Dunia penerbangan khususnya pilot kini tak hanya didominasi oleh kaum laki-laki, tetapi juga dikuasai oleh para wanita. Jika selama ini banyak orang yang mengetahui bahwa sosok wanita di dunia penerbangan kebanyakan mengambil posisi pramugari, tetapi seiring berjalannya waktu kaum hawa juga mampu yang menjadi nakhoda sebuah burung besi raksasa.
Meski saat ini dunia penerbangan sedang dirundung duka akibat tragedi
pesawat AirAsia QZ 8501 yang jatuh di Pangkalan Bun, Selat Karimata pada
Minggu (28/12) pekan lalu, tetapi Indonesia boleh berbangga hati karena
di luar dari bencana tersebut, negeri ini masih memiliki
penerbang-penerbang tangguh yang wajib Anda ketahui.
Tak hanya cerdas dan piawai dalam mengendarai pesawat terbang, beberapa pilot-pilot wanita Indonesia ini juga dikarunia paras yang cantik dan penampilan yang tak kalah menawan dengan para pramugari.
Mau tahu siapa saja para 4 pilot cantik kebanggaan Indonesia?
Ini dia :
Ini dia :
Bisa dibilang, Sarah Widyanti Kusuma merupakan pilot wanita termuda di maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Bayangkan saja! Ia sudah mengangkasa memimpin pesawat terbang sejak usia 21 tahun.
Jika Anda merasa tidak asing dengan wajahnya, dara kelahiran 3 Maret 1988 ini, pernah mencuat namanya lantaran mengikuti kontes Indonesian Idol. Meski harus menerima realita kandas di tengah jalan, sepertinya jalan hidup Sarah bukan di dunia hiburan melainkan penerbangan.
Gadis bertubuh mungil yang masa remajanya terobsesi menjadi seorang penyanyi ini memang termasuk sosok yang tangguh dan berani. Ia biasa menerbangkan pesawat jenis boeing. Jam terbangnya pun tercatat mencengangkan untuk ukuran pilot perempuan seusianya, sudah mendekati 2500 jam terbang di angkasa.
Mantan Sales Promotion Girls (SPG) yang memiliki sifat tomboy menjadi satu-satunya siswa perempuan di Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan Curug (STPI). Di sekolah itu, Sarah bisa jadi ayam jago, sebutan untuk anak laki-laki siswa STPI.
Gadis yang mengaku masih single ini sudah menamatkan pendidikan pindah pesawat dari tipe pesawat kecil, Boeing, ke tipe yang lebih mutakhir, yaitu Airbus. Setelah merampungkan tahapan pendidikan, Sarah semakin menjadi perempun tangguh menerbangkan Airbus ke rute menuju Jepang, Korea, Australia, China, Belanda, Uni Emirat Arab, dan Jeddah.
Pilot Perempuan kelahiran Jayapura 4 November 1985 ini merupakan satu dari dua pilot maskapai penerbangan Batavia Air. Perempuan yang biasa disapa Iin ini merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia angkatan 58 pada tahun 2004 yang disebar Departemen Perhubungan hingga tempat tinggalnya di Timika, Papua.
Sebelumnya pada tahun 2003, Iin sudah mengantongi izin menerbangkan Batavia Air Boeing 737 jenis 300-400 yang mampu mengudara di atas ketinggian 37.000 kaki.
Sama halnya dengan Sarah, Iin juga sempat mengikuti sebuah kontes di luar dari dunia penerbangan, tetapi lain halnya dengan Sarah, Iin mengikuti sebuah kontes kecantikan yang dikenal dengan 3 syarat utamanya, Beauty, Brain, Behavior, yaitu Puteri Indonesia tahun 2010.
IIn berdomisilinya di Tangerang. Meskipun demikian ia menyebut dirinya orang Papua, karena lahir di Jayapura. Menjadi pilot adalah juga merupakan cita-cita almarhum ayahnya.
Anak tunggal keturunan Keraton Kanoman Cirebon dari garis ayahnya ini ingin mewujudkan cita-cita almarhum sang ayah dan ingin membuktikan bahwa perempuan bisa menonjolkan sisi feminin dan maskulin sekaligus.
Allendia Traviana merupakan rekan sejawat dari Iin. Ia juga tercatat sebagai pilot wanita yang mengabdi pada pesawat terbang Batavia Air.
Sebelum benar-benar menjadi pilot pesawat terbang, dara kelahiran Kupang, 10 November 1989 ini sempat terganjal oleh restu sang ayah. Ayahnya hanya merestui ia masuk ke jurusan Air Traffic Controller, bertolak belakang dengan keinginannya menjadi penerbang.
Namun, berkat keuletan dan kegigihannya, Allend mendapat beasiswa sekolah penerbangan Batavia Air pada Oktober 2007. Masuknya Allend sebagai pilot Batavia Air, menjadikannya pilot termuda di Batavia Air.
Sebenarnya untuk menjadi pilot bukan pilihan utamanya. Awalnya, Allend bercita-cita menjadi dokter gigi, oleh karena itu sempat diterima di Fakultas Psikologi Universitas Negeri Solo pada 2007. Tapi karena terpentok biaya, ia akhirnya memilih ke sekolah penerbang Aero Flyer Institute milik Batavia Air. Dia mengikuti ikatan dinas dengan Batavia selama 16,5 tahun sejak masa pendidikan selama dua tahun.
Anak bungsu dari M. Budi Kuntjo dan Mieke Radiana ini kini dipercaya menerbangkan Boeing tipe 737-300, 400, dan 500 untuk rute domestik.
Lain halnya dengan 3 pilot cantik sebelumnya, Fariana Dewi Djakaria merupakan penerbang helikopter wanita pertama. Perempuan kelahiran Pariaman Provinsi Sumatera Barat ini menjadi pilot helikopter wanita pertama di TNI AU.
Sejak berdiri pada 12 Agustus 1963, Wanita angkatan udara (WARA) tidak lagi sekadar bertugas di belakang meja sebagai staf administrasi, guru bahasa, dokter atau bidang hukum. Para srikandi udara itu kini telah banyak yang berkiprah sebagai teknisi, pengawas lalu lintas udara dan penerbang. Untuk penerbang, para srikandi udara itu mayoritas dipercaya memegang kemudi pesawat angkut ringan seperti CN-235 dan Cassa 212, inipula yang termasuk dikemudikan oleh Fariana.
Perempuan berambut bondol ini mengaku bahwa menjadi penerbang merupakan impiannya sejak kecil, sedangkan mimpinya yang lain adalah ingin menjadi bagian dari Skadron 7 Pangkalan Udara (Landu) TNI AU Suryadharma, Subang dan bercita-cita menjadi instruktur penerbang wanita pertama. Saat ini, Lettu Penerbang Fariana tergabung dalam Tim Dynamic Pegasus
Admin tidak bertanggung jawab atas semua isi komentar ,Mohon dipahami semua isi komentar dengan bijak