlu fasilitas mewah," ujarnya pada temu media pelayanan fasilitas kesehatan di era JKN, di Jakarta.
Tak hanya menjaga kepuasan pasien, ketepatan pelayanan ternyata
juga menjadi kunci keberhasilan RS An-Nisa dalam menjaga aliran dana di
era JKN. Penanganan ini tidak berubah meski sebelumnya RS An-Nisa
menerima pasien peserta Jamsostek.
Menurut Ediansyah, pasien JKN bahkan meningkat tiap bulannya.
Pasien rawat inap meningkat dari 80 hingga 120. Bahkan tak jarang
An-Nisa mengeluarkan kasur tambahan untuk menangani banyaknya pasien.
"Sebagai rumah sakit tipe C, fasilitas kami tentu banyak dikunjungi pasien dengan JKN. Dengan kenyataan ini, maka seluruh komponen rumah sakit sudah bersiap sejak Maret 2013," kata Ediansyah.
"Sebagai rumah sakit tipe C, fasilitas kami tentu banyak dikunjungi pasien dengan JKN. Dengan kenyataan ini, maka seluruh komponen rumah sakit sudah bersiap sejak Maret 2013," kata Ediansyah.
Merespons penambahan pasien JKN, rumah sakit pun menyiapkan pedoman
pengobatan. Diawali dengan merangkum kondisi pasien kemudian bertanya
pada dokter yang bertugas tindakan apa saja yang kerap dipraktekkan.
Berbagai tindakan tersebut kemudian dilihat garis besarnya. Hasilnya,
diperoleh panduan pengobatan suatu penyakit di rumah sakit.
Panduan pengobatan diambil berdasarkan tindakan atau obat yang paling efektif dan murah. Pedoman ini kemudian dijalankan pada semua pasien yang mengalami diagnosis serupa sehingga memperoleh tindakan dan pengobatan yang sama.
Panduan pengobatan diambil berdasarkan tindakan atau obat yang paling efektif dan murah. Pedoman ini kemudian dijalankan pada semua pasien yang mengalami diagnosis serupa sehingga memperoleh tindakan dan pengobatan yang sama.
Pedoman ini memungkinkan pasien menerima pengobatan yang murah
tanpa mengabaikan mutu. Dengan pedoman yang sama pasien tidak perlu
antre lama pada
satu dokter yang dinilai manjur, sehingga penanganan bisa diberikan
lebih cepat. Pedoman juga disusun bila pasien harus menerima terapi
tambahan dalam pengobatannya.
"Bila mampu mengelola, JKN tidak akan merugikan rumah sakit maupun pasien. JKN justru memungkinkan pasien memperoleh pengobatan yang baik tanpa harus mewah. Pada akhirnya kepuasan menjadi milik pasien dan rumah sakit," kata Ediansyah.
"Bila mampu mengelola, JKN tidak akan merugikan rumah sakit maupun pasien. JKN justru memungkinkan pasien memperoleh pengobatan yang baik tanpa harus mewah. Pada akhirnya kepuasan menjadi milik pasien dan rumah sakit," kata Ediansyah.
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak